[Ilustrasi Oleh Pixabay]
Sumpah deh, ponsel sekarang itu harganya mahal banget. Terutama ponsel yang disebut sebagai flagship alias jagoan utama-nya para produsen.
Membaca tulisan Firman di Gadgetren akhir 2018 lalu itu masih membuat dompet saya kedut-kedut. Sejak saat itu sampai sekarang pun ponsel-ponsel kelas atas yang hadir tidak juga menunjukkan tanda-tanda kebaikan hati.
Produsen gadget tentu punya banyak cara untuk berkelit, membuat pembenaran akan harga yang menguras kantong. Salah satu alasan yang sering dikemukakan adalah soal inovasi. Karena inovasi yang luar biasa, konon harga ponsel pun menjadi semakin mahal.
Sesungguhnya adalah sepenuhnya hak produsen untuk menentukan harga, dengan alasan apapun.Tidak inovasi pun produsen boleh saja pasang harga mahal kok.
Di sisi lain, adalah sepenuhnya hak konsumen untuk memilih, membanding-bandingkan dan memutuskan apakah harga ponsel yang menghunjam rekening bank itu memang layak untuk dibayarkan atau tidak.
Berangkat dari kemerdekaan konsumen itu, boleh juga kita melihat berbagai inovasi pada ponsel. Fitur dan kemampuan yang kadang jadi pembenaran harga mencekik gaji yang dihadirkan para produsen ponsel.
Kalau judul tulisan ini boleh sedikit jadi petunjuk, jelas bukan fitur sembarang fitur yang akan dibahas di sini.
Kamera Timbul
Ini adalah satu jenis fitur yang menurut saya sungguh mengesalkan. Tak mau mengambil lahan di layar, ada produsen ponsel yang menggunakan kamera timbul. Kamera depan yang hanya muncul saat akan digunakan.
Ini jelas bukan fitur yang baik. Ia patut menimbulkan kegelisahan tersendiri karena fitur ini menyiratkan adanya komponen bergerak di dalam ponsel. Tahu sendiri dong kalau komponen bergerak risikonya seperti apa?
Ya, mulai dari aus karena pemakaian berulang hingga risiko ada kotoran masuk dan menyebabkan komponen tersendat atau terhambat. Belum lagi dampaknya bahwa ponsel tersebut jadi sulit dibuat tahan air.
Pemindai Sidik Jari di Belakang
Kalau fitur ini masuk ke kategori nice try alias cukup bagus, tapi dengan syarat. Demi menghilangkan area tombol depan, pemindai sidik jari pun banyak dipindahkan ke bagian belakang ponsel.
Sekilas ini memang bagus. Pengguna akan menggenggam ponsel dan bisa dengan mudah menyentuhkan jarinya ke sensor di bagian belakang. Mantab!
Dosa fitur ini tidak sebesar kamera timbul tadi, tapi cukup mengesalkan. Kejadiannya begini, seringkali kita meletakkan ponsel di meja. Apakah itu sambil bekerja atau ngobrol. Nah, kalau sensor ini ada di belakang, maka untuk menyalakan ponsel kita harus mengangkatnya terlebih dahulu.
Manusia yang lemah dan penuh dosa ini seringkali mudah terdistraksi oleh layar yang kedap-kedip dan lampu notifikasi. Maka aksi angkat ponsel, taruh lagi, angkat lagi, taruh lagi, bisa terjadi berulang-ulang dalam satu sesi kerja, ngobrol atau bahkan kencan. Sungguh terlalu.
Saat bekerja, sesi angkat ponsel ini jadi pengganggu produktivitas. Saat sosialisasi, apalagi saat sedang asyik ngobrol dengan gebetan, sesi angkat ponsel ini bisa jadi hal yang membuat pasangan merasa: “Kamu tidak mendengarkan aku! Kita putus saja!”
Fitur Terpuji Juga Ada
Dua hal tadi cuma dua contoh dari banyak fitur bodoh yang ada di ponsel pintar. Ok, contoh yang kedua memang bukan dosa besar tapi bukan berarti tidak bodoh. Di sisi lain kita patut kasih tepuk tangan untuk produsen ponsel yang mau bersusah-payah mencari solusi atas masalah itu.
Semua kan memang berawal dari kemanjaan pengguna ponsel sendiri. Maunya layar lebar, tidak perlu ada tombol depan dan merasa terganggu dengan notch tempat kamera selfie berada. Jadi wajar kalau produsen asah otak dan peras keringat untuk mencari cara memuaskan konsumen yang bisa kapan saja beralih ke merek lain.
Oleh karena itu, mari kita berikan pujian pada beberapa fitur yang sedang dikembangkan atau sudah tersedia di pasaran dan mampu menyelesaikan masalah dengan elegan.
Pertama adalah fitur sidik jari di layar. Ya, kemampuan membaca sidik jari pada bagian layar manapun. Ini sungguh cerdas. Pengguna tidak pusing mencari ceruk sensor sidik jari ada di mana, cukup sentuh layar dan ponsel itu dengan cerdas mampu membedakan jari pemiliknya dengan jari orang lain.
Kedua adalah fitur kamera di balik layar. Meski masih dalam pengembangan, saya bisa membayangkan ini akan menghilangkan kepusingan membuat kamera depan tanpa mengorbankan luas bidang layar. Selfie pun makin oke karena wajahmu terlihat lebih lebar. Eh, maksudnya pada layar yang lebih luas.
Luar biasa ya?
Sebagai konsumen saya berharap fitur-fitur cerdas bisa lebih banyak tersedia di ponsel-ponsel cerdas. Produsen pun semoga bisa makin cerdik dalam mencari solusi bagi masalah keseharian penggunanya.
Nah, kalau soal harga, saya sih tentu saja masih berharap harganya makin murah dan fiturnya makin cerdas. Kenapa? Terserah apa kata netijen aja lah pokoknya!
suka tulisannya
“Manusia yang lemah dan penuh dosa ini seringkali mudah terdistraksi oleh layar yang kedap-kedip dan lampu notifikasi. ”
hahaha