ASUS Zenbook 14 OLED UX3402
- Layar - 9/109/10
- Performa - 9/109/10
- Baterai - 7/107/10
- Fitur - 9/109/10
- Desain - 9/109/10
Ringkasan
ASUS Zenbook 14 OLED UX3402 menarik dilirik jika kamu mencari laptop modern yang dapat melakukan berbagai pekerjaan dengan mudah. Ditambah lagi layarnya dapat menghasilkan tampilan yang memukau berkat teknologi OLED.
Yang Disukai
- Layar memukau
- Desain menarik
- Performa gegas
- Webcam yang bening rekamannya
- Ada fitur noise cancelling
Yang Tidak Disukai
- Daya tahan baterai kurang memuaskan
Gadgetren – ASUS Zenbook 14 OLED UX3402 adalah laptop seri Zenbook klasik generasi terbaru yang sudah pasti familiar bagi pengguna laptop ASUS. Generasi terbaru ini juga menandai era teknologi layar OLED menjadi karakteristik Zenbook, tak ada lagi layar Zenbook baru yang tidak menggunakan OLED.
Layar OLED yang disajikan oleh laptop ini dapat menghasilkan tampilan yang menawan. Ditambah dengan performa yang kencang, fitur-fitur unik, dan desain yang menarik membuat laptop ini bisa menjadi perangkat andalan sehari-hari untuk bekerja maupun berkreativitas.
Dijual dengan harga mulai dari Rp17.299.000 membuatnya relatif agak mahal untuk sebuah laptop. Namun begitu dibalik harganya, saya merasa puas dengan laptop yang satu ini.
Desain
ASUS kini tidak lagi menggunakan desain gelombang khas mereka di penutup laptop melainkan menampilkan logo baru ASUS yang menurut saya mirip dengan lambang Starfleet di serial film fiksi ilmiah Star Trek.
Ini bukan sesuatu yang saya keluhkan dan sebagai penggemar Star Trek saya jadi merasa laptop ini mengeluarkan aura masa depan. Terdapat juga tulisan kecil ASUS Zenbook di bagian kiri bawah penutup laptop yang mana kamu mungkin tidak akan menyadarinya karena menyatu dengan warna biru penutup laptop.
Ngomong-ngomong soal warna, terdapat dua varian warna pada laptop ini yakni Ponder Blue yang saya gunakan dan Aqua Celadon. Varian Ponder Blue warnanya terlihat biru gelap yang mana menyelimuti keseluruhan bagian laptop.
Soal ukurannya, laptop ini memiliki dimensi yang standar untuk sebuah laptop 14″ jaman sekarang. Hanya saja saya merasa laptop ini agak sedikit berat. Sebagai perbandingan, Zenbook 14″ generasi sebelumnya memiliki berat 1,13kg sedangkan yang baru ini beratnya 1,39kg. Berat ekstra 260 gram ini cukup terasa ketika saya membawanya di dalam tas ransel.
Pada bagian sisi kanan laptop ini terdapat dua port USB Type-C Thunderbolt 4 yang juga digunakan untuk charging, HDMI 2.0b, jack audio 3,5mm, dan pembaca kartu Micro SD. Sedangkan di bagian sisi kirinya terdapat sebuah USB Type-A 3.2 Gen 2 dan area pembuangan udara. Semua port ini cukup untuk penggunaan kerja saya sehari-hari.
Layar
Sesuai namanya, Zenbook 14 OLED mengusung layar OLED 14″ yang dapat menampilkan warna dengan memukau. Menonton film, mengedit grafis, dan memainkan game di layar laptop ini terasa lebih memuaskan secara visual. Ditambah lagi layarnya mendukung pengoperasian dengan sentuhan jari, refresh rate 90Hz, Pantone Validated, dan 100% DCI-P3 color gamut.
Kecerahan layarnya sendiri sudah cukup untuk penggunaan sehari-hari saya baik di dalam maupun luar ruangan. Saya tidak merasa kesulitan membaca tampilan layar di area yang bercahaya matahari.
Uniknya karena menggunakan resolusi 2880 x 1800 piksel, laptop ini memiliki rasio 16:10 yang mana berarti sedikit lebih tinggi dibanding layar laptop pada umumnya. Ini membuat layarnya terasa lebih lega terutama ketika saya gunakan untuk mengedit dokumen. Minusnya adalah menonton konten video mungkin akan terlihat blok hitam di bagian atas dan bawah layar.
