Gadgetren – Untuk lebih mengeksplorasi pengalaman fotografi Xiaomi 14T Series yang didukung Leica, Xiaomi mengajak tim Gadgetren untuk mengikuti acara Workshop Trip Kelas Malam Perdana bersama Anton Ismael.
Bertemakan Reflections of Bandung: The Lights and Shadow, saya berkesempatan untuk mengeksplorasi dan mengabadikan momen di Kota Bandung dengan Xiaomi 14T Pro dari tanggal 16 – 18 Oktober 2024.
Bekerja sama dengan Leica, Xiaomi 14T Pro dilengkapi tiga kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 50 MP bersensor Light Fusion 900, telefoto 50 MP, dan ultrawide 12 MP. Sementara Xiaomi 14T mempunyai kamera utama 50 MP bersensor Sony IMX906, telefoto 50 MP, dan ultrawide 12 MP.
Anton Ismael memulai workshop fotografi dengan menjelaskan beberapa pengetahuan dasar fotografi handphone seperti pengenalan lensa, Optical Zoom, Digital Zoom, da pengenalan Exposure (Speed Shutter, ISO, serta Aperture).
Menurut Anton, cahaya merupakan sebuah elemen terpenting terjadinya sebuah pembentukan visual atau foto. Untuk dapat menghasilkan foto yang baik, kita dapat memikirkan beberapa aspek penting seperti cahaya kontras, arah cahaya, dan suhu cahaya.
Anton menjelaskan beberapa sumber cahaya, seperti Natural Light dan Practical Light. Natural Light ini biasanya sumbernya dari Matahari , Bintang, Bulan, Api, dan lainnya.
Sementara Practical Light ini sumber cahayanya dari buatan manusia yang secara penempatannya untuk hal-hal practical seperti lampu rumah, kendaraan, lampu jalanan, cahaya LED OOH (Out Of Home), dan lainnya.
Untuk itulah, Anton meminta kita harus peka terhadap sumber cahaya ketika akan membidik objek, dimana dapat mengarahkan subjek yang difoto agar berdiri dan berpose tepat di arah cahaya pas sehingga menghasilkan foto yang bagus.
Sementara untuk menghasilkan foto yang menarik, terkadang kita juga dapat menggabungkan dua sumber cahaya sekaligus, misal dari cahaya matahari ditambahkan dengan cahaya lampu. Namun tentu saja kita dapat menentukan sumber cahaya sesuai dengan foto yang ingin dicapai.
Anton menekankan bahwa kekuatan dari sebuah foto ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah kekuatan panggilan cerita atau narasi yang nantinya akan menjadi dasar kekuatan visual atau foto.
Untuk membuat foto dengan narasi ini, Anton menyarankan kita agar berinteraksi dengan manusia dan lingkungan sekitarnya. Pada saat akan memotret, kita dapat bertanya kepada subjek mengenai keseharian, aktivitas, pengalaman, pekerjaan, dan masih banyak lagi agar dapat bisa membuat foto terhubung sehingga dapat membuat cerita yang berkesinambungan.
Sementara itu pemilihan lensa juga penting ketika ingin memotret, apalagi Xiaomi 14T Series mempunyai tiga kamera dengan lensa ultrawide, utama, dan telefoto sehingga dapat mengabadikan detail dengan baik serta sesuai kebutuhan.
Pada saat membuat foto dengan narasi, kita dapat membuat sequence atau foto yang berkesinambungan. Kita dapat membuat satu foto Hero Shot terlebih dulu, misal pasangan suami istri berpose ditambah beberapa pendamping, bisa benda, tempat, atau lainnya.
Selanjutnya, kita dapat membuat foto lanjutannya dengan mengambil detail lain seperti sedang bekerja atau melakukan aktivitas apa, lokasinya berada, benda yang digunakan, dan lainnya agar bisa membangun narasi atau cerita yang baik pada kumpulan foto yang dibuat.
Sequence juga menghubungkan dari satu foto Hero Shot dengan lingkungan sekitar, misalnya pasangan suami istri. Dilanjutkan dengan anaknya yang sedang berada di dalam rumah, suasana tetangga yang bermain dekat rumah, dan lainnya.
Untuk itulah, pentingnya kita berinteraksi dengan orang atau subjek yang akan difoto agar bisa menghasilkan foto dengan sequence yang memberikan narasi maupun cerita kuat yang ingin disampaikan kepada orang yang melihat foto.
Setelah workshop selesai, saya diajak untuk bisa mengikuti Night Photo Experience yang terdiri dari dua spot yang berbeda, dimana spot 1 di lobby lounge area bersama 2 model dan spot 2 area dekat tangga bersama Ballerina.
Pada spot 1, Leader dari grup berinteraksi dan bertanya kepada 2 model mengenai kisahnya masing-masing sehingga bisa mendapatkan kesimpulan untuk dibuatkan untuk pose pada sequence di foto narasinya.
Sementara pada spot 2, Leader grup juga berinteraksi dengan Ballerina mengenai kesenangan, kesedihan, dan pengalamannya selama Menari Balet. Selanjutnya diarahkan untuk membuat pose yang sesuai dengan kesimpulan berdasarkan cerita yang diutarakan.
Tinggalkan Komentar