Review Samsung Galaxy Fit2
- Layar - 9/109/10
- Performa - 9/109/10
- Baterai - 8/108/10
- Software - 9/109/10
- Desain - 8/108/10
Kesimpulan
Samsung Galaxy Fit2 membawa penyempurnaan dari pendahulunya karena kini lebih nyaman digunakan, punya fitur lebih lengkap, dan daya tahan lebih lama yang membuatnya bisa menjadi pilihan berbagai kalangan.
Yang Disukai
- Layar cerah dan jelas
- Baterai oke
- Bisa deteksi olah raga otomatis
- Penuh fitur praktis
- Nyaman digunakan 24 jam
- Sertifikasi 5 ATM
Yang Tidak Disukai
- Fitur alarm kurang berfungsi
- Belum ada SpO2 atau deteksi ketinggian
- Strap yang menyulitkan
Gadgetren – Meneruskan kepopuleran Galaxy Fit generasi pertama, Samsung menghadirkan Galaxy Fit2 yang terlihat lebih menarik.
Di masa pandemi yang mengharuskan untuk terus menjaga vitalitas agar selalu bugar, menggunakan asisten kesehatan seperti Galaxy Fit2 bisa memberikan benefit tersendiri khususnya dalam hal memonitor kesehatan maupun aktivitas.
Dibanderol dengan harga Rp 699.000 pada awal peluncurannya akhir tahun lalu, Samsung Galaxy Fit2 mungkin bisa menjadi pilihan bagi kamu yang ingin mulai hidup lebih sehat. Namun untuk mengetahui lebih lanjut sebelum membelinya, berikut ini pengalaman saya menggunakan Galaxy Fit2 selama beberapa minggu.
Samsung Galaxy Fit2 tampil trendi dengan desain yang modern dan berjiwa anak muda dengan balutan warna Scarlet (terdapat varian Black) pada bagian strap atau talinya. Desain juga mencerminkan target dari konsumen yang disasar oleh Samsung, yakni pengguna dengan gaya hidup aktif.
Talinya sendiri dilapisi oleh tekstur doff yang lembut sehingga nyaman untuk digunakan seharian tanpa dilepas sama sekali karena tidak membuat kulit cepat iritasi. Terdapat juga lekukan-lekukan yang dibuat sedemikian rupa untuk mencegah keringat mengumpul di satu titik. Dengan begitu tali juga tidak menjadi cepat bau apek saat tubuh berkeringat berlebih seperti saat olah raga.
Menariknya lagi, Galaxy Fit2 telah dilengkapi oleh sertifikasi 5 ATM yang memungkinkannya tahan terhadap air hingga kedalaman 50 meter. Hal ini membuatnya dapat untuk digunakan aktivitas olah raga air seperti berenang.
Hanya saja, strap dari Galaxy Fit2 memiliki desain yang sedikit unik dan berbeda dibandingkan tali jam pada umumnya. Jika biasanya pengait lubang masuk dari dalam dan sisa tali akan diikat pada bagian luar, strap smartband yang satu ini justru sebaliknya.
Hal ini membuat saya cukup kesulitan saat menggunakannya pertama kali. Walaupun kini sudah terbiasa dan tidak terlalu mempermasalahkannya, namun desainnya masih tergolong lebih sulit dibandingkan dengan desain tali konvensional apalagi bagi pengguna yang lebih suka untuk mengikat cukup kencang.
Untungnya Galaxy Fit2 bisa dilepas dari talinya dengan cukup mudah tanpa membutuhkan alat tambahan sehingga bisa diganti dengan tali lain jika diinginkan. Namun tali bawaan dipastikan anti selip dan tidak akan berubah posisi saat olah raga intens sekalipun.
Secara keseluruhan, Galaxy Fit2 memiliki desain yang cukup tipis dan minimalis sehingga serasi dengan berbagai gaya fashion khususnya gaya sporty. Saya sendiri cukup menyukai desain Galaxy Fit2 karena ringan, tidak terlalu mencolok, dan nyaman.
Ditambah lagi, layar yang tersemat pada Galaxy Fit2 tergolong terang dan jelas untuk dilihat dalam kondisi apapun termasuk di bawah terik matahari. Sebagai sarana utama untuk melihat informasi maupun navigasi, memiliki layar yang bagus merupakan hal yang menurut saya sangat penting untuk sebuah perangkat wearable.
Untuk segmen yang satu ini, saya sangat puas dengan apa yang ditawarkan oleh Samsung kali ini. Berbekal layar AMOLED berukuran 1,1 inci dengan resolusi 126 x 294 piksel, Galaxy Fit2 mampu menyajikan konten dengan tampilan yang sangat jelas dan penuh warna.