Zenbook 14 OLED masih mengusung engsel ErgoLift di mana bagian keyboard akan sedikit terangkat ketika layar dibuka sehingga pengalaman mengetik lebih terasa nyaman. Uniknya dengan engsel ini bagian layar bisa dibuka hingga 180° sehingga sejajar dengan keyboard.
Namun begitu saya sendiri belum menemukan skenario penggunaan yang pas untuk layar 180° ini. Kalaupun digunakan untuk berbagi konten dengan orang lain pun terasa memakan tempat. Ditambah lagi jika orang tersebut berada di depan saya mungkin akan kebingungan melihatnya karena orientasi konten pada layar terarah ke saya.
Keyboard dan TouchPad
Tombol-tombol keyboard pada laptop ini lengkap fungsinya walau untuk beberapa fungsi seperti Page Down dan Page Up menyatu dengan tombol navigasi panah. Tapi berkat ini membuat area tombol navigasi panah menjadi memiliki ruang kosong yang pas walau tombolnya sendiri berukuran kecil.
Sebetulnya saya sangat merasa terganggu ketika produsen laptop memberikan ukuran tombol panah yang kecil dan mepet dengan tombol lain karena akan rentan salah pencet. Untungnya ASUS hanya melakukan salah satu hal tersebut.
Ukuran tombol-tombol keyboard yang lain terasa pas di jari saya ketika mengetik. Dengan travel distance 1,4mm, respons tombol keyboard-nya terasa cepat tanpa perlu saya menekan kuat dan feedback yang diberikan ke jari juga terasa pas.
Tombol keyboard ini pun dapat diberikan pencahayaan latar sehingga mempermudah penggunaan laptop di area yang gelap. Intensitas cahaya latarnya ini bisa disesuaikan dengan keinginan atau bisa juga dimatikan.
Menariknya tombol Power di laptop ini juga berfungsi sebagai pemindai sidik jari untuk dapat login dengan cepat ke dalam laptop. Ketika sidik jari yang sudah terdaftar memencet tombol Power ini untuk menyalakan laptop, nantinya akan dapat langsung login ke Windows secara otomatis.
Untuk touchpad yang disediakan memiliki area yang cukup luas dan memiliki permukaan yang tidak terlalu licin tapi juga tidak terlalu kesat sehingga membuat jari terasa mulus ketika berselancar di touchpad. Feedback ketika melakukan klik di touchpad dengan jari pun terasa memuaskan.
ASUS juga mendesain touchpad ini agar tidak mudah kotor oleh sidik jari. Sejak pertama kali saya menggunakan laptop ini hingga ulasannya dibuat, touchpad-nya masih terlihat bersih dari sidik jari.
Di ujung kanan atas touchpad terdapat area khusus yang dapat disentuh untuk mengaktifkan NumberPad di area touchpad. Fitur ini sangat bermanfaat kalau kamu sering berkutat dengan angka sehingga dapat menginput data dengan lebih cepat. Kecerahan NumberPad ini bisa disesuaikan dengan memencet area khusus di bagian kiri atas touchpad.
Performa
Di sektor performa, Zenbook 14 OLED yang saya gunakan menggunakan prosesor Intel generasi kedua belas Core i5-1240P yang dikombinasikan dengan RAM 16GB LPDDR5 dan Intel Iris Xe Graphics.
Sebetulnya masih ada varian prosesor yang lebih tinggi dari laptop ini yakni Intel Core i7-1260P. Namun begitu untuk varian yang saya gunakan performanya sudah terasa sangat lancar untuk aplikasi-aplikasi pekerjaan yang saya gunakan sehari hari baik itu Microsoft Office, browsing di Chrome dengan banyak tab, maupun Adobe Photoshop.
Kapasitas penyimpanan yang disediakan memiliki kapasitas 512GB yang menggunakan teknologi M.2 NVMe PCIe 4.0 di mana performa membaca maupun menulis datanya terasa cepat.
