POCO X3 NFC
- Layar - 8/108/10
- Performa - 9/109/10
- Kamera - 8/108/10
- Baterai - 10/1010/10
- Software - 7/107/10
- Desain - 7/107/10
Kesimpulan
POCO X3 NFC merupakan handphone yang akan membuat puas banyak kalangan. Performa tinggi dengan daya tahan baterai lama menjadi kekuatan utama dari handphone yang satu ini. Namun itu bukan berarti handphone ini tanpa kekurangan.
Yang Disukai
- Performa cepat untuk gaming
- Daya tahan baterai sangat lama
- Layar Full HD 120Hz
- NFC, IR Blaster, dan USB-C
- Kamera memadai
Yang Tidak Disukai
- Sistem getaran yang lemah
- Banyak bloatware
- DynamicSwitch tidak bisa dimatikan
Gadgetren – POCO X3 NFC berhasil menggebrak pasar handphone kelas menengah di Indonesia dan mencuri perhatian dari berbagai kalangan.
Bagaimana tidak, POCO X3 NFC melenggang dengan harga yang sangat bersaing dengan spesifikasi yang cukup tinggi. Di Indonesia sendiri, POCO X3 NFC tersedia dalam dua varian yang meliputi Rp 3.099.000 untuk varian RAM 6GB dan Rp 3.499.000 untuk varian RAM 8GB.
Apa yang menyebabkan POCO X3 NFC tampak begitu menggiurkan? Berikut ini ulasannya dari tim Gadgetren.
POCO X3 NFC tampil dengan desain yang berbeda dibandingkan kebanyakan handphone kelas menengah lainnya. Tersedia dalam pilihan warna Shadow Gray dan Cobalt Blue, bagian belakang POCO X3 NFC punya desain yang mengingatkan saya pada mobil sport, dimana terdapat corak stripe dengan tulisan POCO di salah satunya.
Modul kamera yang dimilikinya pun terbilang unik. Saat handphone lain memiliki modul kamera berbentuk persegi atau kota di sisi kiri atas, POCO X3 NFC justru memilih untuk menghadirkan modul kamera berbentuk oval di tengah dengan lensa dan lampu LED yang tersebar di lima titik.
Modul tersebut memiliki kesan lebih futuristik dan semakin menyokong desain sporty yang diberikannya. Namun, modul kamera tersebut cukup menonjol sehingga akan langsung menyentuh dasar meja atau sedikit kerepotan saat memasukannya ke saku celana jeans karena mudah tersangkut.
Untungnya Xiaomi sudah menyediakan case anti bakteri dalam paket penjualan yang bisa langsung dipasangkan untuk membuatnya permukaan bagian belakang sama rata sambil memberikan perlindungan lebih dari benturan atau lainnya.
Kembali berbicara soal desain, POCO X3 NFC punya pinggiran yang melengkung sehingga membuatnya sedikit lebih nyaman untuk digenggam walau ukurannya besar. Hanya saja, material polikarbonat yang menyelimuti bagian belakangnya terasa cukup tipis. Hal ini pun menyebabkan efek getaran menjadi terasa lebih kasar dibandinkan handphone lain.
Kabar baiknya, pemangkasan pada material bodinya memungkinkan POCO X3 NFC memiliki fitur kekinian yang lengkap mulai dari port USB Type-C, IR Blaster, sensor pindai sidik jari di tombol power, serta dua slot kartu (satu slot kartu SIM dan satu slot hibrida).
POCO X3 NFC pun mempunyai layar berbentang 6,67 inci yang menjadi salah satu alasan kenapa bodinya secara keseluruhan cukup besar. Hal ini tentu akan mempengaruhi kenyamanan karena akan lebih sulit untuk digenggam oleh sebagian orang.
Saya sendiri cukup kesulitan untuk menjangkau seluruh sisi layar sehingga saya sering kali harus menggunakan dua tangan atau mengubah posisi genggaman untuk bisa menavigasikan POCO X3 NFC.
Sisi baiknya, layar besar tersebut tentunya berpengaruh pada kepuasan saat mengonsumsi konten hiburan. Apalagi desain DotDisplay yang dimiliki menghadirkan punch hole dan bezel tipis untuk memberikan kesan lebih luas saat mengonsumsi konten visual.
Layarnya sendiri mampu menampilkan gambar dalam resolusi Full HD+ 2400 x 1080 piksel dengan rasio layar-ke-bodi mencapai 91,25% dan sudah dibekali sertifikat TUV Rheinland. Alhasil pengalaman visual yang disajikan sudah cukup nyaman dengan detail yang tajam.
