ASUS Zenbook S 14 OLED UX5406
Review Laptop / PC

Review ASUS Vivobook S 15 OLED S5507 – Laptop Idaman Digital Nomad

ASUS Vivobook S 15 OLED S5507

Review ASUS Vivobook S 15 OLED S5507
  • Rating
4

Kesimpulan

ASUS Vivobook S 15 OLED S5507 adalah laptop yang fantastis meskipun desainnya mungkin terasa terlalu minimalis. Daya tahan baterainya sangat mengesankan, portnya lengkap, layarnya tajam dengan resolusi tinggi, dan performanya tangguh untuk berbagai aktivitas kecuali gaming.

Yang Disukai

  • Baterai sangat tahan lama
  • Layar tajam dan cerah
  • Port lengkap
  • Performa yang mumpuni

Yang Tidak Disukai

  • Tidak cocok untuk gaming
  • Ekosistem aplikasi masih belum 100% siap

Gadgetren – Era laptop bertenaga ARM semakin mendekat, terlihat dari langkah brand-brand besar seperti ASUS yang mulai merilis perangkat dengan teknologi ini. Salah satu contohnya adalah Vivobook S 15 OLED S5507.

Yang membuat laptop ini istimewa adalah penggunaan prosesor Qualcomm, bukan Intel atau AMD seperti laptop pada umumnya.

Qualcomm sendiri dikenal luas sebagai produsen chipset untuk handphone dan tablet, namun bagaimana performanya saat digunakan di laptop? Simak review berikut untuk mengetahui jawabannya.

Desain

ASUS Vivobook S 15 OLED S5507

Tidak seperti lini Zenbook yang dikenal dengan desain premium yang unik, Vivobook S 15 OLED hadir dengan tampilan yang sangat sederhana. ASUS sendiri memang sengaja mendesain laptop ini dengan gaya minimalis.

Laptop ini terlihat seperti bongkahan aluminium dengan sedikit sekali dekorasi. Bahkan, di bagian penutupnya hanya terdapat tulisan kecil “ASUS Vivobook.” Beberapa orang mungkin menyukai desain seperti ini, namun bagi saya pribadi tampilannya terlalu minimalis.

Meski begitu warna Cool Silver pada laptop ini memberikan kesan metalik yang kuat dan yang lebih baik lagi warna ini membuat laptop terlihat bersih karena tidak mudah meninggalkan jejak sidik jari.

Build quality laptop ini terasa sangat solid, dengan hampir seluruh bodi terbuat dari material metal, kecuali bagian bezel layar yang menggunakan plastik. Saat ditekan bodinya pun tetap kokoh tanpa ada kelenturan yang terasa.

Walau berukuran cukup besar, laptop ini tetap ramping dengan ketebalan hanya 14,7mm dan berat 1,42kg sehingga masih nyaman dibawa bepergian. Seperti laptop ASUS lainnya, perangkat ini sudah melewati uji ketahanan militer US MIL-STD 810H.

Salah satu fitur yang saya suka adalah terdapat banyak port untuk berbagai kebutuhan mulai dari 2x USB 4 Type-C, 2x USB 3.2 Gen 1 Type-A, HDMI 2.1, audio jack, hingga slot pembaca kartu MicroSD.

Laptop ini juga dilengkapi dengan keyboard lengkap beserta numpad di mana ukuran tombolnya besar dan nyaman. Pengalaman mengetik saya selama menggunakan laptop ini terasa sangat memuaskan.

Untuk memudahkan mengetik dalam kondisi gelap, keyboard ini dilengkapi cahaya latar yang menariknya mendukung warna RGB.

ASUS Vivobook S 15 OLED S5507

Namun, menyetel warna RGB pada keyboard ini agak rumit. Menu pengaturannya tersembunyi di aplikasi MyASUS tepatnya di menu “Device Settings” pada tab “Exclusives”. Entah kenapa fitur ini tidak bisa diakses melalui Dynamic Lighting bawaan Windows.

Touchpad pada laptop ini memiliki ukuran yang sangat besar dengan permukaan halus yang nyaman di jari dan klik yang responsif sehingga saya dapat menavigasi antarmuka Windows dengan mudah.

Menariknya touchpad ini juga mendukung gestur khusus. Ketika saya mengusap secara vertikal di bagian ujung sisi kiri atau kanan, saya dapat mengatur volume dan tingkat kecerahan layar dengan praktis.