Hasil Benchmark
- 3D Mark Time Spy – 1.362 (Graphics), 7.888 (CPU)
- Cinebench R23 – 1.583 (Single Core), 6.697 (Multi Core)
Untuk menunjang performanya yang gegas dalam aktivitas kerja sehari-hari, ASUS menyematkan webcam beresolusi 1080p yang hasil rekamannya sangat jernih. Saya malah tidak perlu lagi menggunakan webcam eksternal agar wajah saya terlihat dengan jelas ketika sedang melakukan video call dengan rekan kerja.
Ditambah lagi juga laptop ini menyediakan speaker yang suaranya cukup kencang dan mikrofon yang dilengkapi dengan teknologi noise cancelling. Saya biasanya menggunakan mode Basic Reception melalui aplikasi MyASUS untuk setelan noise canceling sehari-hari, hasilnya suara saya dapat terdengar jelas oleh lawan bicara dengan gangguan suara latar yang diminimalisir.
Baterai
Sebagai sumber dayanya, Zenbook 14 OLED menggunakan baterai berkapasitas 75WHrs yang sayangnya agak di bawah ekspektasi saya soal ketahan daya baterainya. Dengan kecerahan layar disetel di 100% dan refresh rate 90Hz, saya hanya bisa menggunakan laptop ini selama 3 jam 45 menit dari baterai 100% ke 10%.
Daya tahan baterai ini tentu bisa lebih ditingkatkan lagi dengan menggunakan refresh rate yang lebih rendah atau menggunakan mode Dynamic Refresh Rate yang menyesuaikan dengan konten yang ditampilkan.
Ketika saya tes ketahanan daya baterai laptop ini dengan aplikasi PC Mark 8 di setelan kecerahan layar 50%, refresh rate 60Hz, dan baterai dari 100% menghasilkan skor 3 jam 35 menit. Tes yang sama di refresh rate 90Hz hasilnya 3 jam 21 menit.
Untuk pengisian dayanya, ASUS menyediakan charger 65W dengan konektor USB Type-C. Mengecas daya baterai laptop ini dari level 10% ke 100% membutuhkan waktu sekitar 2 jam 28 menit dengan kondisi laptop sedang tidak saya gunakan.
Kesimpulan
ASUS Zenbook 14 OLED UX3402 menarik dilirik jika kamu mencari laptop modern yang dapat melakukan berbagai pekerjaan dengan mudah. Ditambah lagi layarnya dapat menghasilkan tampilan yang memukau berkat teknologi OLED.
Keyboard dan touchpad yang disediakan pun terasa nyaman di jari saya untuk penggunaan sehari-hari. Sayangnya untuk daya tahan baterainya agak sedikit di bawah ekspektasi.
Saya sendiri sebelumnya aktif menggunakan Zenbook 13 UX333 yang mana dirilis tiga tahun lalu dan merasa laptop generasi terbaru ini adalah peningkatan yang patut disambut baik.
Harga dan Spesifikasi ASUS Zenbook 14 OLED UX3402
Dimensi & Berat | 31,36 x 22,06 x 1,69cm, 1,39kg |
Warna | Ponder Blue, Aqua Celadon |
Layar | OLED 14″, 2.880 x 1800 piksel, refresh rate 90Hz, kecerahan maksimal 550 nit, 100% DCI-P3, VESA CERTIFIED Display HDR True Black 500, Pantone Validated, touch screen |
Sistem Operasi | Windows 11 Home |
Memori | 16GB LPDDR5 512GB M.2 NVMe PCIe 4.0 Performance SSD |
Prosesor | Intel Core i7-1260P 2.1 GHz (18M Cache, hingga 4.7 GHz, core 4P+8E) Intel Core i5-1240P 1.7 GHz (12M Cache, hingga 4.4 GHz, core 4P+8E) |
Grafik | Intel Iris Xe Graphics |
Kamera | 1080p FHD |
Baterai | 75WHrs, 2S2P, 4-cell Li-ion |
Konektivitas | Wi-Fi 6E (802.11ax), Bluetooth 5 |
Port | 2x USB Type-C (Thunderbolt 4) 1x USB3.2 Gen2 Type-A 1x HDMI 2.0b 1x jack audio 3.5mm 1x pembaca kartu Micro SD |
Fitur | Pemindai sidik jari |
Harga | Intel Core i5: Rp 17.299.000 Intel Core i7: Rp 19.299.000 |
Tinggalkan Komentar