Gadgetren – Pesatnya pertumbuhan teknologi belakangan ini semakin membuat hidup kita menjadi mudah. Apalagi dengan adanya inovasi dan kemajuan teknologi yang semakin berkembang selama beberapa tahun terakhir, kini dikabarkan bahwa AI dan ML mampu mendeteksi berbagai macam perilaku yang mengarah pada tindak kriminal di jagat maya maupun nyata.
Bagaimana AI dan ML ini mampu mendeteksi aktivitas kriminal di jagat maya maupun nyata? Saya akan ulas dalam tulisan ini. Sebelum saya menjelaskan lebih jauh soal cara kerjanya, ada baiknya kita mengenal apa itu teknologi AI dan ML.
Artificial Inteligence (AI) terdiri dari dua kata artificial untuk buatan dan intelligence untuk kecerdasan dimana kecerdasan ini tidak berasal dari manusia maupun tidak dapat ditemukan di alam semesta.
Sementara Machine Learning (ML) atau yang dikenal sebagai pembelajaran mesin yang bekerja fokus pada pengembangan sebuah sistem yang mampu belajar “sendiri” tanpa harus berulang kali diprogram oleh manusia yang membantu dalam proses inovasi dan kemajuan.
Penggunaan AI sendiri banyak membantu manusia, salah satunya untuk mendeteksi perdagangan narkoba ilegal. Perdagangan narkoba yang dilakukan dalam skala besar akan terdeteksi melalui media sosial dan jaringan gelap.
Berdasarkan informasi yang diambil dari Techdipper, perusahaan media sosial sekarang telah menggunakan teknologi AI dan ML untuk melawan kejahatan. Perusahaan dapat menggunakan AI untuk memantau ancaman secara real time sembari menghalau bahaya yang ditimbulkan oleh pelaku kriminal.
Konon kabarnya, Facebook saat ini tidak bergantung pada pengguna untuk melaporkan gambar terkait narkoba. Sebaliknya, Facebook menggunakan AI untuk mendeteksi dan menolak konten yang tidak pantas sehingga pengguna tidak perlu pusing-pusing melaporkan positngan yang mengganggu. Adapun platform sosial lain yang mendapatkan manfaat dari AI adalah Twitter, Instagram, LinkedIn, dan Reddit.
Disamping itu, platform yang disebutkan di atas juga menggunakan teknologi AI dan mengikuti metode “inspect, report, and ban’’ untuk menghapus akun bot potensial yang dapat melacak gambar kurang pantas di media sosial. Sementara Twitter menggunakan salah satu fitur utama, yakni hashtag untuk mendeteksi akun palsu dan langsung mencekal mereka.
Bila mengingat berita bohong yang sempat merebak soal virus korona, Twitter telah menggunakan teknologi hastag ini untuk memfilter mana cuitan yang meresahkan mana yang bukan.
Meskipun Facebook, Google, dan Twitter adalah perusahaan yang berbeda dengan etika kerja yang berbeda. Mereka tetap sama-sama berjuang melawan kriminal di jagat maya seperti penyebar berita bohong, narkoba, perdagangan anak dan lain-lainnya.
Contoh lain di dunia nyata kejahatan yang mampu dihalau AI dan ML adalah narkoba. AI bekerja dalam pemroses gambar di bandara yang memainkan peran penting dalam deteksi obat terlarang. Teknologi ini dapat mendeteksi apakah orang membawa senjata, bepergian dengan ransel besar yang berisi bundel obat atau bahkan jika ada hewan berbahaya maupun spesies yang terancam punah.
Teknologi AI dan ML ini dapat memindai ribuan bagasi dan mendapatkan detail perilaku mencurigakan dengan cepat. Berkat kemampuan Sistem Informasi Geografis, kita juga dapat memetakan dan menganalisis informasi sensor IoT untuk menentukan pola perjalanan, pola penyelundupan, dan contoh lalu lintas narkotika.
Namun demikian tidak semua negara mampu membeli teknologi ini untuk mencegah penyebaran narkoba sehingga kesempatan meningkatkan jumlah penyelundup semakin terbuka lebar.
Meskipun AI sangat efisien dalam memangkas penyebaran narkoba skala besar, namun dibutuhkan banyak waktu untuk meningkatkan algoritma ML yang ada dan melatihnya untuk mendeteksi setiap obat yang ada di dunia lebih akurat.
Tinggalkan Komentar