Xiaomi Mi TV 4A 43
- Layar - 8/108/10
- Performa - 7/107/10
- Fitur - 9/109/10
- Desain - 8/108/10
Kesimpulan
TV pintar dari Xiaomi ini cukup membuat terkesima melihat harganya yang murah dan apa yang ditawarkan. Mi TV 4A 43 menyajikan kualitas tampilan layar yang ok dan luas dengan sistem operasi Android TV.
Yang Disukai
- Layar besar
- Kualitas tampilan ok
- Harga murah
- Menggunakan sistem operasi Android TV
Yang Tidak Disukai
- Koneksi Wi-Fi dan Chromecast tidak stabil
- Kualitas audio agak kurang
Gadgetren – Setelah rajin menggebrak dunia perponselan di Indonesia, kini Xiaomi juga turut menggebrak dunia pertelevisian. Xiaomi belum lama ini merilis TV pintar mereka di Indonesia dengan gaya khas Xiaomi yaitu dijual dengan harga yang murah.
Saya berkesempatan untuk menguji coba salah satu TV pintar dari Xiaomi yang dirilis di Indonesia yaitu Mi TV 4A 43. Menariknya, TV ini ditenagai dengan sistem operasi Android TV berbasis Android Oreo 8.1 sehingga dapat mengakses berbagai konten digital yang ada dengan mudah.
Mi TV 4A 43 sudah mendukung resolusi layar 1920 x 1080 piksel yang cukup pas untuk sebuah TV berukuran 43″. Selain itu untuk menunjang sistem operasinya, digunakan prosesor Amlogic Cortex A53, prosesor grafis Mali-450, RAM 1GB, dan kapasitas penyimpanan internal 8GB.
Selain dilengkapi dengan port standar TV seperti port audio video dan antena, Mi TV 4A 43 juga dilengkapi dengan port lain yang cukup melimpah yaitu 1 port S/PDIF, 3 port USB 2.0, 3 port HDMI (salah satunya mendukung teknologi ARC), 1 port Ethernet, dan 1 port earphone.
Harga ritel Mi TV 4A 43 ketika dirilis adalah Rp3.999.000. Sepantauan saya, harga ini jauh lebih murah dibandingkan dengan merek lain di ukuran TV yang sama dan menggunakan sistem operasi Android TV.
Di dalam boks TV, disediakan remot TV Bluetooth yang diisi dengan baterai AAA standar dan dudukan TV beserta mur yang diperlukan untuk pemasangan. Dengan adanya teknologi bluetooth pada remot TV, otomatis tidak perlu repot-repot mengarahkan remot TV ke sensor inframerah seperti pada umumnya.
Jika memiliki ponsel yang tersedia Infrared Blaster seperti kebanyakan ponsel keluaran Xiaomi, ponsel tersebut juga dapat digunakan sebagai layaknya remot TV ini. Ponsel yang tidak ada Infrared Blaster pun tetap dapat terkoneksi dengan TV ini melalui jaringan Wi-Fi berkat digunakannya sistem operasi Android TV.
Mi TV 4A 43 tampil menarik dengan bezel yang tidak terlalu lebar dan bagian belakang yang melengkung sehingga menampilkan kesan langsing. Namun, dudukan TV yang disediakan agak kurang menarik bagi saya dari sisi tampilannya dan rasa kualitas bahannya juga agak kurang.
Jika ingin memasang TV ini di dinding, perlu untuk membeli bracket terpisah. Dukungan bracket di TV ini sudah mengikuti standar VESA sehinga seharusnya kompatibel dengan bracket VESA yang dijual umum. Xiaomi sendiri juga menjual bracket yang sesuai untuk TV ini di situs web mereka.
Proses penyetelan awal TV tidak rumit namun akan lebih cepat prosesnya jika memiliki ponsel atau tablet Android dengan akun Google yang ingin digunakan di TV-nya nanti.
Setelah proses penyetelan selesai, saya dibawa ke halaman utama Android TV. Rekomendasi aplikasi dan konten TV disajikan di layar TV. Jika ingin mencoba antarmuka Android TV alternatif, Xiaomi juga menyajikan antarmuka buatan mereka sendiri yaitu PatchWall.
Fungsi PatchWall mirip dengan Android TV, sama sama untuk mengeksplorasi konten di dalam Mi TV 4A 43 namun dengan model navigasi yang berbeda. Saya pribadi lebih suka tampilan Android TV biasa dibanding PatchWall karena desainnya lebih menarik.
