Gadgetren – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah melakukan pembatalan atas hasil keputusan lelang frekuensi 2.3 GHz untuk menggelar layanan 5G di Indonesia yang mengakibatkan gagalnya penggunaan handphone 5G.
Hal ini tentunya sangat disayangkan karena kini sudah banyak pengguna yang telah membeli maupun mulai menggunakan handphone dengan dukungan 5G secara bawaan. Menanggapi hal tersebut, tim Gadgetren kemudian mengonfirmasi ke beberapa vendor handphone besar di Indonesia terkait kabar tersebut meliputi OPPO, vivo, realme, Samsung, Xiaomi, dan Huawei.
Bila dirangkum, enam penyedia perangkat handphone 5G di Indonesia pada hakikatnya mendukung rencana pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk dapat membantu terselenggaranya jaringan 5G di tahun 2021.
Sementara masing-masing vendor kini dikabarkan masih dalam proses untuk mempelajari draf regulasi penyelenggaraan 5G bersama dengan tiga operator yang memenangkan lelang frekuensi 2.3GHz meliputi Smartfren, Telkomsel, dan Hutchison Tri Indonesia.
Aryo Meidianto A selaku PR Manager OPPO Indonesia mengatakan bahwa pihaknya tengah diminta untuk memberikan saran balik dari draf regulasi yang telah diberikan kepada OPPO. “Kami saja dipanggil untuk dengar pendapat dalam merumuskan draf frekuensi 5G. Bukan batal sebenarnya. Batal itu kan lelang frekuensinya, karena ada satu dan lain hal,” ujarnya.
Bagi Aryo, bilamana akhirnya frekuensi 2.3Ghz tidak terlaksana maka para penyedia perangkat masih memiliki peluang di frekuensi 700Mhz yang kabarnya telah diseriusi oleh pemerintah melalui pembersihan spektrum dengan cara mengubah jaringan TV analog ke digital.
“Masih ada potensi dengan DSS melalui spektrum sharing juga, bukan berarti Reno5 5G tidak bisa digunakan di sini lho ya, potensi itu masih ada semua,” tambahnya.
Menanggapi kabar tersebut, Edy Kusuma selaku Senior Brand Director vivo Indonesia mengatakan bahwa saat ini pihaknya memiliki prioritas utama untuk memastikan ketersediaan infrastruktur dan regulasi yang dapat mempermudah penyebaran jaringan 5G.
“Sampai saat ini, vivo masih menunggu inisiasi selanjutnya dari pemerintah. Sebagai produsen teknologi penyedia perangkat pintar bagi konsumen, vivo sangat terbuka untuk terlibat dalam diskusi lebih lanjut terkait kebutuhan adopsi jaringan 5G di Indonesia,” tutur Edy.
Dalam kesempatan yang sama, Palson Yi selaku Marketing Director realme Indonesia menjelaskan bahwa pihaknya memosisikan diri sebagai “5G Popularizer” yang membawa misi utama dalam skala global termasuk di Asia Tenggara dan Indonesia.
“Kami akan membantu menekan harga smartphone yang kompatibel dengan 5G secara signifikan agar lebih banyak konsumen dapat mengadopsi teknologi baru tersebut,” terang Palson.
Apabila penyelenggaraan 5G sudah tersedia secara komersil di Indonesia, secara terpisah Taufiqul Furqan selaku Product Marketing Manager Samsung Mobile Samsung Electronics Indonesia memastikan bahwa frekuensi 5G pada perangkat Galaxy S21 Series telah disesuaikan dengan ketentuan frekuensi dari pemerintah.
“Pengguna perlu melakukan update firmware sebelum perangkat Samsung Galaxy S21 Series 5G dapat digunakan untuk jaringan 5G,” ujar Taufiq.
Hal senada juga dituturkan vivo yang diwakilkan oleh Edy Kusuma bahwa kemungkinan besar akan ada software update yang dibutuhkan terlebih dahulu sebagai bagian dari penyesuaian produk. “Kami akan memastikan kelancaran dari penyesuaian tersebut bagi pengguna smartphone vivo X50 Pro,” terang Edy.
Sementara untuk OPPO, realme, Xiaomi, dan Huawei masih melihat perkembangan berikutnya. Adapun realme sendiri telah membawa realme X50 Pro 5G, sedangkan Xiaomi telah menyediakan Mi 10, seri Mi 10T, dan POCO F2 Pro untuk pasar Indonesia.
Begitu pula dengan Huawei yang juga tak kalah dalam memasok handphone 5G ke Indonesia lewat seri HUAWEI P40, HUAWEI Mate 40, dan HUAWEI Nova 7.
“Kami mendapatkan informasi maupun perkembangan terbaru dalam upaya menghadirkan teknologi 5G. Informasi tersebut akan dimanfaatkan dalam perencanaan produk smartphone yang akan dihadirkan ke pasar Indonesia. Terkait pembagian frekuensi dan implementasinya, mungkin lebih tepat bila ditanyakan ke operator telekomunikasi,” tutup Stephanie Sicilia selaku Head of Public Relations Xiaomi Indonesia.
Tinggalkan Komentar