Gadgetren – Realme belakangan ini semakin gencar memasuki pasar Indonesia, terutama pada segmen harga terjangkau dengan spesifikasi yang tetap mumpuni.
Salah satu produk terbaru mereka di tahun 2019 ini merupakan realme C2 yang dibandrol seharga Rp1.499.000 untuk varian RAM 2GB dan Rp1.699.000 untuk varian RAM 3GB pada waktu peluncurannya. Harga tersebut terbilang sangat kompetitif jika melihat spesifikasi yang ditawarkannya.
Realme C2 ini diperkirakan akan bertanding langsung melawan Redmi 7 yang percaya atau tidak punya harga sedikit lebih mahal. Rasanya realme tengah berupaya untuk merebut pasar smartphone berspesifikasi tinggi, namun punya harga yang jauh lebih terjangkau yang sering kali dirajai oleh Xiaomi.
Pertanyaannya, apakah realme C2 memang mampu menggantikan perangkat buatan Xiaomi tersebut?
Selama beberapa hari mencoba realme C2 ini, ada satu hal yang langsung terasa sekali perbedaan antara realme C2 dengan smartphone lain ketika pertama kali saya pegang. Dibandingkan smartphone lain di kelasnya, tampilan bagian belakangnya terbilang unik. Desain Diamond Cut yang pernah menghiasi realme 2 kini hadir kembali mempercantik realme C2.
Jika sebelumnya tekstur yang dihadirkan menyerupai kaca, realme C2 tetap mempertahankan tampilan plastik dengan tambahan garis arsir kecil yang melintang dengan arah berbeda-beda memenuhi setiap bagian dari desain Diamond Cut tersebut. Hal ini membuat smartphone lebih nyaman digenggam dan permukaan tidak mudah kotor akibat sentuhan jari.
Jujur saja, desain belakang dari realme C2 ini merupakan salah satu terbaik yang pernah saya coba untuk smartphone di kelas harga ini. Tidak monoton dan punya cita rasa tersendiri yang langsung bisa dikenali saat melihatnya. Pastinya ini akan memberikan daya tarik tersendiri dibandingkan smartphone lainnya.
Selain itu logo realme yang ditempatkan secara vertikal di pojok kiri bawah serta kamera utama yang diberikan sentuhan lingkaran berwarna kuning membuatnya terlihat lebih berkelas. Sekali lagi saya katakan, saya sangat menyukai desain belakang dari realme C2.
Beralih ke bagian depan, sayangnya tidak ada hal yang membuat saya terkejut kali ini. Layarnya hadir dalam bentang 6,1 inci dengan notch Dewdrop di bagian atasnya yang mirip tetesan air. Desain ini memungkinkan realme C2 punya rasio screen-to-body mencapai 89,35% dengan bezel pinggiran layar yang tipis walaupun dagunya masih cukup tebal.
Layar tersebut memiliki resolusi HD+ 1560 x 720 piksel yang sudah dilapisi pelindung Corning Gorilla Glass. Gambar yang ditampilkan di layar terlihat sangat detil walaupun warna yang dihasilkan kurang sesuai selera saya karena sedikit terlalu cerah.
Untungnya, layar dari realme C2 ini mempunyai tingkat keterangan maksimal yang tinggi serta dilengkapi material APCF sehingga dapat masih dilihat dengan jelas saat menggunakannya di bawah sinar matahari. Dengan begitu, saya tidak perlu memayungi layar dengan tangan setiap kali ingin mengecek pesan di luar ruangan.
Menemani layar tersebut, realme C2 dilengkapi speaker yang mampu menghasilkan suara dengan jernih saat tingkat volume sewajarnya, namun akan sedikit bergetar saat diset ke maksimal. Kombinasi ini memungkinkan realme C2 mampu memberikan pengalaman multimedia yang cukup baik.
Impresi awal saya terhadap realme C2 secara keseluruhan cukup positif mulai dari segi desain hingga kualitas layarnya. Namun segala hal tersebut tidak akan berarti jika spesifikasi yang tersemat di dalamnya tidak bisa mengimbangi. Lalu bagaimana dengan kinerja realme C2 ini?
Dipacu oleh chipset MediaTek Helio P22 yang punya delapan inti dan kecepatan 2.0GHz, realme C2 sudah sangat mumpuni untuk digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Ditambah dengan RAM 3GB pada varian yang saya gunakan ini memungkinkan multitasking maupun navigasi smartphone berjalan secara lancar.
Penyimpanan internalnya yang berkapasitas 32GB dirasa sudah mencukupi untuk kebutuhan masa kini. Kapasitas tersebut masih dapat diperluas lagi menggunakan microSD hingga 256GB pada slot terpisah yang tersedia di samping dua slot kartu SIM.
Saat dilakukan uji coba, realme C2 mampu meraih skor AnTuTu mencapai 77.237. Angka tersebut mengalahkan realme 2 dan Samsung Galaxy M10 yang pernah tim Gadgetren tes sebelumnya. Selain itu, smartphone ini juga meraih skor Geekbench sebesar 812 untuk single-core dan 3.194 untuk multi-core.
