
Samsung Galaxy Tab A11
- Rating
Kesimpulan
Samsung Galaxy Tab A11 ini nyaman digunakan untuk aktivitas sehari-hari karena mempunyai daya tahan baterai lama, layar 90Hz yang nyaman di mata, dan desain yang nyaman digenggam.
Yang Disukai
- Daya tahan baterai lama
- Layar 90Hz
- Desain menawan
- Bodi yang ramping
- Tampilan One UI 8 yang simple
Yang Tidak Disukai
- Penyimpanan internal kecil
- Tidak ada sensor fingerprint
Gadgetren – Samsung Electronics Indonesia kembali memperbarui lini tablet entry-level melalui Samsung Galaxy Tab A11 di Tanah Air.
Dibanderol dengan harga mulai dari Rp1.999.000, tablet ini ditujukan untuk hiburan dan produktivitas sehari-hari penggunanya. Dapur pacunya telah dipercayakan pada chipset MediaTek Helio G99 (6nm) Octa-Core.
Meskipun tablet ini terasa ramping dengan layar 8,7 inci dan ketebalan 8mm, namun tertanam baterainya mempunyai kapasitas 5.100mAh. Sementara perangkat ini hadir di Indonesia dengan dua versi yang terdiri dari WiFi dan 4G-LTE.

Kebetulan tablet yang diuji coba oleh tim Gadgetren ini merupakan versi WiFi sehingga hanya terdapat slot kartu microSD tanpa hadirnya slot kartu SIM. Dengan begitu untuk akses internetnya mengandalkan koneksi yang terhubung dengan jaringan WiFi.
Secara kasat mata, tablet ini mempunyai desain yang menawan dengan mengusung bahasa desain yang sederhana, dimana bagian belakangnya didominasi oleh warna Gray metalik yang membuatnya terlihat kokoh. Terdapat satu lingkaran besar di bagian belakang yang di dalamnya terdapat kamera.
Pada saat di posisi vertikal, terdapat tombol Volume dan Power di bagian kanannya. Sementara SIM Tray berisikan slot kartu microSD diletakkan pada bagian kirinya. Beralih ke bagian atasnya terdapat satu lubang speaker.

Sementara pada bagian bawahnya terdapat port jack audio 3,5mm, port USB Type-C, mikrofon, dan satu lagi lubang speaker. Dengan begitu tablet ini mempunyai total dua speaker yang mampu menghadirkan suara stereo dengan kualitas yang baik. Produk yang satu ini sudah mengantongi sertifikasi IP52 yang membuktikannya telah tahan terhadap debu dan cipratan air.
Pada bagian depannya terdapat layar 8,7 inci dengan resolusi HD+ (1340 x 800 piksel) dan teknologi TFT LCD yang dapat menghadirkan konten yang nyaman di mata saya. Terdapat refresh rate 90Hz yang membuat layar dapat memperlihat gerakan transisi antar menu dengan halus.
Menurut pengalaman saya, layarnya dapat merespon sentuhan jari dengan baik sehingga memudahkan saya untuk melakukan navigasi, memilih menu, maupun menjalankan berbagai aplikasi dengan lancar.

Meskipun awalnya tablet ini menggunakan One UI 7 berbasiskan Android 15, namun perangkat ini langsung mendapatkan update One UI 8 berbasiskan Android 16 beberapa saat setelah saya pertama kali menggunakannya.
Bisa dibilang One UI 8 ini mempunyai tampilan antarmuka simpel dengan ikon dan teks yang proporsional sehingga membuat saya nyaman ketika melakukan navigasi di tablet ini. Gerakan perpindahan antar halaman dan menunya pun terasa mulus.
Pada saat kondisi sekitar sedang redup atau malam hari, biasanya saya mengaktifkan Dark Mode agar nyaman ketika menikmati konten karena membuat latar belakang sistem maupun beberapa aplikasi menjadi gelap atau berwarna hitam.

