Gadgetren – Layar dengan refresh rate tinggi yang ditawarkan oleh berbagai macam handphone masa kini tentu bukan sekedar gimmick tetapi memang dapat memberikan pengalaman pemakaian lebih baik.
Dengan refresh rate tinggi, gerakan animasi konten hingga antarmuka aplikasi yang ditampilkan di layar soalnya akan berjalan secara lebih mulus sehingga handphone pun dapat terlihat lebih natural saat digunakan.
Namun tentu saja, tidak semua orang membutuhkannya. Layar dengan refresh rate tinggi memang sangat cocok bagi mereka yang memerlukan tampilan animasi yang baik seperti untuk bermain game tetapi sayangnya juga mempunyai sejumlah efek samping.
Mengenal Apa Itu Refresh Rate
Untuk menampilkan sebuah gerakan animasi dari konten, aplikasi, maupun game, layar akan memuat serangkai gambar secara berurutan. Refresh rate adalah nilai dari kemampuan sebuah panel untuk melakukan penyegaran agar bisa menampilkan suatu konten.
Secara sederhana, refresh rate akan merujuk kepada banyaknya gambar yang bisa dimuat oleh sebuah panel dalam satu detik. Biasanya kemampuan ini akan digambarkan dalam satuan frekuensi yaitu Hertz (Hz).
Misalnya pada sebuah handphone yang disebut-sebut mempunyai layar dengan refresh rate hingga 120Hz, maka panel yang digunakan bakal mampu menyegarkan tampilan sampai 120 kali setiap detik saat memproduksi suatu gambar.
Jika diimbangi dengan SoC dan konten yang mampu memproduksi frame rate (laju gambar) tinggi, maka tentu saja animasi yang dihasilkan oleh layar 120Hz tersebut akan terlihat lebih halus ketimbang panel dengan refresh rate rendah karena jeda waktu antar gambar bakal lebih singkat.
Layar dengan refresh rate tinggi juga akan semakin menarik jika diimbangi dengan touch sampling rate tinggi. Jadi selain menghadirkan animasi yang lebih halus, kamu juga akan mendapatkan sensitivitas sentuhan yang lebih responsif.
Kombinasi ini tentunya akan sangat cocok bagi kamu yang gemar bermain game tembak-menembak seperti PUBG Mobile, Fortnite, PUBG: NEW STATE, hingga Free Fire. Kita bisa lebih mudah mengincar musuh kemudian menembaknya.
Pemakaian layar dengan refresh rate tinggi sayangnya bisa ada efek samping. Salah satu yang paling terasa, pemakaian daya menjadi lebih besar di mama secara tidak langsung dapat membuat handphone lebih boros sehingga akan mudah kehabisan baterai saat digunakan.
Untungnya beberapa perusahaan menyadari hal itu, bahkan sudah menyiapkan solusi yang pas sebagai antisipasinya dengan mengembangkan berbagai macam teknologi baru di industri layar handphone.
Teknologi Layar dengan Refresh Rate Tinggi
LayardDengan Refresh Rate Adaptif
Apple dan Samsung belum lama ini mengembangkan layar berteknologi LPTO yang menawarkan kemampuan lebih adaptif dibandingkan panel OLED pada umumnya dalam menyesuaikan refresh rate dengan frame rate dari konten-konten yang akan ditampilkan.
Oleh karena itu tidak heran bila Apple melalui lini iPhone 13 bisa memperkenalkan teknologi ProMotion serta Samsung maupun beberapa produsen handphone Android lainnya mampu meluncurkan layar Adaptive Refresh Rate.
Secara sederhana, beberapa teknologi adaptif tersebut memungkinkan kita lebih menghemat pemakaian daya sebuah handphone karena secara otomatis akan menyesuaikan kemampuan layar dengan jenis konten sehingga tidak perlu mengucurkan energi secara terus menerus.
Yang cukup menarik, teknologi layar yang dikembangkan dengan panel LPTO umumnya dapat menjangkau refresh rate dengan rentang sangat luas. Beberapa di antaranya bahkan bisa menyentuh mulai dari 10Hz saat berada di layar statis (misal menampilkan notifikasi) hingga 120Hz saat dipakai bermain game atau sekedar membaca artikel.
Pada beberapa generasi sebelumnya, teknologi layar adaptif sebenarnya sudah tersedia. Hanya saja penyesuaian refresh rate memerlukan komponen khusus untuk menjembatani panel dengan GPU yang mana prosesnya pun akan lebih mengandalkan sisi software.
Namun tentu saja, opsi dari software ini biasanya tidak akan sesempurna implementasi layar dengan peranti keras yang mendukungnya. Maka dari itu sejumlah perusahaan mengakali dengan menghadirkan opsi setelan manual.
Layar dengan Setelan Manual
Perlu diketahui bahwa layar berpanel LPTO sekarang masih tersedia secara terbatas pada perangkat-perangkat kelas atas yang dibanderol dengan harga mahal. Handphone di kelas menengah ke bawah masih mengandalkan teknologi lama baik itu IPS maupun OLED.
Sebagai alternatif untuk memberikan pengalaman yang lebih baik, implementasi panel layar pun dilakukan dengan tambahan setelan manual. Kita nantinya bisa menentukan sendiri apakah ingin menggunakan refresh rate tinggi dengan risiko boros baterai atau rendah supaya lebih hemat.
Tinggalkan Komentar