Gadgetren – Tahun 2020 bakal menjadi era baru untuk perkembangan desain smartphone dan laptop. Kedua kategori produk ini sepertinya akan menawarkan desain dengan fungsionalitas sekaligus portabilitas yang tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya.
Pada gelaran CES 2020 beberapa waktu yang lalu, produsen besar seperti Intel, Dell, Lenovo, dan TCL mulai ikut bermain di desain terbaru ini. Bahkan Samsung belum lama ini juga merilis dua smartphone foldable. Lalu apa sebenarnya keuntungan dari desain baru tersebut dibandingkan dengan generasi sebelumnya?
Layar Jadi Fitur dan Fokus Utama
Seperti yang kita tahu, layar menjadi instrumen utama pengguna untuk berinteraksi pada smartphone maupun laptop. Para produsen bahkan memaksimalkan porsi layar dengan meminimalkan bezel dan layar yang melengkung pada smartphone.
Ukuran layar pada smartphone pun kian semakin membesar disertai dengan peningkatan fitur dan spesifikasi untuk memancing pengguna melakukan banyak hal di smartphone maupun laptop.
Pada Galaxy Note 10+ misalnya, ukuran layar smartphone yang satu ini terbilang mendekati tablet. Akibatnya beberapa pengguna ada yang merasa kurang nyaman saat disimpan di saku celana dikarenakan ukurannya yang besar.
Sementara pada segmen laptop kini semakin banyak bermunculan laptop hibrida yang kini harganya kian terjangkau. Keduanya memiliki kesamaan permasalahan yang ingin diatasi oleh para produsen dari kedua perangkat tersebut yakni portabilitas.
1. Layar Lipat
Pada pergelaran yang sama, CES 2020, beberapa vendor memperkenalkan desain laptop baru seperti Intel dengan konsep laptop foldable Horseshoe Bend, Dell dengan Duet dan Ori, serta Lenovo dengan Thinkpad X1 Fold.
Menariknya saat yang lain masih berupa konsep, Lenovo dengan percaya diri mengungkapkan bahwa laptop dengan layar lipat perdana mereka sudah siap untuk diproduksi massal.
Sedangkan di segmen smartphone sendiri ada TCL yang meraih banyak perhatian dengan konsep smartphone layar lipatnya yang kabarnya bakal dibanderol di bawah USD 500. Pameran tersebut secara jelas memperlihatkan bagaimana layar lipat bakal menjadi hal umum di masa mendatang.
2. Dual Screen
Segmen baru yang lebih “masuk akal” tak lain adalah laptop dan smartphone dengan dual screen. Kehadiran dua layar akan memungkinkan peningkatan produktivitas para penggunanya.
Riset yang dirilis oleh Dell pada 2011 lalu mengungkap bahwa dengan penggunaan dua layar akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan serta mengurangi stress pada pengguna akibat karena terhindar dari berganti-ganti aplikasi yang umum dilakukan dengan satu layar saja.
Form factor dual screen pada smartphone pertama kali diperkenalkan oleh Kyocera Echo pada 2011 silam yang sayangnya hanya mampu bertahan selama setahun. Beberapa tahun berikutnya, pabrikan lain mulai ikut merilis smartphone dengan dua layar.
Keunggulan lain dari laptop dan smartphone dual screen adalah ebih mudah diaplikasikan dan diproduksi massal daripada foldable. Namun dengan berbagai mode yang dihadirkan tentunya membutuhkan ekosistem yang turut mendukung.
Perangkat Jadi Lebih Multifungsi
Platform laptop maupun smartphone foldable punya form factor yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Misalnya ketika bekerja kita dapat mengubahnya menjadi seperti laptop dengan virtual keyboard yang mengisi sebagian layar, layar dibentangkan layaknya buku ketika ingin nyaman multitasking, atau aplikasi dapat tampil di layar secara menyeluruh.
Walaupun punya potensi yang besar, sayangnya smartphone foldable saat ini masih memiliki mode yang terbatas. Contohnya seperti pada Galaxy Fold yang tak ubahnya seperti tablet yang dapat dilipat sementara Motorola razr yang menawarkan ukuran lebih ringkas dengan kemampuannya melipat secara vertikal.
