Xiaomi Redmi 10A
- Layar - 7/107/10
- Performa - 7/107/10
- Kamera - 7/107/10
- Baterai - 9/109/10
- Software - 6/106/10
- Desain - 8/108/10
Ringkasan
Setelah pemakaian beberapa minggu, Xiaomi Redmi 10A ini dapat digunakan dengan nyaman untuk menjalankan aplikasi dalam aktivitas sehari-hari, terutama memiliki daya tahan baterai lama. Namun perlu dicatat bahwa chipset pada perangkat ini tidak didesain untuk menjalankan game dengan grafis dan frame rate tinggi.
Yang Disukai
- Daya Tahan Baterai Lama
- Layar 6,53 inci HD+ yang Luas
- Desain yang trendi
- Sensor fingerprint yang responsif
- Slot nano SIM dan microSD terpisah
Yang Tidak Disukai
- Foto malam hari banyak noise
- Pengecasan lama
- Tidak ada kamera makro
- Fitur Glance mengganggu
Redmi 10A merupakan smartphone entry-level Xiaomi yang hadir di Indonesia dengan menggunakan baterai berkapasitas besar dan harga hanya 1 jutaan rupiah.
Adapun pada bagian atas layarnya, terdapat poni berbentuk waterdrop yang digunakan untuk menyimpan kamera depan. Terdapat dua kamera belakang yang dapat menghasilkan foto Portrait berefek bokeh.
Sementara itu Xiaomi Redmi 10A ini hadir dengan tiga pilihan warna yang terdiri dari Graphite Gray, Sky Blue, dan Chrome Silver. Untuk menunjang aktivitas sehari-hari dari penggunanya, Redmi 10A ini hadir dengan dukungan chipset MediaTek seri G yang terjangkau.
Secara kasat mata, Xiaomi Redmi 10A ini hadir dengan dukungan layar yang memenuhi bagian depan. Lebih jauhnya, handphone ini mempunyai layar 6,53 inci dengan teknologi LCD dan resolusi HD+ (1600 x 720 piksel) yang dapat menampilkan konten dengan baik.
Dengan hadirnya fitur Sunlight Display membuat saya masih dapat melihat foto, video, maupun game pada layar walaupun sedang berada di bawah terik matahari sekalipun. Sentuhan jari terhadap layar pun terasa responsif walaupun terkadang agak tersendat pada waktu tertentu.
Sementara cover belakang dari Redmi 10A menggunakan tekstur garis-garis sehingga membuatnya tidak terasa seperti murahan. Kebetulan saya sendiri berkesempatan untuk menguji perangkat varian Sky Blue yang warnanya terlihat nyaman di mata.
Lapisan pada cover belakangnya membuat noda sidik jari dan debu tidak mudah menempel pada handphone ini. Sayangnya Xiaomi tidak menghadirkan softcase tambahan pada boks penjualannya sehingga saya harus berhati-hati agar bagian belakang Redmi 10A tidak terkena goresan.
Masih di bagian belakangnya, terdapat dua kamera belakang, LED Flash, dan hiasan yang disusun secara matriks 2 x 2 di dalam kotak kecil yang berdampingan dengan huruf Redmi dan sensor fingerprint di dalam kotak besar.
Berdasarkan pengalaman saya, sensor fingerprint Redmi 10A mampu mendeteksi sidik jari dengan responsif sehingga mempercepat proses pembukaan kunci layar dengan cepat. Sistem pun mengizinkan saya untuk menyematkan 5 sidik jari berbeda pada handphone ini.
Sebagai alternatifnya terdapat juga fitur Face Unlock pada produk ini yang membuat saya dapat membuka kunci layar dengan wajah. Pada kondisi cahaya yang cukup, Face Unlock dapat mengenali wajah saya dengan baik. Namun pada kondisi redup atau gelap, terkadang fitur ini tidak dapat bekerja dengan semestinya.
Pada bagian bawah Redmi 10A terdapat lubang speaker dan port microUSB. Sementara itu port jack Audio 3,5mm justru ditempatkan secara terpisahnya tepat pada bagian atas.
Untuk tombol volume dan power diposisikan secara vertikal pada bagian kanannya. Selanjutnya, slot yang berisikan dua nano SIM dan satu microSD berada pada bagian kiri Redmi 10A.
Dari sektor fotografi, Redmi 10A ini menggunakan komposisi dua kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 13 MP (apertur f./2.2) dan depth 2 MP (apertur f/2.4). Dengan dukungan seadanya ini, saya dapat menghasilkan foto dengan baik pada kondisi cahaya yang cukup atau berlimpah.
Namun pada saat malam hari, hasil foto dari kamera belakangnya masih memperlihatkan banyak noise walaupun menggunakan fitur Night Mode. Menurut saya sendiri, Xiaomi perlu meningkatkan kemampuan kamera Redmi 10A pada kondisi redup maupun gelap agar menghasilkan foto dengan kualitas yang baik.
