ASUS Zenbook S 14 OLED UX5406
Review Handphone

Review ASUS Zenfone 8 – Bodi Ramping, Performa Kencang

Review ASUS Zenfone 8

ASUS Zenfone 8
  • Layar - 8/10
    8/10
  • Performa - 10/10
    10/10
  • Kamera - 9/10
    9/10
  • Baterai - 8/10
    8/10
  • Software - 9/10
    9/10
  • Desain - 8/10
    8/10
8.7/10

Kesimpulan

Zenfone 8 merupakan handphone kelas atas dari ASUS yang nyaman digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Selain kamera utama yang bagus dan performa bertenaga, perangkat ini mempunyai ukuran ringkas yang nyaman untuk digenggam oleh satu tangan.

Yang Disukai

  • Bodi ramping
  • Performa bertenaga
  • Kamera belakang bagus
  • Layar AMOLED 120Hz
  • Sertifikat IP68 tahan air

Yang Tidak Disukai

  • Tidak ada slot microSD
  • Bodi belakang licin dan mudah tertempel noda
  • Foto selfie malam hari perlu peningkatan

Gadgetren – Zenfone 8 merupakan handphone kelas atas ASUS yang hadir di Indonesia dengan spesifikasi hardware tinggi dan kemampuan kamera yang bagus.

Hal paling menarik dari ASUS Zenfone 8 adalah ukuran dimensinya yang ramping karena sudah jarang ditemukan pada handphone bersistem operasi Android masa kini. Selain itu, ASUS Zenfone 8 pun dibekali layar dengan refresh rate tinggi.

Dengan fitur yang dibawanya, apakah perangkat ini dapat bersaing di kelasnya? Untuk itu kamu dapat melihat ulasannya pada artikel berikut ini agar mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dibawa oleh ASUS Zenfone 8.

Zenfone 8 mempunyai dimensi yang compact dengan dimensi 148 mm x 68,5 mm x 8,9 mm dan bobot ringan 169 gram sehingga terasa nyaman ketika berada di dalam satu genggaman tangan.

ASUS Zenfone 8 HandsOn Back

Kebetulan saya mendapatkan Zenfone 8 dengan bodi belakang berwarna Obsidian Black (terdapat juga varian Horizon Silver) yang terlihat menawan ketika dilihat secara kasat mata.

Namun perlu diperhatikan bahwa bodi belakang Zenfone 8 menggunakan bahan logam yang terasa licin ketika dipegang tangan. Sementara itu noda sidik jari dan debu juga mudah menempel pada bodi belakangnya.

Oleh karena itu saya pun langsung menggunakan softcase bawaan dalam paket penjualan Zenfone 8 untuk mengatasi masalah tersebut.

ASUS Zenfone 8 HandsOn SoftCase Diagonal

Meskipun ukuran layarnya 5,9 inci, namun saya masih dapat melihat konten dengan leluasa karena desainnya yang memenuhi bagian depan dan memiliki bezel yang tidak terlalu besar.

Apalagi Zenfone 8 dibekali layar dengan resolusi Full HD+ (2400 x 1080 piksel) berteknologi Samsung E4 AMOLED yang didukung 112% DCI-P3, 151,9% sRGB, Delta E rata-rata <1, dan tingkat kecerahan maksimum hingga 1.100 nits sehingga mampu menampilkan konten dengan terang serta tajam.

Pada kondisi terik matahari sekalipun, layar dari Zenfone 8 masih mampu menampilkan konten dengan jelas. Untuk meminimalisir terjadinya goresan pada layar, Corning Gorilla Glass Victus pun sudah melapisi layar handphone ini.

ASUS Zenfone 8 Display Stand

Terdapat juga fitur Adaptive Refresh Rate pada layar handphone ini yang mampu secara otomatis menyesuaikan refresh rate tergantung dari konten yang sedang saya nikmati.

Namun saya dapat mengunci refresh rate secara manual dengan tiga pilihan tersedia meliputi 60Hz, 90Hz, atau 120Hz. Pada saat saya menggunakan refresh rate 90Hz atau 120Hz, animasi game maupun gerakan transisi pada sistem operasi terasa sangat mulus.

Zenfone 8 juga dibekali dengan Always on Display yang dapat menampilkan informasi penting layar mulai dari jam, tanggal, notifikasi pesan, dan persentase baterai yang didominasi warna hitam ketika layar dalam kondisi istirahat sehingga hemat dalam mengonsumsi daya baterai.