Namun, kekuatan utama dari layar POCO X3 NFC bukan di situ saja melainkan juga pada dukungan refresh rate 120Hz dan touch sampling rate 240Hz yang akan membuat pengalaman penggunaan, khususnya bermain game, menjadi lebih memuaskan.
Refresh rate yang tinggi akan menyebabkan gerakan atau animasi yang tampil menjadi lebih mulus, sementara touch sampling rate yang tinggi akan membuat setiap sentuhan jari ke layar dapat direspon dengan lebih cepat.
Tersedia dua pengaturan refresh rate yang dapat digunakan, yakni 60Hz dan 120Hz. Xiaomi pun menyematkan fitur bernama DynamicSwitch yang akan mengatur tingkat refresh rate secara otomatis menjadi 50Hz, 60Hz, 90Hz, dan 120Hz sesuai dengan konten yang tampil untuk menghemat konsumsi daya baterai.
Hanya saja, tidak ada pilihan untuk mematikan fitur DynamicSwitch secara manual sehingga pengalaman 120Hz menjadi “tidak sebenarnya” dalam tanda kutip. Kenapa? Hal ini dikarenakan sering kali muncul stutter atau jeda singkat ketika refresh rate berubah yang pastinya mengurangi kenyamanan.
Bahkan terkadang cukup terasa sekali perubahan dari 60Hz ke 120Hz yang justru membuat pengalaman menjadi canggung. Ditambah lagi saya juga tidak bisa memastikan apakah layar memang berjalan pada 120Hz atau tidak saat ingin menikmatinya pada refresh rate tinggi tersebut.
Walau saya mengerti alasan kenapa Xiaomi memaksakan fitur DynamicSwitch untuk selalu aktif, namun semoga saja tersedia pengaturan untuk mematikannya pada update firmware mendatang. Sayang sekali jika pengguna POCO X3 NFC tidak bisa menikmati pengalaman 120Hz secara maksimal dan konstan mengingat dapur pacu yang dimilikinya.
Menjalankan POCO Launcher 2.0 yang merupakan modikasi lebih lanjut dari MIUI 12, POCO X3 NFC dilengkapi banyak fitur yang bisa digunakan seperti mode malam, Mi share, dan lainnya. Apalagi adanya dukungan NFC memungkinkan lebih banyak lagi hal yang bisa dilakukan.
Bagi kamu pengguna perangkat Xiaomi pastinya akan langsung familiar dengan tampilan antarmuka dari POCO X3 NFC. Sayangnya, POCO Launcher 2.0 memiliki banyak bloatware yang mungkin mengganggu bagi sebagian pengguna.
Dalam hal kinerja, POCO X3 NFC dipersenjatai dengan chipset Qualcomm Snapdragon 732G yang didesain secara khusus untuk kebutuhan gaming melalui teknologi proses 8nm dan memiliki delapan inti berkeepatan 2,3GHz.
Untuk mengimbangi kemampuan chipset tersebut, POCO X3 NFC yang saya ulas ini dilengkapi dengan RAM LPPDDR4X 8GB dan penyimpanan UFS 2.1 berkapasitas 128GB. Sementara untuk varian lainnya menawarkan RAM 6GB dan penyimpanan 64GB.
Dengan spesifikasi tersebut, POCO X3 NFC varian RAM 8GB berhasil mendapatkan skor AnTuTu sebesar 270.241 poin. Sementara pada Geekbench 5, POCO X3 NFC meraih 566 poin untuk Single-Core dan 1.628 poin untuk Multi-Core.
Angka tersebut memperlihatkan bahwa POCO X3 NFC memang punya performa yang sangat bersaing untuk smartphone kelas menengah. Skor AnTuTu tersebut kurang lebih setara dengan Xiaomi Redmi Note 9 Pro dan Xiaomi Mi Note 10 Pro menurut pengujian yang pernah tim Gadgetren lakukan sebelumnya.
Maka dari itu tidak mengerankan jika POCO X3 NFC mampu menjalankan berbagai aplikasi maupun game dengan cukup lancar ketika saya mencobanya. Pada game Mobile Legends, saya bisa mengaktifkan grafis High dengan mode HFR dan seluruh efek aktif tanpa kendala sama sekali.
Begitu juga ketika bermain game yang lebih berat seperti Free Fire dimana POCO X3 NFC dapat menjalankannya pada pengaturan grafis Ultra dengan Frame Rate High dengan mulus hingga pertandingan berakhir.
Kombinasi teknologi LiquidCool 1.0 Plus dan Game Turbo 3.0 memungkinkan POCO X3 NFC memiliki performa mumpuni dan tetap terasa adem di tangan saat dibawa bermain game dalam jangka waktu lama. POCO X3 NFC berhasil membuktikan bahwa handphone kelas menengah bisa memberikan kinerja yang tangguh.