Kombinasi spesifikasi tersebut membuat realme C2 sudah cukup mumpuni untuk memenuhi kebutuhan pengguna smartphone pada umumnya mulai dari berselancar internet, media sosial, hiburan, maupun sekedar chatting ria menggunakan aplikasi pesan instan.
Tentu saja jika membahas soal performa tidak lengkap jika tidak menguji kemampuannya dalam bermain game. Seperti biasa, saya mencoba bermain beberapa judul game yang kini tengah populer di Indonesia.
Pada game genre MOBA seperti Mobile Legends dan Arena of Valor, saya masih bisa menikmati permainan dengan cukup baik. Kualitas grafisnya pun saya aktifkan setinggi mungkin, termasuk fitur High Frame Rate. Hasilnya cukup mengejutkan karena awalnya saya tidak mengira kalau realme C2 mampu menjalankan High Frame Rate.
Selanjutnya saya coba bermain PUBG Mobile dan Free Fire yang lebih mengandalkan grafis 3D lebih berat. Kali ini, saya hanya bisa menjalankan PUBG Mobile pada pengaturan grafis Balanced dan Frame Rate Medium sedangkan pada Free Fire bisa menggunakan grafis Ultra dan High FPS.
Dalam pengaturan grafis ini, kedua game masih berjalan dengan baik walaupun terkadang ada sedikit stutter. Beberapa stutter yang muncul terbilang tidak terlalu mengganggu jalannya permainan karena saya masih bisa menyelesaikan pertandingan hingga akhir tanpa muncul rasa kesal karena lag. Agar game berjalan lebih lancar, kualitas grafis untuk kedua game ini harus diturunkan sedikit.
Terakhir saya mencoba bermain Final Fantasy XV Pocket Edition yang terkenal berat. Menggunakan pengaturan grafis setinggi mungkin, game masih bisa berjalan dengan cukup lancar. Memang tidak semulus semartphone flagship, namun sudah terbilang cukup nyaman.
Melihat dari hasil tersebut, saya bisa menarik kesimpulan kalau realme C2 masih cocok bagi pengguna yang ingin bermain game. Belum lagi adanya fitur Game Space yang digadang bisa lebih mengoptimalkan lagi kinerja realme C2 saat bermain game.
Hadirnya ColorOS 6 berbasis Android 9 Pie di realme C2 tidak hanya sekedar memberikan performa lebih baik saja melalui fitur yang disediakan seperti Game Space melainkan juga mampu menghadirkan konsumsi daya yang lebih irit.
Berdasarkan hasil uji coba PCMark for Android yang mensimulasikan aktivitas smartphone pada umumnya, realme C2 mampu tetap menyala selama 11 jam 36 menit. Angka tersebut sedikit mengalahkan realme 3 dan Samsung Galaxy M10, yang sama-sama berada dikisaran 11 jam saja.
Tingginya daya tahan baterai tersebut juga berkat adanya teknologi MediaTek CorePilot yang memungkinkan prosesor dengan pabrikasi 12nm di dalam realme C2 menjadi lebih efisien dengan menyeimbangkan beban kerja yang ada.
Pada titik ini, saya sudah bisa melihat kalau realme sepertinya memang tidak main-main dalam menawarkan smartphone dengan harga terjangkau. Namun masih ada satu hal lagi yang harus saya lihat, yakni soal kamera.
Realme C2 dilengkapi dua kamera belakang dengan konfigurasi 13MP dan 2MP yang telah didukung oleh teknologi AI (Artificial Intelligence) agar mampu mengambil foto bokeh atau latar buram secara lebih natural. Selain kemampuan bokeh, kamera belakangnya juga memiliki mode Chroma Boost yang dapat mengoptimalkan dan meningkatkan dynamic range dari setiap foto.
Untuk kebutuhan selfie atau video call, realme C2 ini menawarkan kamera depan 5MP yang didukung AI Beauty Selfies. Dengan begitu penggunanya dapat mengambil foto selfie dengan hasil yang lebih berkualitas.
Dengan segala kelengkapan tersebut, realme C2 bisa saya katakan memang mampu menghasilkan foto yang tajam. Saya dapat melihat detil dan tektur permukaan secara jelas dari setiap foto. Efek bokeh maupun Chroma Boost yang dihadirkan pun terbilang memadai walaupun kurang pas untuk selera saya.
Untuk melihat sendiri seperti apa kualitas foto yang diambil dari kamera realme C2, berikut ini beberapa contohnya. (Klik untuk perbesar)
Setelah melihat secara menyeluruh akan kemampuan realme C2 ini, saya cukup mengerti kenapa nama realme mulai semakin dikenal di Indonesia. Walaupun harganya terbilang lebih murah dibandingkan kompetitor, tetapi apa yang ditawarkan oleh realme C2 ini tidak murahan.
Memang masih ada beberapa hal yang bisa ditingkatkan lagi seperti sistem operasi yang cukup banyak aplikasi bloatware yang langsung terinstall maupun absennya sensor sidik jari. Namun itu beberapa hal yang bisa saya maklumi.
Performa mumpuni, desain menawan, dan daya tahan baterai lama, menjadi daya tarik utama smartphone besutan realme satu ini. Pastinya, realme C2 bisa menjadi alternatif yang sangat menarik bagi yang tengah mencari smartphone di rentang harga ini.
Tinggalkan Komentar