Untuk meningkatkan kinerja multitasking, saya juga mengaktifkan fitur Split Screen dan Pop-Up View agar dapat menampilkan beberapa aplikasi sekaligus dalam satu layar. Biasanya Split Screen ini dapat menampilkan dua aplikasi sekaligus dengan membagi satu aplikasi di setengah layar atas dan satu aplikasi di setengah layar bawah.
Sementara dengan mengaktifkan Pop-Up View, saya dapat menampilkan aplikasi lainnya secara melayang. Dengan kombinasi Split Screen dan Pop-Up View ini, membuat saya dapat melakukan multitasking dengan membuka beberapa aplikasi sekaligus dalam satu layar.
Tablet ini juga sudah menghadirkan fitur yang dapat membantu pembelajaran, seperti Solve Math yang memungkinkan saya bisa mendapatkan jawaban secara otomatis dari operasi Matematika yang ditulis di aplikasi Samsung Notes.
Menariknya pihak Samsung berani menjanjikan pembaruan software hingga 7 generasi pada tablet ini. Dengan pembaruan sistem yang panjang ini, Samsung Galaxy Tab A11 akan terus mendapatkan peningkatan fitur dan keamanan.

Samsung Galaxy Tab A11 ini hadir dengan dukungan kamera depan 5 MP dan belakang 8 MP. Bisa dibilang kamera depannya sudah dapat memenuhi kebutuhan video call dan video conference dengan baik.
Kamera belakang dan depannya cukup baik dalam menghasilkan foto di kondisi siang hari atau cahaya yang cukup. Namun hasil foto malam harinya masih memperlihatkan banyak noise walaupun sudah mengaktifkan fitur Night Mode.
Menurut saya sendiri, sebaiknya pihak Samsung sedikit meningkatkan kemampuan kameranya untuk menghasilkan foto malam hari yang lebih baik pada update firmware selanjutnya. Namun sejatinya, memang kamera bukanlah jualan utama dari tablet ini.

Dapur pacu Samsung Galaxy Tab A11 ini dipercayakan pada chipset MediaTek Helio G99 (6nm) Octa-Core yang mempunyai kombinasi Dual-Core 2,2 GHz Cortex-A76 + Hexa-Core 2 GHz Cortex-A55.
Sementara RAM 4 GB dan penyimpanan internal 64 GB telah disematkan pada perangkat yang satu ini. Terdapat juga fitur RAM Plus yang memungkinkan sistem dapat meminjam ruang kosong penyimpanan internalnya untuk menjadi RAM Virtual dengan pilihan 2 GB atau 4 GB.
Menurut saya tablet ini dapat menjalankan aplikasi dengan lancar ketika menjalankan 8 hingga 10 aplikasi sekaligus untuk aktivitas sehari-hari seperti media sosial, chat, cek email, menjalankan lagu atau video streaming sesekali, dan edit dokumen ringan.

Namun apabila dipaksa untuk membuka lebih dari 10 aplikasi, terkadang terjadi lag atau patah-patah di layar tablet ini. Berdasarkan pengalaman saya, sebaiknya utamakan aplikasi yang sedang dipakai dan menutup semua yang tidak diperlukan.
Dengan prioritas aplikasi ini dapat membuat nyaman ketika beraktivitas menggunakan tablet ini. Sayangnya tablet ini hanya mempunyai penyimpanan internal 64 GB sehingga apabila menginstall beberapa aplikasi, maka akan cepat penuh.
Saya sendiri melihat bahwa total 11,8 GB digunakan oleh sistem sehingga membuat kapasitas penyimpanan internalnya menjadi lebih cepat penuh ketika ingin menyimpan file maupun aplikasi.
Pengalaman yang saya rasakan bahwa apabila ingin menginstall game seperti Genshin Impact yang memakan kapasitas besar, maka harus tidak memasang game atau aplikasi lainnya supaya sistem tidak memunculkan peringatan Out of Storage.
Dengan kapasitas penyimpanan internal yang kecil ini, tentunya harus pandai-pandai dalam memanajemen aplikasi dan file yang ingin disimpan. Mungkin menggunakan kartu microSD menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kapasitas ketika ingin menyimpan file di tablet ini.

