Gadgetren – Ray tracing tampaknya akan menjadi salah satu masa depan industri game seluler. OPPO soalnya sudah mulai mengimplementasikan teknologi tersebut ke dalam aplikasi buatannya.
Aplikasi yang disebut dengan ColorOS Ray Tracing 3D Wallpaper itu bahkan sudah sempat dipamerkan pada gelaran acara Game Developers Conference (GDC) 2022 kemarin. OPPO mengklaimnya sebagai yang pertama dalam pemanfaatan teknologi tersebut di sebuah handphone.
Kemunculan aplikasi itu tentu akan menjadi awal yang cukup bagus. Meskipun bukan game, tetapi setidaknya bisa menunjukkan bahwa kombinasi perangkat keras dan lunak handphone dapat mengakomodasi kebutuhan dalam implementasi teknologi ray tracing.
Ray tracing sendiri memang bukan hal baru di dunia teknologi. Kita bahkan sudah bisa menemukan adopsinya dalam berbagai macam industri mulai dari pembuatan animasi hingga pengembangan video game (khususnya untuk komputer).
Meskipun begitu tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian dari kita mungkin masih ada yang belum mengenalnya. Oleh karena itu saya akan mencoba mengupas apa itu ray tracing secara khusus buat kamu yang penasaran.
Apa Itu Ray Tracing?
Ray tracing adalah teknik pembuatan gambar (rendering) yang memungkinkan simulasi pencahayaan dalam lingkungan digital dapat dilakukan sebagaimana sifat-sifat asli cahaya saat berinteraksi dengan obyek.
Teknik pencahayaan untuk gambar 3D memang sudah ada sejak dulu dan selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dengan pemakaian teknologi ray tracing, efek yang dihasilkan akan menjadi lebih hidup.
Pencahayaan hasil ray tracing soalnya akan bekerja secara lebih dinamis. Alih-alih hanya sekadar memberikan efek pencahayaan, teknologi tersebut juga akan menggambarkan interaksinya dengan obyek-obyek virtual.
Sama seperti kehidupan nyata, teknik ray tracing akan memperlihatkan bagaimana cahaya dapat dipantulkan, diserap, maupun dibiaskan sesuai obyek yang dikenainya. Jadi efek optik yang ditimbulkan bisa lebih dramatis.
Secara teknis, ray tracing biasanya mampu menghadirkan efek refleksi dan bayangan yang lebih natural. Teknik rendering gambar tersebut juga akan memberikan peningkatan pada transparansi dan hamburan cahaya.
Ditambah lagi, rendering pencahayaan tersebut pun memungkinkan berbagai macan efek optik lain di mana termasuk simulasi depth of field, motion blur, hingga fenomena penguraian warna (seperti chromatic aberration).
Membutuhkan Dukungan Sumber Daya Kuat
Untuk menghadirkan berbagai macam efek optik itu, ray tracing akan menggunakan algoritma khusus yang mampu melakukan pelacakan jalur cahaya kemudian menyimulasikan interaksinya dengan berbagai macam obyek.
Prosesnya cukup panjang dan cenderung lebih berat ketimbang teknik rendering gambar secara umum. Pada produksi film misalnya, implementasi efek pencahayaan dengan ray tracing bahkan bisa berlangsung selama berbulan-bulan dan membutuhkan sumber daya sangat kuat.
Beruntung di masa sekarang, GPU (Graphics Processing Unit) maupun kartu grafis sudah mempunyai dukungan hardware acceleration dan antarmuka pemrograman khusus untuk ray tracing. Aplikasi dan game yang membutuhkan proses pembuatan efek cahaya secara langsung (real-time) jadi bisa menggunakannya.
Pemakaian ray tracing untuk aplikasi seluler hingga sekarang sayangnya belum tersedia secara komersial. Hal itu karena terkendala oleh keterbatasan perangkat keras di mana handphone umumnya mempunyai sumber daya lebih rendah ketimbang komputer.
Bahkan hanya untuk mendemokan ColorOS Ray Tracing 3D Wallpaper, OPPO secara khusus memerlukan dukungan dari Find X5 Pro yang notabene adalah handphone flagship mereka. Perangkat ini soalnya sudah dilengkapi chipset kelas atas MediaTek Dimensity 9000.
Bakal Tren di Mobile Gaming?
Meskipun begitu, bukan berarti ray tracing tidak akan tren di industri mobile gaming. Pengembang peranti keras (khususnya chipset) untuk handphone semakin ke sini bahkan terlihat semakin kuat dan sangat menjanjikan.
Tidak menutup kemungkinan, ray tracing sebentar lagi akan menjadi salah satu yang bakal tren di mobile gaming. Beberapa perusahaan peranti keras apalagi secara khusus sudah mulai membawa dukungan untuk teknologi tersebut.
Samsung Exynos 2200 sebagai contohnya. Chipset premium ini disebut-sebut sudah membawa dukungan hardware accelerated ray tracing melalui arsitektur AMD RDNA 2 yang menjadi basis pengembang GPU Xclipse miliknya.
Tinggalkan Komentar