Xiaomi Redmi 14C
- Rating
Kesimpulan
Xiaomi Redmi 14C merupakan handphone 4G-LTE entry-level yang dibekali dengan chipset MediaTek Helio G81 Ultra, RAM hingga 8 GB, penyimpanan hingga 256 GB, baterai 5.160mAh, dan kamera utama 50 MP.
Yang Disukai
- Daya tahan baterai lama
- Layar refresh rate 120Hz
- Desain menarik
- Sensor fingerprint
- NFC
- Adaptor Charger 33W dalam Paket Penjualan
Yang Tidak Disukai
- Masih menggunakan poni waterdrop
- Speaker mono
- Tidak ada kamera ultrawide
Gadgetren – Semakin ketatnya persaingan handphone entry level Rp1 jutaan, membuat Xiaomi menghadirkan Redmi 14C di Indonesia.
Dibanderol mulai dari Rp1.499.000, Xiaomi Redmi 14C ini sudah menggunakan baterai berkapasitas 5.160mAh yang diklaim mampu bertahan lama dalam pemakaian normal. Sementara fitur 18W Fast Charging pun turut dihadirkan pada handphone ini.
Menariknya, Xiaomi justru menyematkan adaptor charger 33W pada dus penjualannya. Sementara desain yang ditawarkan pada Redmi 14C mengikuti perangkat kelas menengah yang mengusung lingkaran besar dengan empat lingkaran di dalamnya.
Desain
Untuk memberikan pilihan pada masyarakat Indonesia, handphone ini hadir dengan tiga pilihan warna yang terdiri dari Starry Blue, Dreamy Purple, dan Midnight Black.
Kebetulan saya menggunakan warna Starry Blue dengan dominasi gradasi warna biru langit ditambah guratan garis-garis melingkar yang mencerminkan taburan bintang di angkasa yang membuatnya terlihat menawan.
Apalagi pada saat terkena pantulan cahaya, guratan garis taburan bintang ini terlihat berkilau. Bodi belakangnya pun menggunakan desain Glasstic (Glass Plastic) sehingga tidak terasa licin ketika permukaannya disentuh.
Bahkan menurut saya Starry Blue ini unik karena mempunyai garis seperti taburan bintang yang membuatnya berbeda dibandingkan varian Dreamy Purple dan Midnight Black yang hanya menggunakan satu warna tanpa adanya ornamen maupun garis.
Meskipun debu tidak mudah menempel pada permukaan belakangnya, namun noda sidik jari terlihat mudah berbekas. Untuk itulah, saya langsung menggunakan softcase tambahan yang sudah disematkan di bagian belakangnya untuk meminimalisir munculnya noda di bagian belakang.
Walaupun mempunyai empat lingkaran di dalam lingkaran besar, namun nyatanya dua lingkaran berisikan kamera, satu lingkaran untuk LED Flash, dan satu lingkaran mempunyai tulisan 50 MP AI Camera.
Beralih ke sisi bawahnya, terdapat mikrofon, port USB Type-C, dan lubang speaker. Sementara port jack audio 3,5mm justru disematkan pada sisi atasnya. Untuk sisi kirinya terdapat SIM Tray yang terdiri dari dua slot kartu SIM dan satu slot microSD.
Adapun sisi kanannya terdapat tombol Volume dan Power yang disusun secara vertikal. Perangkat ini pun mempunyai sensor fingerprint yang berada tepat di tombol Power sehingga memudahkan saya untuk menyematkan sidik jari ketika ingin membuka Lock Screen dengan cepat.
Menariknya lagi, Redmi 14C ini sudah dibekali dengan fitur NFC (Near Field Communication) yang memudahkan saya untuk mengecek atau mengisi saldo kartu emoney. Sementara saya juga dapat melakukan pembayaran digital pada merchant tertentu dengan fitur tersebut.
Layar
Secara kasat mata, Redmi 14C ini hadir dengan layar yang memenuhi bagian depan sehingga mampu menampilkan konten dengan area yang luas. Namun poni waterdrop yang hadir pada perangkat ini membuat desainnya terasa kurang modern dibandingkan handphone entry-level lain yang sudah menggunakan punch hole di bagian atasnya.
Lebih lengkapnya, handphone ini menggunakan layar 6,88 inci dengan teknologi IPS LCD dan resolusi HD+ (1640 x 720 piksel) yang mampu menampilkan beragam konten secara jelas sehingga nyaman di mata.
Dengan tingkat kecerahan puncak 600 nits, membuat konten pada layar masih saya dapat dilihat dengan jelas walaupun sedang berada di bawah sinar matahari sekalipun. Perangkat ini juga mempunyai refresh rate hingga 120Hz yang mampu membuat layar menampilkan gerakan transisi antar menu secara halus.
