ASUS Vivobook S 14 OLED S5406
Review Handphone

Review Samsung Galaxy Z Fold 6 – Making Ganteng, Makin Pintar

Samsung Galaxy Z Fold 6

Review Samsung Galaxy Z Fold 6
  • Rating
4.5

Kesimpulan

Meskipun Samsung Galaxy Z Fold 6 tidak membawa upgrade signifikan dibandingkan generasi sebelumnya, handphone ini tetap menjadi pilihan menarik bagi mereka yang baru ingin mencoba foldable atau bagi pemilik Galaxy Fold dari beberapa generasi sebelumnya.

Yang Disukai

  • Desain semakin memikat mata
  • Semakin ramping dan ringan
  • Fitur AI sangat bermanfaat
  • Lipatan layar semakin tidak terasa
  • Performa ngebut

Yang Tidak Disukai

  • Harga semakin mahal
  • Kamera masih sama seperti sebelumnya
  • Teknologi pengisian baterai tidak berubah

Gadgetren – Sekilas Samsung Galaxy Z Fold 6 mungkin tampak tidak menawarkan perubahan signifikan dibandingkan dua generasi sebelumnya. Kamera dan teknologi baterainya masih mirip.

Perbedaan yang mencolok sekilas hanya ada pada chipset yang digunakan. Tapi jika kita menggali lebih dalam, ada beberapa peningkatan lain yang patut diperhatikan seperti sertifikasi IP48, desain yang lebih ringan dan ramping, serta teknologi engsel yang semakin canggih.

Galaxy Z Fold 6 tetap menjadi foldable andalan dengan berbagai pembaruan kecil dan kecerdasan yang ditingkatkan berkat AI. Namun jika kamu sudah memiliki Galaxy Z Fold 5, mungkin kamu perlu mempertimbangkan dengan hati-hati sebelum melakukan upgrade. Mengingat rekam jejak Samsung, besar kemungkinan fitur AI di Galaxy Z Fold 6 akan hadir di generasi sebelumnya.

Desain

Samsung Galaxy Z Fold 6

Ada satu perubahan kecil pada desain Galaxy Z Fold 6 yang memberi dampak besar pada keseluruhan tampilannya—sudutnya kini lebih kotak. Perubahan minor ini ternyata memberikan kesan yang jauh lebih modern dan elegan dibandingkan generasi sebelumnya.

Dipadukan dengan varian warna Navy Blue yang saya gunakan dalam review ini, saya bisa dengan yakin menyebut Galaxy Z Fold 6 sebagai foldable dengan desain terbaik saat ini. Bahkan, beberapa kali saya bertemu orang yang langsung terpukau dengan tampilan Galaxy Z Fold 6 yang saya gunakan.

Meskipun sudut-sudutnya kini lebih kotak, Galaxy Z Fold 6 tetap nyaman digenggam berkat sedikit lekukan halus di setiap sudutnya. Ditambah dengan form factor foldable-nya, dimensi handphone ini saat dilipat membuatnya sangat praktis untuk dibawa ke mana saja.

Frame handphone ini terbuat dari material aluminium yang kokoh dengan finishing matte. Menurut saya untuk penggunaan jangka panjang, desain seperti ini lebih efektif menyembunyikan cacat kosmetik akibat pemakaian sehari-hari dibandingkan generasi sebelumnya yang menggunakan finishing lebih mengkilap.

Saat dalam mode dilipat, hampir tidak ada celah di antara kedua sisi handphone. Dan kini Galaxy Z Fold 6 juga sudah tersertifikasi IP48 yang membuatnya tahan terhadap objek berukuran lebih dari 1mm serta aman jika terendam air.

Layar

Samsung Galaxy Z Fold 6

Dengan sudut yang semakin lancip, layar Galaxy Z Fold 6 kini mampu menampilkan konten secara lebih penuh, memberikan pengalaman visual yang lebih imersif. Tak hanya itu, kecerahan layarnya juga meningkat mencapai hingga 2.600 nit yang membuatnya sangat terang dan jelas di berbagai kondisi cahaya.

Seperti layaknya handphone foldable, layar utama Galaxy Z Fold 6 dilindungi oleh lapisan pelindung plastik yang tidak boleh dilepas. Sementara itu cover screen-nya dilapisi dengan Corning Gorilla Glass Victus 2 yang terkenal tangguh dan tahan baret.

Lipatan layar di Galaxy Z Fold 6 kini terlihat sedikit lebih tersembunyi dibandingkan generasi sebelumnya, meskipun jika dilihat dari sudut tertentu dan disentuh, masih terasa keberadaannya. Samsung juga masih mempertahankan teknologi Under Display Camera pada layar utama yang tampaknya tidak mengalami perubahan signifikan sejak pertama kali diperkenalkan.

Layar utama yang luas, layaknya tablet mini, membuat handphone ini sangat memuaskan untuk keperluan produktivitas. Bahkan, draf review ini saya tulis hanya dengan menggunakan Google Docs di Galaxy Z Fold 6 dalam mode layar terbuka. Pengalaman mengetik draf artikel terasa jauh lebih lancar dibandingkan ketika saya menggunakan handphone standar.