Selain itu mengusap sisi atas touchpad secara horizontal memungkinkan saya memajukan atau memundurkan video sedangkan mengusap dari kanan atas dapat membuka ASUS ScreenXpert.

Layar dan Speaker

ASUS Vivobook S 15 OLED S5507

Keunggulan lain dari Vivobook S 15 OLED adalah layar besarnya yang mengusung teknologi ASUS Lumina OLED, memberikan tampilan yang benar-benar memanjakan mata.

Layar ini mendukung resolusi tinggi 2880 x 1620 piksel dengan rasio konvensional 16:9 dan refresh rate 120Hz. Bahkan saat digunakan di samping jendela, layar ini tetap terlihat jelas karena kecerahannya mampu mencapai 600 nit.

Untuk melengkapi layarnya, Vivobook S 15 OLED dilengkapi dengan speaker stereo yang merupakan hasil kolaborasi dengan Harman/Kardon. Speaker ini sudah tersertifikasi Dolby Atmos dan didukung oleh Snapdragon Sound.

Kualitas suara yang dihasilkan cukup baik untuk penggunaan sehari-hari. Namun karena speaker terletak di bagian bawah laptop, kualitas audio yang keluar juga sangat bergantung pada alas tempat laptop ini ditempatkan.

Performa

ASUS Vivobook S 15 OLED S5507

Sekarang, kita masuk ke bagian yang paling menarik dari ASUS Vivobook S 15 OLED S5507 yaitu performanya. Laptop ini hadir dengan dua pilihan prosesor, Snapdragon X Elite X1E-78-100 dan Snapdragon X Plus X1P-42-100 yang digunakan dalam review ini.

Prosesor tersebut dipadukan dengan RAM LPDDR5X 16GB dan penyimpanan internal M.2 NVMe PCIe 4.0 SSD berkapasitas 1TB. Lalu bagaimana sebenarnya performa Vivobook S 15 OLED ini? Jawabannya bergantung pada jenis tugas yang sedang dijalankan.

Sejauh ini, berbagai aplikasi yang saya gunakan berjalan dengan lancar termasuk Microsoft Office yang sudah tersedia dalam paket penjualan laptop ini. Performanya memuaskan untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun perlu diingat bahwa sebagian besar aplikasi Windows saat ini belum mendukung ARM secara native. Banyak di antaranya masih berjalan melalui emulator bawaan Windows agar bisa digunakan di laptop ini yang mungkin mempengaruhi performa.

Laptop ini baru benar-benar menunjukkan kemampuannya saat menjalankan aplikasi yang sudah dioptimalkan untuk ARM seperti Adobe Photoshop di mana kinerjanya jauh lebih maksimal.

Yang agak menyebalkan, ada beberapa aplikasi yang tidak bisa dijalankan di laptop ini seperti Google Drive yang sangat saya perlukan untuk pekerjaan sehari-hari. Untungnya ada kabar bahwa Google akan segera merilis versi aplikasi yang kompatibel dengan laptop ARM dalam waktu dekat.

Selain itu, proses menghubungkan printer juga terasa lebih rumit. Untuk printer HP yang saya gunakan ada driver khusus untuk ARM tapi proses instalasinya tetap sulit. Saya beberapa kali gagal menghubungkan printer. Tapi anehnya, setelah saya biarkan beberapa hari lalu mencobanya lagi, tiba-tiba berhasil terkoneksi.

ASUS Vivobook S 15 OLED S5507

Lucunya, laptop ini juga dilengkapi Xbox Game Pass, tapi ironisnya Microsoft sendiri belum mendukung laptop ARM untuk mengakses game melalui layanan tersebut.

Untuk bermain game, saya harus menggunakan platform lain seperti Steam atau Epic Games. Saya sempat mencoba bermain Borderlands 2 dan Shadow of the Tomb Raider yang meskipun gamenya bisa dijalankan, performanya terasa lebih lambat dari yang diharapkan.

Jika ingin memeriksa aplikasi dan game apa saja yang kompatibel dengan laptop berbasis ARM, ada satu website yang sangat membantu yaitu worksonwoa.com. Situs ini mengumpulkan berbagai aplikasi dan game yang sudah diuji pada perangkat ARM sehingga memudahkan dalam mencari informasi kompatibilitas.

