Gadgetren – Setelah diumumkan pada pertengahan September 2020 di Indonesia, akhirnya Sony merilis produk kamera full frame terbarunya bernama Alpha 7C. Kamera full frame Sony yang satu ini membawa kesan berbeda buat para penggemarnya dimana memiliki bodi yang ringkas dan ringan.
Takatsugu Yamamoto selaku Head of Digital Product Marketing PT Sony Indonesia mengatakan bahwa target pasar kamera Sony A7C tidak hanya ditujukan kepada fotografer profesional dan videografer, tapi semua orang yang menyukai hobi fotografi dan videografi.
“Terutama untuk para kreator konten di Indonesia dan juga penikmat foto dan video dengan kamera compact yang tidak mengurangi sedikitpun kecanggihan pada lensa full frame,” ujarnya kepada tim Gadgetren.
Dalam kesempatan yang sama, Fajar Kristiono selaku Alpha Professional Photographer juga ikut membeberkan kepada awak media dan penggemar yang menonton peluncurannya soal apa yang paling disukai dari kamera Sony A7C.
Fitur paling favorit buatnya adalah bodi yang kecil dan bisa digenggam hanya dengan satu tangan saja. “Saya dulu masih ngerasain pegang kamera full frame yang besar. Ditambah lagi layar sudah vary-angle, ini juga hal baru buat kamera Sony punya fitur ini. Touch shutter juga ngebantu banget, yang dulu sebelumnya belum ada,” ujarnya kepada tim Gadgetren.
Meskipun bentuknya kecil, kamera full frame Sony A7C juga dapat menghasilkan gambar berkualitas lebih besar dan memiliki rentang dinamis yang lebih besar pula. Terbukti dari performanya, Sony A7C mempunyai sensor 35mm full frame dengan back-illuminated Exmor R CMOS 24,2 MP dan mesin pemrosesan gambar BIONZ X.
“Untuk cetak 24,2 MP sudah mampu dengan ukuran besar, dari kualitas gambar juga nggak kurang dan nggak akan berubah bahkan secara color lebih suka hasilnya. Color science lebih enak improvement-nya ketika color grading juga,” jelasnya.
Sony pun mengklaim kombinasi sistem gambar tersebut dapat menawarkan sensitivitas dan resolusi tinggi hingga rentang dinamis 15 stop. Soal standar ISO sudah diperluas hingga 51.200 dan bisa ditambah mencapai 204.800 untuk pengambilan gambar dengan cahaya rendah. Kamera ini juga didukung dengan pemrosesan gambar 16-bit dan output 14-bit RAW.
Fajar juga menambahkan pada fitur APS-C auto fokus dapat membantu pengguna yang gaptek atau gagap teknologi dalam menggunakan perekam video, dimana mampu memaksimalkan fitur Al-driven Real-time Tracking yang dapat mempertahankan fokus akurat secara otomatis saat tombol shutter setengah ditekan.
Menariknya lagi, Sony A7C dapat diatur menjadi mode vertikal untuk hasil yang sama sehingga pengguna tidak perlu mengeditnya lagi dan hanya tinggal menduplikasinya saja. Fitur ini sendiri dirancang buat pengguna yang senang membuat konten di media sosial Instagram melalui InstaStory atau IG TV.
Bagi kamu yang berminat untuk segera meminang kamera Sony A7C bisa mengikuti program pre-order sampai tanggal 22 November 2020 mendatang. Untuk harga Sony A7C bodinya saja dibanderol Rp 26.999.000, sedangkan bodi dengan lensa bawaan SEL2860 dihargai Rp 31.999.000.
Konon kabarnya kamera ini memiliki stok terbatas dan hanya tersedia di Sony Authorized Dealers resmi baik offline dan online. Selama masa pre-order ini berlangsung, Sony juga memberikan paket bundling pembelian dengan total nilai Rp 2,5 juta berupa microSD SF-M64T, exclusive Peak Design Strap, dan exclusive Wrapping Cloth.
Tinggalkan Komentar