Gadgetren – Pada 1 November 2024 silam, Samsung Electronics Indonesia mengajak tim Gadgetren untuk mengikuti acara Exclusive Media Session Winners Samsung Solve For Tomorrow 2024 di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, saya berkesempatan untuk mewawancarai sekaligus mendengarkan pemaparan dari tim MASETASIA mengenai karyanya yang berhasil menjadi juara pertama kompetisi Samsung Slove for Tomorrow 2024 pada kategori SMA Sederajat (SMA/SMK & Setara).
Sebagai tambahan, tim MASETASIA ini beranggotakan Muhammad Atha Kesaka Yusel dan Muhammad Hammam Arfiandi yang merupakan siswa kelas XIII dari MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Insan Cendekia Serpong.
Menurut Hammam, MASETASIA atau Masyarakat Sehat Tanpa Demensia merupakan website berbasis kecerdasan buatan atau Artficial Intelligence (AI) yang mampu mendeteksi potensi seseorang mengalami Demensia ringan, sedang, berat, atau tidak Demensia dengan metode Clock Drawing Test (CDT) atau menggambar jam analog.
Hammam menambahkan bahwa pengguna dapat secara langsung menggambar jam pada area yang disediakan di situs MASETASIA atau bisa juga menggambarnya secara manual pada kertas yang selanjutnya diunggah ke situs.
Setelah gambar jam analog diinput ke situs, maka sistem AI dari MASETASIA akan mendeteksi dan memberikan hasil seseorang apakah mengalami Demensia ringan, sedang, berat, atau tidak Demensia sama sekali pada halaman Skrining Anda.
Menurut Atha, MASETASIA yang menggunakan kecerdasan buatan ini berhasil mendapatkan akurasi tinggi 87% berdasarkan perbandingan dengan hasil deteksi psikolog klinis yang dilatih menggunakan data lebih dari 3100 gambar jam analog atau Clock Drawing Test dari Lansia tanpa Demensia, Demensia ringan, sedang, dan berat.
“Kami mengadakan uji blackbox untuk mengetahui apakah website MASETASIA ini berjalan semua fungsi yang diinginkan. Dari situ juga, MASETASIA dinyatakan sebagai tool yang Acceptable berdasarkan System Usability Scale Test yang sudah dijalankan dan berhasil mendapatkan skor 83 yang dapat dikategorikan sangat baik,” ucap Hamman.
Atha mengungkapkan bahwa dengan MASETASIA membuat proses pendeteksian Demensia menjadi lebih praktis karena dapat diakses dari manapun dan kapanpun. Didukung kecerdasan buatan, membuat hasil deteksi MASETASIA menjadi minim bias dan tinggi Interrater realiability.
“ Dalam tesnya tidak melibatkan penggambaran huruf sehingga semua orang, terutama Lansia dapat mengakses MASETASIA. Dengan fitur Mashup dapat membantu konsultasi lebih lanjut dengan psikologis klinis dari hasil skrining yang didapatkan di MASETASIA,” tambah Atha.
Hammam menyimpulkan bahwa MASETASIA ini menawarkan solusi yang inovatif dalam mendeteksi Demensia dan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup pasien, keluarga, dan juga negara yang memperhatikan penyakit Demensia.
“Untuk pengembangan website MASETASIA ke depannya, kami akan menambahkan jumlah data set dan meningkatkan akurasi AI dalam memprediksi hasil skrining terhadap pengguna. Kami juga ingin menjalankan perizinan Alat Kesehatan kepada Kementerian Kesehatan agar MASETASIA dapat diimplementasikan kepada instansi-instansi Kesehatan terkait sehingga manfaat website ini dapat dirasakan oleh masyarakat yang lebih luas,” pungkas Hammam.
Ke depannya tim MASETASIA juga akan bekerja sama dengan berbagai instansi-instansi Kesehatan di Indonesia agar bisa memberikan dampak luas mengenai deteksi Demensia dini kepada semua masyarakat Indonesia, terutama Lansia menjadi lebih sehat.
Dengan menjadi juara pertama di ajang Samsung Solve For Tomorrow 2024 ini, tim MASETASIA berhak mendapatkan hadiah berupa produk-produk Samsung senilai Rp170.000.000.
Sementara untuk juara kedua berhak mendapatkan produk Samsung senilai Rp75.000.000, juara kedua mendapatkan produk Samsung senilai Rp30.000.000, dan pemenang People Choice Award mendapatkan Rp23.000.000.
Untuk pemenang lain dari kategori SMA Sederajat (SMA/SMK & Setara) terdiri dari tim OXCEEPTIAL dari MAN Insan Cendekia Kota Batam dengan karya Dione AI yang menjadi juara kedua, tim UDAH TELAT, MINIM NIAT dari SMA Mawar Sharon Christian School Surabaya dengan karya CUbots yang menjadi juara ketiga, dan HANDSTALK dari SMA 1 Sidoarjo dengan karya Handstalk yang menjadi pemenang People Choice Award.
Sementara untuk pemenang dari kategori Universitas (D3, D4, & S1) terdiri dari SOLYD IAS TIM dengan karya Portable Kit D-Dimer Level Detector dari Universitas Brawijaya menjadi juara pertama, HERLENS dengan karya Herlens dari Universitas Indonesia menjadi juara kedua, NARA 1 dengan karya SIKELAS dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia menjadi juara ketiga, dan CEMERLANG dari Universitas Gadjah Mada dengan karya Dentalint – Dental Assistant menjadi pemenang People Choice Award.
Tinggalkan Komentar