[Ilustrasi Oleh Pixabay]
Gadgetren – Latensi tentu menjadi salah satu hal teknis yang perlu diperhatikan ketika memilih berbagai macam produk teknologi baik itu berbentuk perangkat keras, perangkat lunak, maupun layanan.
Pengalaman pemakaian dari masing-masing produk soalnya akan sangat dipengaruhi oleh tingkat latensi yang ditawarkan di mana secara umum semakin rendah maka semakin lancar untuk melakukan berbagai macam pekerjaan.
Bagi sebagian orang, tingkat latensi pun bisa terasa sangat penting karena jika bernilai tinggi bisa membuat pekerjaan yang dilakukan akan sedikit terhambat atau minimal menimbulkan pengalaman kurang menyenangkan.
Padahal tidak bisa dipungkiri bahwa latensi sendiri memang akan sangat melekat pada berbagai macam produk teknologi, terutama yang berkaitan dengan mobilitas data. Kita tidak akan dapat menghindarnya karena pasti tetap ada sekecil apa pun itu.
Lalu apa sebenarnya latensi itu dan kenapa bisa muncul di setiap produk teknologi? Buat kamu yang penasaran, berikut informasi lengkap mengenai hal tersebut secara lebih rinci.
Apa Itu Latensi yang Ada di Bermacam Produk Teknologi?
Di bidang komputasi, latensi secara harfiah adalah waktu yang dibutuhkan oleh komponen dalam sebuah sistem untuk memberikan respons terhadap suatu hal di mana umumnya berkaitan dengan input atau output data.
Kita secara sederhana akan menyadarinya sebagai suatu jeda saat menggunakan produk terkait. Kita bahkan dapat semakin merasakannya jika latensi terbilang tinggi alias waktu respons komponen tersebut memang sangat lama.
Saat bermain game di handphone misalnya, latensi juga terjadi pada setiap sentuhan ke layar. Ketukan pada tombol kontrol sebenarnya membutuhkan waktu untuk memicu aksi dari karakter yang dimainkan seperti menembak atau mengaktifkan skill.
Jika latensi sentuhan layar rendah maka pergerakan karakter di dalam game akan langsung seperti apa yang kita inginkan, namun jika sebaliknya maka perlu waktu beberapa saat dari mengetuk tombol sampai aksi yang dimaksud terpicu.
Latensi pun bisa muncul pada koneksi data antara perangkat suara nirkabel seperti headset Bluetooth atau TWS ke handphone. Hal ini biasanya akan terasa saat menonton video atau bermain game di mana suara terdengar ketinggalan dari pergerakan gambarnya di layar.
Contoh lain bisa kita temukan pada koneksi internet pada jaringan WiFi, 3G, 4G, maupun 5G. Latensi akan terasa salah satunya saat melakukan konferensi video yang mana ucapan maupun gerakan kita sebenarnya membutuhkan waktu beberapa detik sebelum terdengar atau terlihat di perangkat orang lain.
Tingkat latensi pun sangat dipengaruhi oleh berbagai macam komponen yang digunakan di dalam produk itu sendiri. Keterbatasan material, desain, hingga teknologi di dalamnya menjadi rangkaian penyebab utama kenapa hal teknis ini bisa muncul.
Meskipun bukan sebuah patokan, semakin baru teknologi, desain, atau material yang dipakai untuk mengembangkan komponen biasanya juga tingkat latensi yang dimiliki akan semakin baik atau lebih rendah.
Sebut saja pada koneksi perangkat audio nirkabel ke handphone, latensi pengirim data pada protokol Bluetooth 5.2 bakal lebih rendah dibandingkan dengan generasi sebelumnya seperti Bluetooth 4 sehingga suara yang didengar bisa lebih sinkron dengan tayangan videonya.
Tinggalkan Komentar