ASUS Zenfone 8 Display Diagonal

Pada bagian kanan handphone ini terdapat tombol volume dan power yang ditempatkan berjajar secara vertikal sehingga memudahkan untuk kombinasi tombol, seperti screenshot.

Beralih ke bagian bawahnya terdapat slot kartu SIM, port USB Type-C, lubang speaker, dan lampu notifikasi. Zenfone 8 hanya mempunyai dua slot kartu SIM tanpa hadirnya slot microSD sama sekali.

Soal urusan fotografi, ASUS Zenfone 8 hadir dengan dukungan dua kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 64 MP bersensor Sony IMX686 dan kamera ultrawide 12 MP bersensor Sony IMX 686.

ASUS Zenfone 8 HandsOn camera

Secara bawaan, kamera utama Zenfone 8 menghasilkan foto beresolusi 16 MP berkat hadirnya teknologi 4-in-1 pixel binning yang menyatukan empat piksel menjadi satu piksel besar agar dapat menyerap cahaya lebih banyak dan menghasilkan warna lebih dinamis.

Namun saya juga dapat menghasilkan foto beresolusi lebih besar dari kamera utamanya dengan mengaktifkan mode 64 MP. Namun fitur ini agak tersembunyi karena saya harus mengaksesnya pada menu Settings yang hadir di aplikasi kamera bawaan Zenfone 8.

Meskipun dilihat secara kasat mata di layar tidak terlalu jauh perbedaan antara foto 16 MP dan 64 MP, namun perbedaan detail sebenarnya pada keduanya akan terlihat ketika dicetak pada media berukuran besar. Untuk itulah, saya melakukan proses pemotongan atau crop bagian tertentu antara foto 16 MP dan 64 MP untuk melihat perbedaannya lebih dekat.

Terlihat bahwa foto beresolusi 64 MP mempunyai detail yang lebih tinggi dibandingkan dengan 16 MP. Namun kedua foto sama-sama mempunyai kualitas yang bagus sehingga bisa digunakan sesuai kebutuhan.

ASUS-Zenfone8-Batang-AutoTarget

Auto

ASUS-Zenfone8-Batang-64MPTarget

64MP

ASUS-Zenfone8-Batang-AutoCrop

Auto-Crop

ASUS-Zenfone8-Batang-64MPCrop

64MP-Crop

ASUS-Zenfone8-Bunga-Auto

Auto

ASUS-Zenfone8-BungaKuning-Auto

Auto

ASUS-Zenfone8-BungaUngu-Auto

Auto

Sementara kamera ultrawide pada handphone ini mampu menghasilkan foto dengan area yang luas hingga sudut pandang 113 derajat. Walaupun tidak mempunyai kamera telephoto, namun foto yang dihasilkan dengan 2x Zoom masih memiliki kualitas yang baik.

ASUS-Zenfone8-Pohon-Ultrawide

Ultrawide

ASUS-Zenfone8-Pohon-Auto

Auto

ASUS-Zenfone8-Pohon-2xZoom

2x Zoom

ASUS-Zenfone8-TPA-Ultrawide

Ultrawide

ASUS-Zenfone8-TPA-Auto

Auto

ASUS-Zenfone8-TPA-2xZoom

2x Zoom

Kamera  Zenfone 8 pun mampu menghasilkan foto yang bagus dalam kondisi malam hari pada menggunakan Auto Mode. Sementara pada saat Night Mode diaktifkan, maka hasil fotonya menjadi lebih terang dan minim noise.

ASUS-Zenfone8-RumahPohon-Auto

Auto

ASUS-Zenfone8-RumahPohon-Night

Night Mode

ASUS-Zenfone8-Kolam-Auto

Auto

ASUS-Zenfone8-Kolam-Night

Night Mode

Adapun kamera depannya mempunyai resolusi 12 MP dengan sensor Sony IMX363 yang dapat menghasilkan foto selfie dengan baik untuk kondisi siang hari. Namun ASUS perlu melakukan peningkatan untuk hasil foto selfie pada malam hari karena masih terlihat banyak noise.