Untuk mengetahui kinerja yang sesungguhnya dari MediaTek Helio G99, saya mengujinya dengan menggunakan AnTuTu Benchmark V10.5.2. Hasilnya tablet ini mendapatkan skor mencapai 397.287 poin.
Tablet ini mendapatkan skor 728 poin untuk Single-Core dan 1.986 poin untuk Multi-Core pada pengujian dengan Geekbench 6.5.0. Sedangkan untuk pengujian kestabilan performa di bawah kerja berat, tablet ini mendapatkan skor tertinggi 376 poin dan skor terendah 371 poin dengan tingkat kestabil 98,7% pada 3DMark Wild Extreme Stress Test.
Samsung Galaxy Tab S11 memiliki kinerja yang baik pada game di kategori ringan hingga menengah, Namun tentunya batasan pengaturannya perlu diperhatikan agar dapat dimainkan dengan lancar.

Saya merasa bahwa tablet ini dapat menjalankan beberapa game dengan lancar ketika Mobile Legends menggunakan pengaturan kualitas peta Ultra, frame rate High, resolusi HD, dan kualitas efek High.
Sedangkan game Honor Of Kings juga masih dapat berjalan lancar di tablet ketika menggunakan setelah FPS High, resolusi Ultra, dan mode grafis Ultra. Namun apabila ingin memainkan dengan lebih lancar lagi, sebaiknya dapat menurunkan grafis serta frame rate ke posisi medium atau standard di game Mobile Legends maupun Honor Of Kings.
Meskipun Genshin Impact dapat diatur ke frame rate 60 fps dan grafis Medium atau Highest, namun tablet langsung terasa panas dan mengalami lag. Untuk itulah, sebaiknya memainkan game ini di grafis Lowest dan frame rate 30 fps agar game berjalan lebih mulus.

Sumber energi kehidupan Galaxy Tab A11 dipercayakan baterai 5.100mAh. Untuk mengetahui ketahan daya baterainya secara nyata, saya pun mengujinya perangkat ini dengan memutar video YouTube beresolusi Full HD (1080p) secara nonstop dengan tingkat kecerahan 50%, persentase dimulai dari 100%, dan Auto refresh rate.
Setelah video YouTube diputar dari kondisi baterai 100% ke 5%, Samsung Galaxy Tab A11 dapat bertahan selama 16 jam 59 menit. Sementara untuk penggunaan dalam rutinitas harian,tablet ini mendapatkan Screen on Time sekitar 8 jam 4 menit dari kondisi 100% ke 1%.

Berdasarkan data yang dihadirkan di atas, terlihat bahwa Samsung Galaxy Tab A11 mampu bertahan lama untuk pemakaian pada aktivitas sehari-hari berkat dukungan baterai berkapasitas 5.1000mAh.

Kesimpulan
Setelah menggunakannya lebih dari seminggu, Samsung Galaxy Tab A11 ini dapat menunjang aktivitas sehari-hari dengan nyaman. Keunggulan yang paling terasa pada tablet ini terdapat pada layarnya dengan refresh rate 90Hz dan pada daya tahan baterai yang lama.
Sementara Galaxy Tab A11 ini sudah mendapatkan upgrade ke One UI 8 berbasiskan Android 16 dengan tampilan antarmuka yang simple dan minim bloatware sehingga membuat navigasi terasa mulus.
Tablet ini pun mempunyai bodi ramping dengan desain yang menawan khas Samsung.Namun perlu dicatat bahwa perangkat ini tidak dilengkapi dengan sensor fingerprint sehingga membuat pembukaan Lock Screen menjadi tidak praktis.
Hadir dengan dua versi, Samsung Galaxy Tab A11 dijual dengan harga Rp1.999.000 untuk versi Wi-Fi dan Rp2.499.000 untuk versi LTE. Dengan harga yang ditawarkan, tablet ini masih menjadi pilihan yang menarik di kelasnya.

















Tinggalkan Komentar