Layar berdesain 3D Glass ini pun mampu merespon sentuhan jari secara cepat ketika saya memilih menu widget yang tersedia sebagai bentuk pintasan. Tentunya dengan digunakannya panel AMOLED juga akan membuatnya lebih hemat dalam hal konsumsi daya baterai mengingat sebagian besar layar menampilkan warna hitam.
Melengkapi layar tersebut, Samsung menyediakan berbagai tampilan Watch Face yang tersedia untuk dipilih melalui aplikasi Galaxy Wear. Cukup banyak variasi Watch Face yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Saya sendiri menggunakan Info 4 karena langsung menampilkan berbagai informasi yang sering saya cek.
Sayangnya sebagian besar Watch Face hanya sekedar variasi warna atau pilihan informasi apa yang akan ditampilkan dan hingga saat ini masih belum ada dukungan untuk mengunduh Watch Face tambahan. Walaupun begitu, saya cukup puas dengan pilihan Watch Face yang Samsung tawarkan pada Galaxy Fit2.
Selain mengganti Watch Face, aplikasi Galaxy Wear menyediakan berbagai kustomisasi yang bisa dimanfaatkan mulai dari mengatur Widgets, notifikasi yang muncul, Wake-up gesture, Find My Band, Weather, hingga update software.
Di dalam aplikasi Galaxy Wear juga tersedia menu pintasan untuk langsung membuka Samsung Health maupun pengaturan Health sehingga lebih memudahkan dalam melihat informasi dari Galaxy Fit2 secara menyeluruh karena bisa diakses dan saling bersinergi.
Dari segala fitur yang ditawarkan, ada dua fitur yang menarik perhatian saya. Pertama merupakan Good night mode yang memungkinkan Galaxy Fit2 untuk meminimalisir hal yang mengganggu tidur seperti notifikasi dan lainnya (terkecuali alarm).
Fitur ini pun dapat menyala secara otomatis dengan melihat pola tidur penggunanya. Dengan hadirnya fitur ini bisa menciptakan kualitas tidur yang lebih baik sambil menghemat daya baterainya di malam hari.
Fitur selanjutnya yang menarik buat saya adalah Quick responses. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan saya untuk merespon pesan masuk dengan lebih cepat langsung dari Galaxy Fit2 sehingga saya tidak perlu mengeluarkan handphone.
Ada berbagai respon yang sudah disiapkan oleh Samsung dalam bahasa Inggris. Namun sebagai seseorang yang tinggal di negara berbahasa Indonesia, untungnya saya bisa membuat respon sendiri dengan maksimal 30 karakter sehingga fitur ini juga akan menjadi lebih berguna untuk semua orang.
Apalagi membaca pesan masuk pun tergolong cukup jelas berkat layar AMOLED yang dimilikinya, sehingga mendorong saya untuk menggunakan fitur Quick Responses.
Dalam penggunaan sehari-hari, Galaxy Fit2 bisa menjadi pendamping dari handphone untuk membuat aktivitas digital menjadi lebih praktis, khususnya dalam hal kesehatan. Samsung pun membekalinya dengan baterai berkapasitas 159mAh yang digadang memiliki masa penggunaan hingga 21 hari atau 15 hari pada penggunaan umum.
Klaim tersebut dalam pengalaman saya sedikit ada benarnya jika baterai sampai benar-benar habis. Pasalnya saya bisa menggunakan Galaxy Fit2 selama 14 hari dengan kondisi baterai masih tersisa sebanyak 12%, tepatnya dari tanggal 8 Januari 2021 pukul 14:03 sampai 22 Januari 2021 pukul 19:58. Waktu tersebut didapat dengan fitur Wake-up gesture aktif dan deteksi detak jantung setiap 30 menit.
Angka tersebut menurut saya sudah lebih dari cukup karena biasanya saya akan mengecek dan mengisi ulang setiap minggu untuk memastikan berbagai perangkat memiliki ketersediaan baterai yang cukup untuk digunakan pada minggu berikutnya.
Tentu daya tahan tersebut akan berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung bagaimana cara pemakaian, intensitas penggunaan, hingga fitur apa saja yang diaktifkan.
Menggunakan Galaxy Fit2 pun terbilang mudah dimana Watch Face dapat digeser ke kiri maupun kanan untuk memilih Widget yang terpasang. Menggeser layar dari atas ke bawah akan memunculkan berbagai pintasan seperti tingkat kecerahan layar, musik, vibrasi, Find My Phone, Night Mode, Water Lock Mode, Do not disturb, serta menyalakan ulang dan mematikan.
