Gadgetren – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengharapkan bahwa internet 5G akan bisa merata pada tahun 2025 mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Ismail selaku Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo melalui keterangan tertulis di situs resmi Kominfo. Bila mengilas balik, implementasi teknologi 5G sendiri telah dimulai sejak 2021 melalui penunjukan tiga operator di Indonesia yakni Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata.
Ketiga operator seluler tersebut secara resmi telah menjadi penyedia layanan 5G komersial. Namun bagi Ismail langkah tersebut tidak cukup, karena penerapan internet 5G di Indonesia masih banyak memiliki tantangan yang harus dikembangkan agar 5G bisa berkembang sangat cepat atau lebih cepat dari yang telah diharapkan.
Ismail mengungkapkan bahwa pengalaman pemerintah dalam menerapkan jaringan 4G sebelumnya membutuhkan waktu sekitar enam sampai tujuh tahun dan hingga kini 4G terus berkembang sehingga menjadi fondasi penerapan jaringan 5G ke depannya.
Dengan demikian, menurut Ismail 5G tentu bisa diharapkan lebih cepat dari sebelumnya. “Waktunya sejak diimplementasikan tahun 2021. Kita harapkan 2024 sampai 2025 sudah bisa meluas dan merata seperti halnya kondisi 4G seperti sekarang,” ujarnya.
Pemerataan internet 5G tentunya akan membutuhkan persiapan dan langkah khusus. Ismail mengatakan bahwa kata kunci dari dimulainya penggunaan 5G adalah tepat waktu dan tepat sasaran. Lebih jauh, Ismail menilai jika penerapan internet 5G bisa dilakukan dalam waktu cepat artinya kemungkinan besar Indonesia akan menanggung biaya learning dari sebuah teknologi 5G.
Di sisi lain sebaliknya jika terlalu lambat, Indonesia hanya akan menjadi pasar dan tidak bisa ikut serta untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hadirnya 5G menurut Ismail memberikan nuansa yang berbeda.
Apabila sebelumnya saat bermigrasi dari teknologi 3G ke 4G, sebagian besar isu hanya persoalan kecepatan. Sementara itu perkembangan dari 4G ke 5G agak berbeda dituturkan Ismail agak berbeda, karena 5G memberikan nuansa yang lebih luas dari sekadar masalah user experience.
Selain itu, Ismail juga memaparkan teknologi 5G memiliki banyak keunggulan selain terkait kecepatan data dengan latensi yang sangat rendah. Yang mana 5G mampu mengakomodir perangkat dalam jumlah yang sangat besar.
Di samping kecepatan tinggi dan latensi yang rendah, Ismail menjelaskan bahwa 5G juga akan mendorong banyaknya pengguna baru dari hanya sekadar use case connectivity melalui mobile broadband, termasuk kemampuan untuk menangani perangkat dalam jumlah besar.
“Oleh karena itu, ini membuat pilihan-pilihan useces dalam 5G menjadi sangat beragam. Jadi ada pilihan untuk smart city misalnya, yang memberikan kemampuan untuk meng-handle device dengan sangat luas atau misalnya autonomous vehicle. Kita bisa memberikan layanan-layanan baru yang critical terhadap waktu, terhadap delay time dan mobil tanpa supir, tanpa awak dan sebagainya,” terangnya.
Tinggalkan Komentar