Selain itu, kehadiran taskbar di bagian bawah layar membuat multitasking seperti berganti-ganti aplikasi menjadi sangat mudah. Berkat kepraktisannya, saya jadi sering menggunakan handphone ini untuk bekerja saat dalam perjalanan seperti saat duduk di kereta sambil menunggu sampai di lokasi tujuan.

Performa

Samsung Galaxy Z Fold 6 - Real Racing 3

Ditenagai oleh chipset Snapdragon 8 Gen 3 Mobile Platform for Galaxy dan RAM 12GB, Galaxy Z Fold 6 menawarkan performa yang sangat cepat untuk kebutuhan sehari-hari. Teknologi penyimpanan internalnya pun sangat cepat dengan kapasitas yang mencapai hingga 1TB, memberikan ruang yang luas untuk berbagai keperluan.

Selama saya menggunakan handphone ini baik untuk bekerja maupun bermain game, semuanya terasa sangat lancar tanpa kendala. Dalam pengujian menggunakan AnTuTu, Galaxy Z Fold 6 berhasil meraih skor tinggi sebesar 1.764.944 yang hampir setara dengan saudaranya Galaxy S24 Ultra.

Peningkatan performa ini juga didukung oleh sistem pendingin yang lebih optimal. Samsung menyebutkan bahwa handphone ini dilengkapi dengan vapor chamber yang ukurannya 1,6 kali lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya, sehingga mampu menjaga suhu tetap stabil meskipun digunakan dalam aktivitas yang intensif.

Pada pengetesan menggunakan aplikasi lain yakni Geekbench, handphone ini kembali meraih skor tinggi yakni 2.302 untuk single core dan 7.043 untuk multi core. Ketika diuji dengan metode stress test di 3DMark, performa handphone cukup stabil dengan skor maksimal 4.376 dan skor minimal 2.923 di mana kestabilan performanya 64,5%.

Saat bermain game, Galaxy Z Fold 6 mampu menjalankan Genshin Impact pada setelan grafis tertinggi dengan cukup mulus di mana FPS di kisaran 30-50an. Bahkan setelah bermain dalam waktu lama, performanya tetap stabil dan handphone tidak terlalu panas.

Untuk game lain yang lebih ringan seperti COD Mobile, Mobile Legends, atau Real Racing 3, performanya bahkan lebih lancar lagi meskipun pada setelan grafis tertinggi.

Kombinasi layar yang luas, performa yang gesit, serta speaker stereo dengan kualitas suara yang memuaskan membuat pengalaman bermain game dan menonton film di Galaxy Z Fold 6 terasa sangat menyenangkan.

Kamera

Samsung Galaxy Z Fold 6

Di balik berbagai kecanggihan yang ditawarkan oleh Galaxy Z Fold 6, sayangnya sektor kamera tidak mengalami peningkatan signifikan. Handphone ini masih dilengkapi dengan kamera utama yang terdiri dari lensa wide 50MP, lensa ultra wide 12MP, dan lensa telefoto 12MP dengan kemampuan pembesaran optik 3x.

Foto hasil jepretan dari seluruh lensa kamera utama ini terlihat baik walau belum masuk kategori sangat mengesankan untuk standar handphone jaman sekarang. Apalagi mengingat harganya yang mencapai lebih dari 20 juta rupiah.

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Lensa Utama

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Lensa Utama

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Lensa Utama

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Lensa Utama

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Lensa Utama

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Lensa Telefoto – Zoom 3x

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Lensa Telefoto – Zoom 3x

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Lensa Ultrawide

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Lensa Ultrawide

Kamera cover screen Galaxy Z Fold 6 dilengkapi dengan lensa 10MP yang sudah cukup baik untuk keperluan selfie maupun panggilan video. Namun, perlu dicatat bahwa kita sebenarnya bisa menggunakan kamera utama untuk selfie dengan memanfaatkan preview di cover screen. Meskipun demikian, cara ini tidak sepraktis yang ditawarkan oleh Galaxy Z Flip 6.

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Kamera Cover Screen

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Kamera Cover Screen

Pada kamera di layar utama, Samsung masih menggunakan teknologi Under Display Camera dengan resolusi 4MP. Sayangnya Samsung tampaknya belum melakukan pembaruan pada kamera ini. Hasil jepretan dari kamera ini kurang memuaskan dan tampaknya lebih bergantung pada kecerdasan perangkat lunak untuk meningkatkan kualitas foto.

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Under Display Camera

Samsung Galaxy Z Fold6 - Hasil Foto

Under Display Camera

Untuk perekaman video, Galaxy Z Fold 6 menawarkan kemampuan merekam hingga resolusi 8K pada 30FPS. Namun menurut saya, resolusi ini sedikit berlebihan untuk penggunaan sehari-hari. Saya lebih sering merekam video pada resolusi 4K di 60FPS dengan handphone ini. Kamera di cover screen juga mendukung perekaman hingga 4K di 60FPS.