Saat saya melakukan pengujian menggunakan Cinebench 2024 yang sudah mendukung ARM, laptop ini mencetak skor 106 poin untuk single-core dan 647 poin untuk multi-core. Sayangnya beberapa aplikasi benchmark lain yang biasa Gadgetren gunakan belum mendukung ARM secara native, sehingga hasil tes masih terbatas.

Baterai

ASUS Vivobook S 15 OLED S5507

Salah satu keunggulan utama dari Vivobook S 15 OLED adalah daya tahan baterainya yang luar biasa berkat efisiensi prosesor ARM dan kapasitas baterai 70Wh. Bayangkan saya bisa menggunakan laptop ini hingga hampir 10 jam nonstop untuk bekerja, meskipun dengan resolusi layar tertinggi dan refresh rate maksimal.

Tentu saja jika saya menurunkan resolusi dan refresh rate layar, daya tahan baterainya bisa lebih lama lagi. Sebagai tambahan informasi, saya juga mengatur kecerahan layar di 50% dan mematikan cahaya latar keyboard untuk penggunaan tersebut.

Dalam pengujian menggunakan aplikasi PCMark dengan setelan tersebut, baterai laptop ini mampu bertahan selama 13 jam 6 menit. Meski begitu ASUS mengklaim baterainya bisa bertahan hingga 18 jam, tentu saja dengan pengaturan yang berbeda dari yang saya gunakan.

Proses pengisian daya dilakukan melalui salah satu port USB Type-C yang mendukung fast charging. Dibutuhkan sekitar 1 jam untuk mengisi daya dari 10% hingga 83%, sementara untuk pengisian penuh membutuhkan total waktu 2 jam 7 menit.

Fitur

ASUS Vivobook S 15 OLED S5507

Vivobook S 15 OLED sudah dilengkapi dengan sistem operasi Windows 11 dan termasuk dalam jajaran CoPilot+ PC, yang merupakan standar laptop AI dari Microsoft dengan NPU minimal 40 TOPS.

Dengan spesifikasi tersebut, laptop ini dapat mengakses fitur eksklusif CoPilot+ PC seperti Cocreator di Paint di mana gambar yang kita buat bisa dikembangkan lebih lanjut dengan bantuan AI.

Selain itu ada juga fitur Live Captions yang sesuai namanya dapat membuat teks otomatis dari audio atau video yang sedang diputar di laptop. Fitur ini bahkan bisa menangkap suara dari mikrofon laptop.

Selain fitur AI bawaan Windows, Vivobook S 15 OLED juga menawarkan fitur AI khusus dari ASUS seperti StoryCube yang memudahkan manajemen foto dengan bantuan AI dan AI Noise-Cancellation untuk meningkatkan kualitas suara saat percakapan virtual.

Laptop ini hadir dengan webcam yang mampu merekam video berkualitas FHD dengan jelas. Menariknya webcam ini dilengkapi dengan penutup manual untuk menjaga privasi kamu serta mendukung Windows Hello untuk deteksi wajah yang cepat dan aman.

Kesimpulan

ASUS Vivobook S 15 OLED S5507

Secara keseluruhan, ASUS Vivobook S 15 OLED S5507 adalah laptop yang fantastis. Meskipun desainnya terasa terlalu minimalis untuk selera saya, daya tahan baterainya sangat mengesankan, portnya lengkap, layarnya tajam dengan resolusi tinggi, dan performanya tangguh untuk berbagai aktivitas kecuali gaming.

Laptop ini juga sudah dilengkapi dengan NPU yang memenuhi standar CoPilot+ PC sehingga dapat mengakses fitur AI eksklusif di Windows. NPU tersebut tentunya juga bisa memperlancar fitur AI lainnya yang berjalan di laptop ini.

Namun yang menjadi kendala saat ini bukanlah dari sisi laptop itu sendiri, melainkan ekosistem aplikasinya yang belum sepenuhnya matang. Sebelum memutuskan untuk menggunakan laptop ini, pastikan aplikasi yang biasa kamu gunakan setidaknya bisa berjalan dengan baik di laptop berbasis ARM ini.

Tentang penulis

Firman Nugraha

Editor-in-Chief Gadgetren yang sudah belasan tahun berpengalaman di dunia teknologi khususnya handphone. Awalnya ia pernah menjadi developer aplikasi Android di Nexian dan kini terjun ke dunia media.

Tinggalkan Komentar