Sementara itu ada tombol sentuh di bawah layar yang bisa digunakan sebagai perintah kembali atau kembali ke tampilan utama. Daftar maupun urutan Widget yang ditampilkan bisa diatur melalui aplikasi Galaxy Wear.
Fungsi yang disediakan meliputi catatan langkah kaki, detak jantung, jumlah kalori terbakar, hingga cuaca bisa dilihat secara langsung di Galaxy Fit2. Selain itu juga ada fitur umum seperti timer dan stopwatch yang bisa digunakan saat olah raga maupun lainnya.
Sementara untuk fitur kesehatan ada pendeteksi tingkat stress beserta latihan pernapasan, catatan olah raga, dan Hand Wash sebagai pengingat cuci tangan yang kini sudah menjadi kebiasaan yang harus dilakukan di masa pandemi ini.
Satu fitur yang benar-benar saya suka dari Galaxy Fit2 adalah pendeteksian olah raga secara otomatis. Saat melakukan salah satu dari lima jenis aktivitas yang didukung (jalan kaki, lari, Elliptical Trainer, Rowing Machine, dan olah raga umum), Galaxy Fit2 mampu mendeteksinya secara otomatis dan menjalankan penghitung olah raga yang sesuai.
Tentunya Galaxy Fit2 memiliki berbagai jenis olah raga lain yang bisa dicatat mulai dari berenang hingga yoga yang bisa ditambahkan. Namun untuk saat ini baru lima jenis aktivitas tersebut saja yang mendukung pendeteksian otomatis sementara aktivitas lainnya tetap harus diaktifkan secara manual.
Dengan adanya fitur tersebut, saya bisa langsung mulai jogging tanpa perlu mengaktifkan fitur yang dibutuhkan secara manual terlebih dahulu seperti kebanyakan fitness band yang saya temui. Alhasil Galaxy Fit2 terasa lebih praktis dalam memonitor kesehatan karena saya tidak perlu repot untuk selalu otak-atik sebelum melakukan aktivitas olah rag.
Begitu juga dengan detak jantung dimana saya bisa mengaturnya untuk dicek setiap 10 menit atau 30 menit saat tengah diam, setiap saat, dan manual. Selain detak jantung, fitur pendeteksian tingkat stress juga bisa diaktifkan dalam mode setiap saat jika menginginkannya.
Selain itu, Galaxy Fit2 juga bisa mencatat kualitas tidur yang kemudian bisa dilihat melalui aplikasi Samsung untuk mengetahui seberapa baik tidur yang dapat. Fitur bermanfaat yang satu ini rasanya wajib untuk dimiliki oleh semua smartband.
Galaxy Fit2 juga memiliki fitur alarm bawaan yang bisa digunakan walau sayangnya kurang bisa diandalkan karena hanya bergetar sebentar saja dan tidak ada fitur snooze, sehingga lebih sering mati dengan sendirinya sebelum saya terbangun.
Setelah menggunakan Galaxy Fit2 secara langsung, smartband yang satu ini membawa penyempurnaan dari pendahulunya karena kini lebih nyaman digunakan, punya fitur lebih lengkap, dan daya tahan lebih lama. Sesuai targetnya, Galaxy Fit2 akan cocok bagi pengguna ingin tetap bugar lewat olah raga dan memantau kesehatan secara berkala.
Walaupun begitu bukan berarti Galaxy Fit2 sudah sempurna karena masih ada beberapa hal yang saya rasa bisa ditingkatkan lagi oleh Samsung pada generasi berikutnya. Pastinya, saya sangat menyukai dengan apa yang ditawarkan oleh Galaxy Fit2 dan akan menjadi salah satu yang saya pertimbangkan ketika mencari sebuah smartband.
Cocok Untuk Siapa?
Pengguna yang menginginkan sebuah smartband yang dapat memonitor kesehatan secara dasar dengan harga yang relatif mendasar maupun pengguna yang ingin mendapatkan pengalaman nyaman berkat layar dan desain modern.
Tidak Cocok Untuk Siapa?
Pengguna yang membutuhkan informasi kesehatan secara akurat dan menyeluruh dikarenakan tidak adanya fitur GPS atau sebagai pengganti jam tangan pintar maupun pengguna yang ingin punya smartband yang bisa dipakai sebulan dalam sekali cas.
Tinggalkan Komentar