Baterai

Samsung Galaxy Z Fold 6

Dengan baterai 4.400 mAh, saya bisa menggunakan Galaxy Z Fold 6 untuk aktivitas sehari hari dengan screen on time selama 4 jam 20 menit hingga baterai mencapai level 10%. Bukan angka yang istimewa tapi sudah sangat baik untuk sebuah handphone foldable.

Ketika saya tes ketahanan daya baterainya menggunakan aplikasi PCMark dengan setelan refresh rate 60Hz, kecerahan layar 50%, dan baterai dari terisi penuh, handphone ini mendapat skor 13 jam 23 menit. Pengetesan yang sama di mode adaptive refresh rate menghasilkan skor yang tidak jauh berbeda yakni 13 jam 20 menit.

Galaxy Z Fold 6 mendukung teknologi fast charging 25 watt dan juga pengisian daya secara nirkabel. Namun seperti biasa, Samsung tidak menyertakan charger bawaan dalam paket penjualannya.

Dengan menggunakan charger 45W dari Samsung yang saya miliki, pengisian daya dari level 10% hingga 100% memakan waktu sekitar 1 jam 13 menit.

Fitur

Samsung Galaxy Z Fold 6 - Circle to Search

Yang benar-benar bersinar dari Galaxy Z Fold 6 adalah fitur-fitur AI yang ditawarkannya. Fitur-fitur ini membuat Galaxy Z Fold 6 tidak hanya sekedar handphone dengan layar yang diperbesar, tetapi juga memberikan keunggulan dibandingkan foldable lainnya.

Handphone ini membawa berbagai fitur AI yang sudah diperkenalkan di seri Galaxy S24 seperti Circle to Search, Call Assist, dan Note Assist. Saya bisa katakan bahwa fitur-fitur AI ini sangat bermanfaat, meskipun tidak semuanya. Namun ada dua fitur AI yang benar-benar menarik perhatian saya di Galaxy Z Fold 6 yaitu Interpreter dan Sketch to Image.

Fitur Interpreter di Galaxy Z Fold 6 terasa jauh lebih bermanfaat dibandingkan di seri Galaxy S24, karena memanfaatkan layar cover screen untuk menampilkan teks hasil translasi. Fitur ini mempermudah komunikasi dengan lawan bicara yang berbicara dalam bahasa asing karena mereka bisa langsung melihat hasil terjemahan dari ucapan kita secara real-time.

Samsung Galaxy Z Fold 6 - Dual Screen Intrepreter

Dengan fitur Sketch to Image, saya bisa merasakan transformasi dari seseorang yang tidak bisa menggambar menjadi seolah-olah seorang pelukis profesional dalam sekejap. Saya hanya perlu memberikan gambaran dasar di aplikasi Samsung Notes dan biarkan AI yang bekerja untuk mengubahnya menjadi lukisan yang memukau.

Menariknya fitur ini juga dapat digunakan saat mengedit foto. Misalnya saya bisa menambahkan gambar kucing ke foto yang saya ambil dengan kamera. Yang lebih mengesankan, AI di Galaxy Z Fold 6 mampu menggambar objek dengan berbagai posisi, termasuk saat tubuh kucing terhalang oleh objek lain sehingga hasilnya terlihat sangat natural.

Fitur Live Translate di Galaxy Z Fold 6 kini dapat digunakan di aplikasi lain seperti WhatsApp, tidak hanya terbatas pada aplikasi dialer bawaan handphone. Hal ini tentu memperluas kegunaannya mengingat saat ini semakin jarang orang menggunakan pulsa untuk menelpon langsung. Namun, perlu dicatat bahwa akurasi terjemahan dari fitur ini seringkali kurang memuaskan.

Kesimpulan

Samsung Galaxy Z Fold 6

Meskipun Samsung Galaxy Z Fold 6 tidak membawa upgrade signifikan dibandingkan Galaxy Z Fold 5, handphone ini tetap menjadi pilihan menarik bagi mereka yang baru ingin mencoba foldable atau bagi pemilik Galaxy Fold dari beberapa generasi sebelumnya.

Fitur AI di Galaxy Z Fold 6 kini semakin bermanfaat, desainnya sangat menawan, dan berbagai peningkatan kecil membuat handphone ini semakin matang. Semua ini menjadikannya sangat cocok untuk meningkatkan produktivitas sehari-hari.

Namun sayangnya Samsung masih mempertahankan teknologi kamera lama dan harga handphone ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan generasi sebelumnya. Selain itu, teknologi pengisian daya baterainya juga tergolong jadul.

Tentang penulis

Firman Nugraha

Editor-in-Chief Gadgetren yang sudah belasan tahun berpengalaman di dunia teknologi khususnya handphone. Awalnya ia pernah menjadi developer aplikasi Android di Nexian dan kini terjun ke dunia media.

Tinggalkan Komentar