Namun apabila kecepatan refresh rate tinggi ini lebih banyak mengkonsumsi daya baterai, maka terdapat pengaturan untuk menguncinya ke refresh rate 60Hz atau Auto Switch refresh rate.
Apabila menggunakan Auto Switch refresh rate, maka kecepatan refresh rate akan berganti secara otomatis tergantung dari konten yang sedang ditampilkan oleh layar sehingga membuat handphone tidak terlalu boros mengkonsumsi energi.
Saya sendiri merasa bahwa layar dapat merespon sentuhan jari dengan baik sehingga membuat proses navigasi, pemilihan menu, penggunaan aplikasi, maupun bermain game menjadi nyaman.
Handphone ini sudah menggunakan Xiaomi HyperOS berbasiskan Android 14 dengan tampilan sederhana yang mempunyai ikon dan teks proporsional sehingga mempermudah navigasi.
Bahkan tampilan antarmuka Xiaomi HyperOS ini pun mirip dengan MIUI mulai dari tampilan Lock Screen, Home Screen, Quick Settings, Notification, App Drawer, dan Settings sehingga bagi pengguna handphone Xiaomi generasi sebelumnya akan familiar ketika menggunakan Redmi 14C.
Kamera
Produk yang satu ini hadir dengan dukungan dua kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 50 MP dan depth. Sementara untuk kamera depannya sudah mempunyai resolusi 13 MP.
Untuk handphone dengan harga Rp1 jutaan, kamera utama dari handphone ini dapat menghasilkan foto dengan kualitas yang baik pada kondisi Siang Hari. Saya juga memanfaatkan fitur Night Mode untuk menghasilkan foto yang terang dan minim noise pada kondisi Malam Hari.
Tidak hadirnya kamera ultrawide di handphone ini, membuat saya harus menggunakan Panorama Mode dengan menggeser kamera utama dari kiri ke kanan atau sebaliknya secara perlahan untuk dapat menghasilkan foto dengan area yang luas.
Menurut saya, kamera depan dari handphone ini dapat menghasilkan foto selfie secara baik dengan wajah subjek yang terlihat detail. Terdapat fitur Portrait untuk kamera depan dan belakangnya sehingga hasil foto bisa mempunyai subjek yang terlihat fokus, namun latar belakangnya memiliki efek bokeh.
Kamera depan dan belakang handphone ini dapat merekam video hingga Full HD (1080p) 30 fps dengan kualitas gambar yang baik. Namun pada saat perekaman dilakukan dengan kondisi bergerak, terlihat hasil videonya mengalami guncangan.
Sayangnya tidak terdapat fitur Ultra Steady atau penstabil pada handphone ini. Dengan begitu, saya sarankan sebaiknya pengguna Xiaomi Redmi 14C tidak banyak bergerak ketika merekam video agar hasilnya bagus.
Performa
Xiaomi Redmi 14C diotaki chipset MediaTek Helio G81 Ultra Octa-Core 2 Ghz. Kebetulan saya menggunakan perangkat varian tertinggi yang mempunyai kombinasi RAM 8 GB dan penyimpanan internal 256 GB.
Saya juga dapat mengaktifkan fitur Memory Extension untuk membuat sistem meminjam ruang kosong penyimpanan internal menjadi RAM Virtual dengan pilihan kapasitas 4 GB, 6 GB, atau 8 GB.
Untuk handphone Rp1 jutaan, chipset Helio G81 Ultra yang dikombinasikan dengan RAM 8 GB mampu menghasilkan performa yang bertenaga sehingga dapat menjalankan beragam aplikasi secara multitasking dengan mulus.
Selama penggunaan sehari-hari, saya sendiri menjalankan aplikasi secara multitasking sekitar 8 hingga 10 aplikasi. Saya merasa bahwa Redmi 14C mampu menjalankan aplikasi dengan lancar dan nyaman.
Saya pun turut melakukan benchmark performa dengan menggunakan aplikasi AnTuTu Benchmark v10.3.4, Geekbench v6.3.0, dan 3D Mark. Redmi 14C berhasil mendapatkan skor 267.556 poin pada aplikasi AnTuTu Benchmark V10.3.6.
Sementara pada pengujian dengan Geekbench v6.3.0, handphone ini mendapatkan skor 414 poin untuk Single-Core dan 1.379 poin untuk Multi-Core. Berdasarkan pengujian 3D Mark Wild Life Extreme Stress Test, produk ini mendapatkan skor tertinggi di 158 poin dan skor terendah di 155 poin dengan kestabil 98,1%.
Selanjutnya saya memainkan beberapa game populer, seperti Mobile Legends, Honor of Kings, PUBG Mobile, dan Free Fire Max, untuk menguji performa tingkat lanjut dari Redmi 14C.
