Gadgetren – Lesunya pasar produk kamera yang tengah terjadi baru-baru ini mengakibatkan salah satu vendor kamera DSLR ternama Nikon harus undur diri di Tanah Air.
Oleh karena itu, kini beberapa vendor kamera pun mulai memikirkan strategi pasar di tengah pandemi COVID-19 dimana semua orang tidak bisa melakukan perjalanan jauh atau berwisata mengunjungi tempat-tempat indah.
Sebut saja ada Sony dan Fujifilm yang telah mengeluarkan dua kamera compact terbarunya, yakni Sony A7C dan Fujifilm X-S10. Meskipun berbodi kecil, keduanya telah dilengkapi dengan fitur tertinggi di dalamnya yang dapat difungsikan untuk mendukung kebutuhan hobi dari rumah hingga membuat konten.
Tentunya bila dibandingkan dengan mengeluarkan kamera DSLR atau full frame yang berbodi besar, kedua kamera tersebut telihat lebih menarik dan menggoda pasar lebih luas yang tak hanya menyasar pengguna profesional di kalangan vlogger saja tapi juga buat para penikmat videografi yang sedang c0ba-coba vlogging.
Secara harga, keduanya terpaut sangat jauh dimana Sony A7C punya harga banderol yang lebih mahal di bandingkan Fujifilm X-S10. Jika Sony A7C dihargai Rp 26 jutaan, maka Fujifilm X-S10 hanya Rp 15 jutaan saja.
Jika dibandingkan dari segi resolusi, kamera Sony A7C memiliki piksel yang lebih kecil dimana menggunakan 35mm full frame dengan back-illuminated Exmor R CMOS 24,2 MP dan mesin pemrosesan gambar BIONZ X. Sedangkan, Fujifilm X-S10 memiliki sensor 26,1 MP dengan pemrosesan gambar X-Trans CMOS 4 dan X Prosesor 4.
Dari bobotnya, Fujifilm X-S10 lebih ringan dengan bobot 465 gram dan Sony A7C memiliki berat 509 gram. Keduanya mempunyai gimbal 5-Axis untuk membantu pengguna merekam gambar lebih mulus. Namun rentang dinamis yang diberikan berbeda, Sony A7C mencapai 15 stop dan Fujifilm X-S10 hanya 6 stop.
Keduanya sudah dibekali dengan LCD vari-angle yang dapat diputar. Perekaman videonya juga mampu menghasilkan kualitas 4K Full HD, namun tentunya menghasilkan gambar dan warna yang berbeda berkat spesifikasi yang dimiliki masing-masing.
Bila Fujifilm X-S10 menawarkan 4:2:2 10 bit yang dapat menghasilkan video 4K30p di atas waktu 30 menit, maka Sony A7C didukung dengan pemrosesan gambar 16-bit dan output 14-bit RAW untuk memberikan gradasi alami.
Fujifilm X-S10 punya keunggulan melalui fitur editing langsung di dalamnya dengan 18 film simulasi serta terdapat fitur Intelligent Eye atau Face Detection AF, -7,0 EV Low Light AF, dan sistem Auto Fokus hanya 0,02 detik.
Sementara Sony A7C memiliki auto fokus terbaru yang dapat memaksimalkan fitur Al-driven Real-time Tracking untuk mempertahankan fokus akurat secara otomatis saat tombol shutter setengah ditekan hingga 10fps (auto exposure).
Berikutnya, Fujifilm X-S10 tidak dibekali dengan jendela bidik sedangkan A7C dilengkapi oleh jendela bidik untuk memotret atau merekam. Uniknya, Fujifilm X-S10 sudah memiliki fitur pendingin yang dinamakan New Cooling Construction untuk ketahanan perekaman yang lebih panjang tanpa interupsi.
Sementara Sony A7C sama seperti produk Alpha lainnya belum memiliki sistem pendingin. Banyak pengulas kamera yang sering menggunakan perangkat tersebut sering mengeluhkan mesinnya cepat panas jika digunakan untuk perekaman lebih panjang akibat bodinya yang kecil dan compact.
Dilihat dari fitur-fiturnya yang canggih dan unik, bisa dibilang bahwa kamera Fujifilm X-S10 merupakan kamera vlogging yang menggiurkan untuk hasil video konten di YouTube atau media sosial lainnya.
Namun untuk Sony A7C mampu menghasilkan gambar lebih besar dari kamera compact biasa lantaran masih tergolong kamera full frame dan hasil akhirnya tidak akan berubah dalam proses pembuatan film atau pencetakan.
Tinggalkan Komentar