Kualitas tampilan layar Mi TV 4A 43 sudah ok walaupun tingkat kecerahan layarnya agak kurang. Ketika saya coba sandingkan TV ini dengan TV merek lain yang lebih senior seperti Sony, hasil tampilan layar Mi TV 4A 43 tidak kalah bagus.
Suara yang dihasilkan oleh TV ini cukup kencang bahkan ketika volume TV disetel rendah. Namun begitu, kualitas suara yang dihasilkan agak kurang. Jika ingin suara yang lebih menggelegar dan berkualitas, lebih baik memasang perangkat audio tambahan seperti soundbar.
Proses navigasi di TV ini lancar dengan hanya menggunakan navigasi standar yang ada di remot TV. Untuk input teks, bisa dilakukan dengan fitur pengenalan suara dari Google. Di remot Mi TV 4A 43, terdapat mikorofon di bagian ujung remotnya untuk mendengarkan masukan suara.
Selama saya gunakan, fitur pengenalan suara di Android TV dapat dengan baik mengenali kata-kata yang saya ucapkan baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia sesuai dengan setelan bahasa yang ada. Fitur ini sangat bermanfaat karena pengoperasian TV menjadi jauh lebih mudah.
Koneksi Wi-Fi di Mi TV 4A 43 nampaknya agak labil yang berakibat ke beberapa fungsi pada TV ini kadang kali bermasalah seperti ketika membuka aplikasi atau menggunakan Chromecast. Padahal, tidak ada masalah pada jaringan Wi-Fi yang digunakan dan router yang digunakan pun cukup berkualitas.
Untuk fitur Chromecast, seringkali saya mendapat masalah seperti mendadak koneksi terputus, tampilan tiba-tiba nge-hang, nge-lag, atau kualitas tampilan sangat buruk. Padahal sebelumnya saya sering menggunakan dongle Chromecast dan jarang menemukan masalah.
Masalah Chromecast ini saya lihat juga dialami oleh pengguna lain di komunitas Mi namun belum ada solusinya. Masalah ini agak fatal karena Chromecast adalah salah satu fitur penting di Android TV.
Ketika saya gunakan untuk menikmati konten film, Mi TV 4A 43 memuaskan karena layarnya yang besar dan dapat menikmati berbagai konten digital melalui internet dengan mudah.
Beberapa aplikasi streaming seperti Catchplay, iflix, dan Hooq tersedia untuk digunakan. Selama internetnya stabil dan cepat, menonton film melalui streaming di TV ini tidak ada masalah yang saya temukan.
Selain untuk menonton film, Mi TV 4A 43 juga dapat digunakan untuk bermain game Android. Namun beberapa game memerlukan gamepad tambahan melalui koneksi Bluetooth atau kabel USB. Saya coba colokkan kontroler Xbox ke TV ini melalui port USB ternyata kompatibel dan dapat digunakan untuk menavigasikan TV juga.
Beberapa game telah saya coba mainkan seperti Minion Rush, Ashpalt 8, dan Dead Trigger 2. Kesemuanya cukup lancar ketika dimainkan namun tentu jangan disamakan performa dan kualitas tampilan grafisnya dengan ponsel Android kelas menengah saat ini karena spesifikasi Mi TV 4A 43 lebih ditujukan untuk menikmati konten video.
Tidak semua game yang tersedia di Android dapat dimainkan di Mi TV 4A 43 seperti game populer Mobile Legends dan PUBG Mobile. Kemungkinan besar ini karena masalah kompatibilitas karena bermain game di TV berbeda pengoperasian dan tata letak layarnya dibandingkan bermain game di ponsel.
Jika ingin bermain menggunakan konsol game seperti PlayStation 4 di TV ini, dapat dengan mudah dilakukan melalui koneksi HDMI. Selama pengetesan dengan PlayStation 4, tidak ada msalah yang saya temukan.
Selama saya menggunakan Mi TV 4A 43 ini, saya cukup puas walaupun ada beberapa masalah yang agak mengganggu terutama soal stabilitas Chromecast dan Wi-Fi. Namun melihat harganya yang agak miring ini untuk sebuah Android TV, masih bisa saya tolerir.
Untuk saat ini, Mi TV 4A 43 lebih cocok digunakan untuk menikmati konten video baik secara streaming maupun lokal menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada di TV.
Tinggalkan Komentar