Sementara kamera depannya yang beresolusi 5 MP (apertur f/2.2) pun dapat menghasilkan foto selfie yang cukup baik ketika dalam kondisi cahaya yang melimpah. Pada kondisi malam hari pun foto selfie dari handphone ini masih terdapat banyak noise.
Baik kamera belakang dan depan Redmi 10A dapat menghasilkan foto dengan latar belakang yang berefek bokeh ketika saya menggunakan fitur Portrait yang terdapat pada aplikasi kamer bawaannya.
Dengan harga yang ditawarkannya, kita harus memaklumi bahwa sektor kamera bukanlah menjadi hal yang utama bagi Redmi 10A. Dengan begitu, kita tidak bisa terlalu berharap banyak pada kemampuan kameranya di malam hari.
Soal urusan performa, Xiaomi mempercayakan chipset MediaTek Helio G25 (12nm) Octa-Core 2 GHz dan RAM 3 GB dibenamkan pada Redmi 10A. Saya sendiri kebetulan mendapatkan handphone ini yang menggunakan ROM 64 GB.
Terdapat juga dukungan Extended RAM yang dapat meminjamkan kapasitas penyimpanan internalnya menjadi RAM Virtual 1 GB. Dengan begitu, Redmi 10A memiliki RAM berkapasitas total 4 GB.
Untuk kebutuhan multitasking dengan menjalankan beberapa aplikasi untuk aktivitas sehari-hari, seperti chat, media sosial, SMS, telepon, maupun email, Redmi 10A masih bisa menjalankan dengan lancar.
Namun akibat kapasitas RAM fisik dan RAM Virtual yang tidak terlalu besar, membuat saya pun harus berhati-hati dalam menjalankan banyak aplikasi agar tidak tiba-tiba lag karena kapasitas RAM yang sudah hampir habis. Mengingat aplikasi masa kini banyak memakan sumber daya, terutama aplikasi media sosial dan chat.
Saya pun turut menguji handphone ini dengan menjalankan beberapa game populer seperti Call of Duty Mobile, Arena Pokemon Unite, Mobile Legends, dan PUBG Mobile.
Sistem pada Call of Duty Mobile langsung mengatur grafis menjadi rendah dan frame rate menjadi medium sehingga saya dapat menjalankan game dengan lancar. Namun terkadang pada saat banyak karakter bertemu akan membuat gerakan permainan menjadi sedikit lag.
Hampir sama dengan Call of Duty Mobile, sistem pada PUBG Mobile pun langsung memberikan setelan grafis rendah dan frame rate medium. Namun sebaiknya diatur ke pengaturan rendah agar game dapat berjalan dengan lancar.
Sementara secara bawaan, game Mobile Legends akan mengatur grafis ke menengah dan frame rate ke tinggi. Namun berdasarkan pengalaman saya, sebaiknya grafis diatur ke rendah dan frame rate ke rendah agar dapat berjalan dengan baik.
Meskipun pengaturan grafis dan frame rate Pokemon Unite dapat diatur ke tinggi, namun nyatanya Redmi 10A hanya mampu menjalankan game ini dengan lancar pada setelan rendah saja.
Pada pengujian dengan AnTuTu Benchmark V9.3.9, Redmi 10A mendapatkan skor 103.169 poin. Sedangkan pada benchmark dengan menggunakan Geekbench 5.4.4, handphone ini mendapatkan skor 133 poin untuk Single-Core dan 475 poin untuk Multi-Core.
Dari pengujian aplikasi, game, dan aplikasi benchmark di atas, terlihat bahwa Redmi 10A masih dapat menjalankan aplikasi dengan baik untuk rutinitas sehari-hari, namun tidak dapat dipaksakan untuk menjalankan game dengan grafis maupun frame rate menengah atau tinggi sehingga sebaiknya setelannya diatur ke rendah agar dapat berjalan lancar.
Dengan baterai berkapasitas 5.000mAh, Redmi 10A ini diklaim Xiaomi mampu bertahan lama ketika digunakan dalam pemakaian normal. Untuk itulah, saya langsung menguji dengan menggunakan aplikasi PCMark for Android.
Sebagai parameternya, saya menggunakan Work 3.0 battery life, layar dengan tingkat kecerahan 50%, dan baterai dari kondisi 100%. Hasilnya handphone ini mendapatkan skor 13 jam 13 menit pada PCMark for Android.
Sedangkan untuk pemakaian dalam aktivitas sehari-hari, Redmi 10A ini mampu memiliki Screen on Time 7 jam 30 menit pada data yang dimunculkan Power Usage di aplikasi Settings atau 7 jam 40 menit pada catatan AccuBattery.
Dengan hanya mengandalkan adaptor charger 10W, pengisian daya baterai Redmi 10A ini berjalan cukup lama mencapai 3 jam 1 menit dari kondisi 3% ke 100%. Bisa dibilang kita dapat melakukan aktivitas lain agar tidak bosan ketika handphone ini sedang dicas.