ASUS-Zenfone8-Selfie-Auto

Selfie-Auto

ASUS-Zenfone8-Selfie-Bokehz

Selfie-Bokeh

ASUS-Zenfone8-Selfie-Auto-Malam

Selfie-Auto

ASUS-Zenfone8-Selfie-Auto-Bokehz

Selfie-Bokeh

Dari sektor hardware, ASUS Zenfone 8 dibekali dengan chipset Qualcomm Snapdragon 888 (5nm) Octa-Core 2,8 GHz, GPU Adreno 660, RAM 8 GB, dan penyimpanan internal 128 GB.

Di atas kertas, kombinasi hardware ini terlihat mampu menjalankan aplikasi maupun game berat sekalipun. Untuk itu saya pun langsung melakukan pengujiannya dengan menjalankan beragam aplikasi untuk aktivitas sehari-hari mulai dari email, media sosial, chat, SMS, telepon, pemutar musik, video, maupun editor dokumen.

ASUS Zenfone 8 Back Bottom Half

Hasilnya ASUS Zenfone 8 mampu menjalankan aplikasi secara multitasking dengan lancar. Selain chipset yang bertenaga, hal ini juga dipengaruhi oleh kapasitas RAM yang besar sehingga bisa menangani banyak tugas sekaligus.

Berlanjut ke tahap selanjutnya, saya pun langsung memainkan beberapa game popular seperti Pokemon Unite, PUBG Mobile, Call of Duty, Mobile Legends, Free Fire, dan Final Fantasy XV Pocket Edition.

ASUS Zenfone 8 120fps Game

Semua game mampu berjalan dengan lancar ketika saya menyetel pada grafis dan frame rate tinggi. Bahkan Zenfone 8 mampu menjalankan Final Fantasy XV Pocket Edition dengan grafis paling tinggi dengan frame rate 120fps secara mulus.

Meskipun Zenfone 8 menggunakan sistem pendingin heat-pipe, namun bodi belakangnya langsung terasa hangat pada saat saya menjalankan game dengan grafis dan frame rate sangat tinggi.

Kemungkinan besar hal ini terjadi karena bodi Zenfone 8 berbahan logam, ukurannya ramping, dan sepertinya panas dari hardware yang berjalan dialirkan ke bodi belakang.

ASUS Zenfone 8 Benchmark

Pada pengujian dengan AnTuTu Benchmark v9.1.6, Zenfone 8 berhasil mendapatkan skor tinggi mencapai 746.556 poin. Sementara pada Geekbench 5.4.1, handphone ini mendapatkan 1.122 poin untuk Single-Core dan 3.561 poin untuk Multi-Core. Berkat kombinasi hardware yang tinggi, Zenfone 8 mampu menjalankan berbagai aplikasi maupun game berat sekalipun dengan lancar.

Untuk sumber energi kehidupannya, ASUS mempercayakan baterai 4.000mAh untuk dibenamkan pada Zenfone 8. Hadirnya berbagai macam refresh rate membuat daya tahan baterai perangkat ini menjadi berbeda-beda.

Untuk mengetahui daya tahan baterainya, saya pun langsung menguji Zenfone 8 dengan aplikasi PCMark for Android menggunakan tingkat kecerahan layar 50%, baterai dari kondisi 100%, dan fitur Work 3.0 battery life.

ASUS Zenfone 8 PCMark

Pada saat menggunakan refresh rate 120Hz, Zenfone 8 mendapatkan skor 5 jam 6 menit. Sementara pada refresh rate 90Hz, skornya meningkat menjadi 7 jam 27 menit atau kurang lebih 1 jam setengah lebih lama.

Selanjutnya, Zenfone 8 berhasil mendapatkan skor lebih tinggi lagi mencapai 8 jam 6 menit ketika menggunakan refresh rate 60Hz. Terakhir, handphone ini memiliki skor 8 jam 11 menit ketika menggunakan fitur Adaptive Refresh Rate.

Dalam penggunaan sehari-hari saya, baterai Zenfone 8  mampu bertahan selama 8 jam 37 menit dengan Screen on time 4 jam 47 menit pada refresh rate 120Hz.

Berbekal fitur 30W HyperCharge, handphone ini dapat mengisi daya baterai cepat dari kondisi 5% ke 100% hanya dalam waktu 1 jam 22 menit. Ini mendekati klaim ASUS mengenai pengisian daya baterainya yang dikatakan dapat terisi dalam waktu 1 jam 20 menit.

