Gadgetren – Melanjutkan antusiasme yang tinggi minat pendaftar pada program pelatihannya sebelumnya, Coding Camp powered by DBS Foundation kini kembali menyelenggarakan program pelatihan teknologi informasi tahun 2025.
Program pelatihan teknologi informasi ini dirancang untuk mempersiapkan lulusan dengan keterampilan yang siap diterapkan dalam dunia kerja. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara DBS Foundation dan Dicoding yang diselenggarakan sejak tahun 2022.
Bagi kamu yang berminat mendaftarkan diri pada program pelatihan teknologi informasi ini bisa mengunjungi tautan ini. Program ini akan menyasar peserta didik perguruan tinggi dan pelajar sekolah menengah, termasuk mahasiswa program diploma D3 dan D4 dan pembelajar SMK sebagai peserta prioritas.
Di tahun 2025-2026, program ini menargetkan 6.000 calon talenta digital Indonesia yang akan mendapatkan pelatihan teknologi terstruktur. Sebanyak 6.000 calon talenta digital akan difokuskan kepada para pendaftar termasuk teman-teman difabel, perempuan, pendidik, dan warga berpenghasilan rendah.
Peserta yang terpilih akan mendapatkan sejumlah program pelatihan teknologi yang telah dirancang matang secara terstruktur yang mencakup durasi lebih dari 900 jam atau sepanjang 1 semester, dimulai di awal tahun 2025.
Selain akan mendapatkan pelatihan untuk mengasah keahlian teknologi informasi, para peserta akan mendapatkan pelatihan soft skills berupa topik-topik yang dapat menunjang kemampuan mereka di bidang teknologi seperti komunikasi dan berjejaring, personal branding, persiapan wawancara kerja, dan masih banyak lagi.
Tak ketinggalan, para peserta nantinya akan mendapatkan pelatihan kemampuan Bahasa Inggris dengan topik percakapan dan presentasi bisnis, dan literasi keuangan dengan topik keuangan pribadi, investasi, dan manajemen kekayaan.
Para peserta juga akan dapat memilih salah satu dari dua alur belajar mencakup Front-End & Back-End atau Machine Learning yang keduanya disebut sangat penting karena masuk dalam daftar 10 pekerjaan paling dicari menurut Linkedin.
Lebih jauh, pada alur belajar front-end dan back end, peserta akan mempelajari pemrograman web baik dari sisi front-end maupun back-end dengan peluang kerja menjadi Front-End Developer, Back-End Developer, hingga Full Stack Developer.
Sedangkan pada alur belajar machine learning, peserta akan mendalami topik mengenai data, machine learning, deep learning hingga generative AI (Artificial Intelligence) yang akan membuka kesempatan karier mereka menjadi AI/Machine Learning Engineer.
Mona Monika selaku Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia menyampaikan bahwa Coding Camp merupakan inisiatif DBS Foundation yang bertujuan untuk memperluas akses pada literasi digital bagi peserta didik di seluruh Indonesia.
Melalui program ini, pihaknya berharap dapat memberdayakan generasi muda dengan keterampilan digital yang relevan dan siap pakai. Program pelatihan ini menjadi langkah penting untuk mencetak talenta masa depan yang siap bersaing di era teknologi dan akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya.
“Melalui program ini, seluruh peserta dapat mewujudkan aspirasi dan cita-cita sesuai dengan ‘spark’ atau minatnya masing-masing di masa depan,” ujarnya.
Dr. Beny Bandanadjaja, S.T., M.T., selaku Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi mengungkapkan bahwa mewakili Direktorat Jenderal Vokasi, ia menyampaikan apresiasi tinggi pada DBS Foundation atas inisiatifnya dalam menggagas Coding Camp ini untuk Indonesia.
“Program persiapan karier ini memiliki desain yang sangat baik dan inklusif. Kini penguasaan teknologi informasi sangat diperlukan oleh mahasiswa dari berbagai bidang studi. Kami yakin bahwa Coding Camp ini akan mampu menghasilkan lulusan-lulusan vokasi yang lebih unggul, berdaya saing tinggi, dan memiliki keterampilan yang berguna untuk masa depan,” terangnya.
Sebagai tambahan informasi, selama hampir dua tahun berjalan, Coding Camp powered by DBS Foundation diketahui telah memberikan pembelajaran teknologi yang inklusif. Program ini telah merangkul sebanyak 26.000 perempuan, 946 penyandang disabilitas, dan lebih dari 22.000 peserta dari keluarga pra-sejahtera.
Tinggalkan Komentar