Untuk ukuran handphone entry-level, Redmi 10A ini mempunyai daya tahan baterai yang lama apabila dilihat dari hasil yang diperoleh dari pengujian menggunakan aplikasi PCMark for Android maupun menjalankan aplikasi untuk aktivitas sehari-hari.
Redmi 10A ini sudah dilengkapi dengan MIUI 12.5.2 yang merupakan hasil modifikasi dari Android 11. Tampilan antarmuka dari sistem operasi ini terlihat sederhana dengan ikon aplikasi serta menu yang besar sehingga memudahkan saya dalam melakukan navigasi maupun memilih aplikasi.
Fitur Glance pada MIUI 12.5.2 ini sudah aktif secara otomatis sehingga wallpaper pada halaman Lock Screen Redmi 10A agar berganti-ganti. Sayangnya pada Glance ini justru menampilkan iklan juga pada Lock Screen yang terkadang membuat saya mengganggu.
Untuk itulah, saya langsung mematikan fitur Glance agar tidak menampilkan wallpaper maupun iklan yang berganti pada Lock Screen handphone ini. Namun MIUI 12.5.2 pada Redmi 10A sendiri sudah menghadirkan beberapa fitur menarik, seperti Dark Mode, Dual apps, Split Screen, dan Screenshot 3 jari.
Dark Mode ini dapat membuat tampilan sistem dan beberapa aplikasi menjadi berwarna gelap atau hitam sehingga memungkinkan saya dapat melihat konten dengan nyaman pada kondisi redup atau malam hari.
Sementara Dual Apps dapat memudahkan saya untuk membuka dua akun media sosial pada satu handphone karena terjadi penggandaan aplikasi pada Redmi 10A.
Split Screen merupakan fitur yang sering saya gunakan karena dapat mengizinkan saya menjalankan dua aplikasi sekaligus dalam satu layar. Misalnya menonton video YouTube sekaligus melakukan chat di WhatsApp.
Sementara fitur Screenshot 3 jari memudahkan saya untuk mengabadikan bagian penting pada layar Redmi 10A hanya dengan swipe atau menyapu dari bagian atas ke bawah layar dengan menggunakan tiga jari yang dirapatkan.
Berdasarkan penggunaan beberapa minggu, saya merasa Redmi 10A ini dapat digunakan dengan baik untuk menjalankan aplikasi sehari-hari, terutama berkat daya tahan baterainya yang bisa dibilang lama.
Namun untuk memainkan game saya masih merasa kurang nyaman karena terbiasa menggunakan grafis dan frame rate tinggi. Kini menggunakan Redmi 10A saya terpaksa harus menggunakan setelan grafis dan frame rate rendah agar game dapat berjalan dengan lancar.
Untuk kamera depan dan belakangnya masih dapat diandalkan dalam menghasilkan foto dalam kondisi cahaya yang cukup. Namun apabila kondisi malam hari, hasil fotonya terasa kurang bagus.
Perangkat ini di Indonesia hadir dengan dua varian yang terdiri dari ROM 32 GB seharga Rp1.499.000 dan ROM 64 GB seharga Rp1.599.000. Dengan fitur dan harga yang ditawarkannya, Redmi 10A ini cocok bagi pengguna feature phone yang ingin beralih ke smartpone 4G-LTE dengan dukungan daya baterai lama dan harga yang murah.
Harga dan Spesifikasi Xiaomi Redmi 10A
Dimensi & Berat | 164,9 mm x 77 mm x 9 mm 194 gram |
Warna | Sky Blue, Chrome Silver, Graphite Gray |
Layar | 6,53 inci, LCD, HD+ (1600 x 720 piksel) |
Sistem Operasi | MIUI 12.5.2 (Android 11) |
Memori | RAM 3 GB / ROM 32 GB RAM 3 GB / ROM 64 GB |
Chipset | MediaTek Helio G25 (12nm) Octa-Core 2 GHz |
Kamera Belakang | Utama 13 MP (apertur f/2.2) Depth 2 MP (apertur f/2.4) |
Kamera Depan | 5 MP (apertur f/2.2) |
Baterai | 5.000mAh, 10W Charge |
Sensor | Akselerometer, pemindai sidik jari, kompas, proximity, cahaya, orientasi |
GPS | GPS, GLONASS, Beidou, AGPS |
Speaker | Speaker Mono |
Fitur | Face Unlock, Extended RAM 1 GB |
Konektivitas | 4G-LTE, Wi-Fi, Wi-Fi Direct, Bluetooth 5.0 |
Konektor | microUSB |
Harga | RAM 3 GB / ROM 32 GB = Rp1.499.000 RAM 3 GB / ROM 64 GB = Rp1.599.000 |
Tinggalkan Komentar