Dengan pengaturan maksimal di grafis Ultra dan frame rate High, Mobile Legends dapat dijalankan dengan lancar. Apalagi masih dapat berjalan mulus ketika saat 10 Hero bertarung dalam satu area yang sama.
Sementara Honor Of Kings pun dapat dimainkan dengan lancar ketika menggunakan setelan tertinggi di grafis Ultra dan frame rate High. Sementara kontrol virtual arah dan skill dapat merespon sentuhan jari saya dengan baik sehingga pertarungan dengan musuh dapat berjalan dengan lancar.
Untuk PUBG Mobile dapat diatur ke kombinasi grafis Smooth + frame rate Ultra atau grafis HD + frame rate High. Pada saat menggunakan kedua setelan grafis dan frame rate tersebut, saya merasa bahwa game dapat dimainkan dengan lancar.
Apabila memilih pengaturan di grafis Smooth + frame rate Ultra, maka animasi karakter yang dimunculkan selama permainan terasa lebih mulus. Sedangkan kombinasi grafis HD + frame rate High dapat memperlihatkan grafis dan visual efek yang lebih bagus.
Menariknya, Xiaomi Redmi 14C ini dapat menjalankan game Free Fire Max secara lancar walaupun menggunakan pengaturan tertinggi dengan komposisi grafis Max dan frame rate High. Tentunya kontrol virtual arah, senjata, pergantian menu, dan lainnya dapat ditekan dengan baik.
Jika dilihat dari pengujian di atas, Redmi 14C ini dapat menjalankan beragam aplikasi secara multitasking dengan mulus untuk aktivitas sehari-hari. Sementara beberapa game populer mampu dimainkan dengan lancar.
Baterai
Baterai berkapasitas 5.160mAh yang dibenamkan pada Redmi 14C ini diklaim Xiaomi dapat bertahan lama dalam pemakaian normal. Untuk membuktikan klaim tersebut, saya pun melakukan benchmark dengan menggunakan aplikasi PCMark for Android agar dapat mengetahui daya tahan baterainya.
Tak ketinggalan, saya menambahkan beberapa parameter benchmark yang terdiri dari Work 3.0 Battery Life Mode, layar dengan tingkat kecerahan di 50%, dan kondisi baterai mulai dari 100%.
Pada refresh rate 120Hz, handphone yang satu ini berhasil mendapatkan skor PCMark for Android yang mencapai 10 jam 55 menit. Sementara pada refresh rate 60Hz, Redmi 14C menghasilkan skor 12 jam 45 menit.
Untuk penggunaan aplikasi sehari-hari, perangkat yang satu ini memiliki Screen on time 6 jam 44 menit dari kondisi 100% ke 10% untuk layar refresh rate 120Hz. Sedangkan pada refresh rate 60Hz, Redmi 13C mendapatkan Screen on Time 8 jam 22 menit dari kondisi 100% ke 10%.
Meskipun mendapatkan adaptor charger 33W, namun sejatinya Redmi 14C ini hanya mendukung fitur 18W Fast Charging. Dengan begitu pengisian daya baterainya akan menggunakan kecepatan dari 18W tersebut. Pada saat dilakukan pengecasan secara nyata, daya baterai perangkat ini dapat terisi dari 10% ke 100% hanya dalam waktu 1 jam 30 menit atau sekitar 90 menit saja.
Kesimpulan
Setelah dipakai beberapa minggu, saya merasa bahwa Redmi 14C dapat menunjang aktivitas sehari-hari karena mempunyai daya tahan baterai lama, kinerja yang lancar untuk menjalankan aplikasi, dan layar dengan refresh rate 120Hz yang dapat menampilkan konten dengan baik. Namun poni waterdrop membuat desain bagian depannya terasa tidak modern.
Untuk ukuran handphone entry-level, kamera utama dan depannya dapat menghasilkan foto dengan baik. Sayangnya tidak hadirnya kamera ultrawide membuat saya harus menggunakan mode Panorama untuk menghasilkan foto area luas. Selain itu, Redmi 14C hanya mempunyai satu speaker saja sehingga tidak dapat menghasilkan suara stereo.
Sementara menurut saya, Redmi 14C dapat menjadi salah satu pilihan bagi kamu yang memiliki dana di kisaran Rp1 jutaan, namun menginginkan handphone 4G-LTE yang mempunyai performa lancar, daya tahan lama, layar dengan refresh rate 120Hz, dan fitur NFC.
Hadir dengan dua varian, Redmi 14C ini dijual dengan harga Rp1.499.000 untuk RAM 6 GB + penyimpanan 128 GB dan Rp1.799.000 untuk RAM 8 GB + penyimpanan 256 GB. Tentunya kamu dapat membeli varian handphone ini sesuai dengan dana dan kebutuhan yang dimiliki.
Tinggalkan Komentar