Dibandingkan generasi sebelumnya, ZenUI 8 berbasiskan Android 11 yang hadir pada Zenfone 8 mempunyai tampilan antarmuka yang sederhana layaknya sistem operasi murni. Bahkan navigasi dan perpindahan aplikasi yang saya lakukan pada ZenUI 8 terasa mulus. Menariknya lagi, ASUS sudah tidak menghadirkan banyak bloatware lagi pada Zenfone 8.

ASUS Zenfone 8 ZenUI

ZenUI 8 pun sudah menghadirkan beragam fitur mulai dari Dark Mode, Twin Apps, Screenshot Gesture, Game Genie, Smart Key, Multi-Windows, hingga lainnya. Dark Mode memungkinkan tampilan sistem pada Zenfone 8 memiliki latar belakang gelap atau hitam sehingga memudahkan saya untuk menikmati konten pada kondisi cahaya redup maupun malam hari.

Sementara Twin Apps mengizinkan saya memasukkan dua akun media sosial atau game sekaligus karena aplikasi akan digandakan menjadi dua. ASUS pun menghadirkan gesture screenshot dengan cara swipe tiga jari dari bagian atas layar ke bawah atau menahan lama tombol Recent.

Sementara itu Game Genie merupakan fitur yang dapat mengoptimalkan game yang dijalankan pada Zenfone 8. Bahkan fitur ini mempunyai game tools yang dapat membuat saya lebih nyaman dan imersif ketika bermain game.

Tak ketinggalan Smart key memungkinkan tombol power digunakan untuk mengakses fitur lain, misalnya tekan dua kali tombol power bisa digunakan untuk membuka Google Assistant atau aplikasi lain yang sudah diatur.

Terakhir ada Multi-Window yang memungkinkan saya melakukan aktivitas secara multitasking karena mampu memunculkan dua aplikasi dalam satu layar. Misalnya saja saya dapat menonton video Youtube sambil melakukan chat di WhatsApp.

ASUS Zenfone 8 Blue Wallpaper

Setelah pemakaian beberapa minggu, saya merasa bahwa Zenfone 8 sangat nyaman untuk digunakan terutama bodinya yang ramping membuatnya sangat mudah digenggam. Performa yang ditawarkan oleh Zenfone 8 pun bertenaga sehingga saya dapat menjalankan aplikasi dan game dengan lancar tanpa hambatan sama sekali.

Namun perlu dicatat, apabila memainkan game dengan grafis dan frame rate sangat tinggi, terutama 120fps, maka bodi belakang akan terasa langsung hangat. Untuk itu, kita dapat menurunkan setelannya agar membuat bodi tidak cepat hangat.

Layar Samsung E4 AMOLED dengan refresh rate tinggi antara 90 Hz dan 120 Hz mampu memanjakan mata saya ketika melakukan navigasi, menjalankan aplikasi, menonton video, maupun memainkan game.

Daya tahan baterai handphone Zenfone 8 pun terasa lama ketika menggunakan setelah refresh rate 60Hz dan Adaptive refresh rate. Namun pada saat menggunakan refresh rate tinggi, maka konsumsi daya baterainya menjadi lebih boros.

ASUS Zenfone 8 HandsOn Back Diagonal

Handphone ini pun dibekali dengan sensor NFC yang memungkinkan saya dapat mengecek atau mengisi e-money dengan mudah. Bahkan saya dapat melakukan transfer data dengan cepat kepada handphone yang juga memiliki NFC.

Bodi belakang yang dibalut warna Obsidian Black membuat Zenfone 8 terlihat menawan. Namun perlu dicatat, bodinya yang berbahan logam membuatnya terasa licin ketika dipegang tangan. Selain itu, bodinya pun mudah tertempel debu dan noda sidik jari. Untungnya softcase bawaan sudah disediakan dalam paket penjualan.

Perangkat ini pun sudah dibekali sertifikat IP68 yang membuktikan bahwa tahan terhadap air hingga kedalaman 1,5 meter dalam waktu 30 menit.

Tentang penulis

Adhitya W. P.

Penulis pertama di Gadgetren yang biasa dikenal dengan Agan Adhit. Pengalaman belasan tahun menulis membuatnya hafal berbagai keunggulan dan kelemahan produk teknologi terutama handphone.

Tinggalkan Komentar