Seperti produk generasi awal pada umumnya, form factor foldable masih memiliki banyak tantangan. Meskipun plastik OLED termasuk tahan pecah dan ringan, layar ini masih sangat rentan dengan goresan serta mempunyai kerutan pada bagian lipatan yang juga menimbulkan masalah tersendiri bagi pengalaman pengguna.
Oleh karena itu beberapa pabrikan harus mendesain mekanisme lipat khusus untuk mengurangi kerutan pada layar. Panel plastik juga membuat penggunaan stylus pada form factor foldable masih sangat terbatas.
Produsen ternama seperti Corning yang terkenal akan produk Gorilla Glass telah merancang material khusus sebagai solusi permasalah tersebut. Namun tentu saja produk terbaru mereka masih belum siap untuk diproduksi massal.
Uniknya, Lenovo sendiri mengklaim bahwa Thinkpad X1 Fold telah menghadapi berbagai tes daya tahan layaknya seri Thinkpad yang lain. Walaupun begitu laptop foldable ini masih perlu diuji secara nyata ketangguhannya karena setiap pengguna mempunyai kebiasaan yang berbeda.
Dikarenakan form factor layar lipat masih tergolong sangat baru, maka tak heran harga dari setiap produk yang punya teknologi baru ini masih sangat mahal. Lenovo Thinkpad rencananya bakal dibanderol dengan harga USD 2.499 sementara Galaxy Fold yang dirilis di penghujung 2019 lalu berkisar USD 2.000.
Sistem Operasi yang Fleksibel
Microsoft sendiri menyadari bahwa Windows 10 masih belum cukup optimal untuk interaksi sentuh. Pada bulan 2 Oktober 2019 lalu, Microsoft mengumumkan tengah mempersiapkan versi Windows 10 khusus untuk platform foldable dan dual screen.
Bersamaan dengan pengumuman tersebut, Microsoft juga memperkenalkan Surface Neo yang merupakan laptop dual screen. Sistem operasi Windows 10X dijadwalkan rilis pada penghujung 2020 nanti bersamaan dengan rilisnya Surface Neo.
Sementara pada smartphone berbasis Android, Google sendiri telah mempersiapkan Android 10 untuk mendukung aplikasi agar dapat tetap berjalan di form factor foldable dan dual screen.
Hanya saja untuk form factor dual screen membutukan perubahan khusus agar setiap aplikasi agar bisa beradaptasi pada perangkat dengan dua layar. Microsoft sendiri bahkan merilis panduan khusus bagi para pengembang agar aplikasi mereka bisa tetap berjalan sempurna di dua layar.
Mendorong Hardware Lebih Efisien
Tidak mau ketinggalan, Intel pun telah mempersiapkan prosesor terbaru untuk form factor masa depan ini. Generasi Tiger Lake digadang bakal memperkuat segmen foldable karena diproduksi dengan fabrikasi 10nm yang lebih hemat daya, namun tetap bertenaga.
Tiger Lake juga dilengkapi dengan AI dan Intel Xe Graphics yang mampu beradaptasi dalam berbagai skenario. Prosesor ini dijadwalkan bakal dikirim ke produsen pada pertengahan 2020 nanti. Untungnya segmen smartphone telah lebih siap dalam hal perangkat kerasnya karena system-on-chip (SoC) keluaran terbaru sudah mencapai fabrikasi 7nm.
Kesimpulan
Kedua form factor tersebut memiliki beberapa keuntungan beserta konsekuensi masing-masing. Desain layar lipat memang membuat perangkat menjadi ringan dan lebih praktis dalam penggunaanya, namun teknologinya untuk saat ini masih belum “matang” jika dipakai untuk penggunaan sehari-hari.
Di satu sisi, Dual Screen akan lebih nyaman untuk digunakan khususnya bagi pengguna yang sering multitasking. Hanya saja bobotnya cukup berat karena harus membawa dua layar dalam satu perangkat. Walaupun begitu perkembangan teknologi yang satu ini tergolong sangat cepat.
Dengan banyaknya produsen perangkat elektronik yang ikut bermain di form factor ini, bukan tidak mungkin laptop dan smartphone dengan desain baru seperti ini bakal menggantikan generasi sebelumnya yang telah kita kenal sehari-hari.
Tinggalkan Komentar