Gadgetren – Vendor jam tangan pintar yang membawa teknologi navigasi GPS asal Swiss bernama Garmin telah merilis data kesehatan penggunanya di Asia, termasuk Indonesia selama pandemi COVID-19.
Data kesehatan yang telah terangkum ini terdiri dari tiga kategori meliputi tingkat stres, fase tidur atau deep sleep, dan intensitas aktivitas fisik. Melalui data ini, Garmin telah mengamati aktivitas fisik penggunanya di Asia untuk memberikan gambaran terkait kondisi kesehatan masyarakat selama pandemi.
Hasilnya pun cukup menarik untuk disimak dimana Garmin menemukan bahwa tingkat stres penggunanya di Indonesia berada di peringkat ketiga di antara negara Asia lainnya. Menurut Garmin, data tersebut menurun dibanding tahun 2019.
Dengan begitu bisa dibilang bahwa tampaknya pandemi dan PSBB tak lantas membuat tingkat stres masyarakat Indonesia meningkat, justru masyarakat bisa mengelola stres dengan baik.
“Khususnya perempuan di Indonesia yang tercatat tingkat stres di bawah 20, menjadi yang terendah dibanding seluruh pengguna Garmin di negara Asia lainnya,” tulis Garmin melalui keterangan tertulis.
Kategori berikutnya berkaitan dengan fase tidur atau deep sleep. Data yang diperoleh oleh Garmin Connect menyatakan bahwa perempuan di Indonesia memiliki rata-rata deep sleep yang cukup baik dibanding di negara Asia lainnya dengan waktu hampir mencapai 70 menit.
Sementara laki-laki justru memiliki rata-rata deep sleep yang cukup rendah di atas 50 menit. Selain itu Garmin menemukan perempuan memiliki tingkat deep sleep yang lebih tinggi dibanding laki-laki di seluruh negara di Asia.
Perangkat pintar Garmin juga mampu mengukur intensitas aktivitas fisik pengguna atau yang biasa disebut dengan Intensity Minutes. Data Intensity Minutes diperoleh saat jam pintar Garmin mendeteksi aktivitas fisik dengan intensitas tertentu yang berlangsung selama lebih dari 10 menit berdasarkan detak jantung pengguna.
Data tersebut kemudian diolah untuk mengevaluasi apakah pengguna sudah mencapai intensitas latihan mingguan yang sesuai dengan standar WHO.
Di Indonesia sendiri, intensitas aktivitas fisik pengguna laki-laki berada di urutan terendah dibanding pengguna laki-laki di Asia. Sedangkan pengguna perempuan di Indonesia menempati posisi keenam di Asia.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia, ketidakaktifan fisik menjadi faktor risiko utama keempat untuk kematian di seluruh dunia. Sebesar 6% dari angka kematian tahunan terkait dengan aktivitas fisik dan lebih dari 2 juta kematian dapat dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Oleh karenanya meskipun data dari Garmin Connect menyatakan tingkat stres penggunanya di Indonesia terbilang rendah dengan jumlah fase tidur yang cukup baik, masyarakat Indonesia direkomendasikan Garmin harus meningkatkan intensitas aktivitas fisiknya dimana rata-rata masih berada di golongan terendah dibanding negara lain di Asia.
Tinggalkan Komentar