Agar penggunanya dapat bermain game atau menggunakan POCO X3 NFC hingga seharian penuh, Xiaomi membenamkan baterai berkapasitas 5.160mAh di dalamnya. Dengan baterai sebesar itu, tentunya POCO X3 NFC akan dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan harian penggunanya.
Saat diuji menjalankan aplikasi PCMark For Android pada tingkat kecerahan layar 50%, POCO X3 NFC berhasil mendapatkan angka 15 jam 31 menit untuk pengaturan layar 120Hz dan 16 jam 19 menit untuk pengaturan layar 60Hz.
Tidak hanya punya daya tahan baterai lama saja, POCO X3 NFC juga punya kemampuan pengisian daya cepat berkat teknologi 33W Fast Charging. Xiaomi menggadang bahwa baterai dapat terisi hingga 62% dalam waktu 30 menit atau 100% dalam waktu 65 menit.
Saat diuji, POCO X3 NFC mampu mengisi dari 19% ke 63% dalam waktu 27 menit sedangkan dari 19% ke 100% membutuhkan waktu sekitar 1 jam 14 menit. Tergolong cepat mengingat kapasitas bateraimya yang mencapai 5.160mAh.
POCO X3 NFC tanpa diragukan lagi memang mempunyai baterai dan kemampuan pengisian daya yang tangguh. Bahkan ketika digunakan memainkan Free Fire pada pengaturan setinggi mungkin, baterai POCO X3 NFC hanya terkuras sekitar 12% saja setelah 1 jam.
Beralih ke segmen fotografi, POCO X3 NFC juga menawarkan kemampuan yang tidak kalah menariknya dalam hal mengabadikan momen penting maupun berbagi kesenangan ke media sosial melalui deretan kamera yang dimilikinya
Pada bagian belakang tersemat Quad Camera yang memiliki konfigurasi lensa utama 64MP dengan sensor Sony IMX 682, lensa sudut ultra lebar 13MP, lensa kedalaman 2MP, dan lensa makro 2MP. Sementara pada bagian depan terdapat lensa AI Selfie 20MP.
Sebagai handphone kelas menengah, konfigurasi kamera tersebut terlihat cukup menjanjikan. Apalagi lensa utamanya sudah menggunakan sensor Sony IMX 682 agar dapat menghasilkan foto lebih jelas.
Bagaimana hasilnya? Berikut ini beberapa contoh foto yang saya ambil menggunakan POCO X3 NFC.
Kamera utama dari POCO X3 NFC menghasilkan foto yang punya warna cerah serta detail dapat tertangkap baik dengan tingkat eksposur yang terkendali. Baik mode Auto maupun 64MP sama-sama terlihat bagus dan tidak ada perbedaaan yang signifikan selain ukuran resolusi yang lebih besar.
Begitu juga saat fotografi malam, dimana mode Auto dan Night mampu menghasilkan foto yang terang, jelas, dan minim noise. Pendaran cahaya pun sudah dapat diisolasi dengan baik pada mode Auto sekalipun. Rasanya mode Night hanya perlu digunakan saat kondisi benar-benar gelap dengan sumber cahaya sangat minim karena mode Auto sudah mencukupi.
Foto makro dari POCO X3 NFC perlu diakui terlihat sangat baik dan jelas tanpa adanya efek-efek mengganggu yang kerap kali muncul handphone lain. Sementara foto Ultra Wide-angle pun memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda dengan mode Auto, namun punya warna yang sedikit pudar. Pastinya kedua mode ini sangat mencukupi untuk diunggah ke media sosial.
Kamu para pecinta selfie pastinya tidak akan kecewa dengan kamera depan yang dimiliki oleh POCO X3 NFC. Foto selfie terlihat tajam dengan setiap detail tertangkap dengan baik. Efek bokeh yang diberikan pun terlihat natural dan rapi sehingga memberikan kesan lebih profesional.
Secara keseluruhan POCO X3 NFC merupakan handphone yang akan membuat puas banyak kalangan. Performa tinggi dengan daya tahan baterai lama menjadi kekuatan utama dari handphone yang satu ini.
Belum lagi layarnya yang sudah mendukung refresh rate 120Hz sangat jarang untuk ditemukan di rentang harga ini. Walaupun begitu, POCO X3 NFC bukan berarti tanpa kekurangan karena ada beberapa segmen yang bisa ditingkatkan seperti kualitas getaran.
Yang pasti, POCO X3 NFC sangat menggoda sekali untuk handphone kelas menengah, terutama berkat harganya juga yang sangat menarik.
Tinggalkan Komentar