[Ilustrasi Oleh Pixabay]
Gadgetren – Meskipun sama-sama berlaku sebagai memori penyimpanan utama di dalam komputer maupun handphone, RAM dan ROM mempunyai beberapa perbedaan mendasar termasuk pada kegunaannya.
RAM dan ROM secara teknis memang dirancang sebagai dua tipe memori yang berlainan dimana masing-masing mempunyai karakteristik sendiri untuk mengambil peran penting dalam sistem komputasi.
Satunya hadir sebagai opsi agar akses data berjalan lebih cepat saat komputer atau handphone beroperasi sementara yang lainnya berfungsi agar perangkat dapat melakukan penyimpanan dalam jangka panjang.
Pembahasan mengenai RAM dan ROM mungkin terlihat cukup rumit, tetapi saya akan mencoba untuk menjelaskan secara sederhana dengan membandingkan keduanya.
Apa Bedanya RAM dan ROM?
Aspek | RAM | ROM |
Tipe Memori | Volatile | Non-volatile |
Jenis Data | Sementara | Permanen |
Akses | Data Langsung dari CPU | Harus dipindahkan dulu ke RAM |
Tipe Operasi | Read/Write | Read-Only |
Kecepatan | Tinggi | Rendah |
Perbedaan utama dari kedua jenis memori dalam sistem komputasi ini terletak pada metode penyimpanan datanya dimana RAM membutuhkan sumber daya untuk dapat terus menyimpan data sedangkan ROM tidak membutuhkannya.
Oleh karena itu, data-data yang tersimpan di dalam RAM hanya bersifat sementara (terhapus ketika tidak memperoleh sumber daya) sedangkan pada ROM berlaku secara permanen.
Mengenal Lebih Lanjut RAM dan ROM
RAM
RAM merupakan kependekan kata dari Random Access Memory atau secara harfiah berarti sebuah memori yang dapat diakses secara acak tanpa memedulikan urutan waktu penyimpanan data. Oleh karena itu, memori penyimpanan jenis ini memungkinkan prosesor mengakses data secara lebih cepat sehingga aplikasi maupun program terkait dapat berjalan lancar saat digunakan.
Memori ini biasanya akan menampung data-data dari aplikasi maupun program yang sedang berjalan sehingga perangkat bisa saja berjalan secara tersendat-sendat (lag) saat kekurangan kapasitas penyimpanan.
Mudahnya begini, semakin banyak aplikasi atau program yang berjalan maka kapasitas penyimpanan RAM akan menipis. Manajemen memori pun akan berusaha untuk memaksimalkan pemakaiannya yang tentunya berimbas pada kinerja.
[Ilustrasi Oleh Pixabay]
Dengan mekanisme yang berbeda-beda pada setiap sistem operasi, manajemen memori akan berusaha untuk terus-menerus menuliskan dan menghapus data dari setiap peranti lunak secara bergantian agar layanan terkait tetap bisa berjalan.
Namun sebagai akibatnya, proses menghapus dan menulis data berulang-ulang tersebut tentu akan memakan waktu yang lebih lama sehingga aplikasi-aplikasi tidak dapat berjalan dengan lancar sebagaimana harusnya.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, RAM sendiri termasuk ke dalam kategori memori yang bersifat volatile. Artinya, setiap proses penyimpanan data yang berada di dalamnya membutuhkan sumber energi listrik untuk bekerja.
Jadi ketika komputer atau handphone yang digunakan mati, seluruh data di dalam RAM akan terhapus. Oleh karena itu, biasakan untuk selalu menyimpan semua hasil pekerjaan yang telah dilakukan supaya tidak hilang ketika perangkat kehilangan daya.
ROM
Sangat berbeda dengan RAM, ROM yang mempunyai kepanjangan kata Read Only Memory merupakan tipe memori dengan sifat non-volatile dimana data-datanya tidak dapat dimodifikasi secara elektronik begitu saja.
Data-data di dalam ROM tidak akan terhapus ketika perangkat kehilangan daya atau mati dan tidak dapat mengubahnya jika hanya menggunakan aktivitas komputasi biasa. Selain itu, menggunakan data-data di dalam ROM pun tidak bisa dilakukan secara langsung karena perlu dipindahkan ke RAM terlebih dahulu agar prosesor dapat mengaksesnya.
Memori jenis ini sangat cocok untuk menyimpan data-data dari sistem yang jarang diutak-atik seperti firmware, BIOS/UEFI (program menyalakan komputer), maupun program dalam cartridge (kaset) selayaknya video game.
[Ilustrasi Oleh Pixabay]
Yang sangat menarik, tipe memori penyimpanan ini terus berkembang dan pada akhirnya memiliki beberapa varian yang mendukung proses penghapusan data maupun pemrograman ulang secara elektrik seperti EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory) dan Flash memory.
Tipe-tipe ROM ini muncul karena firmware, BIOS/UEFI, atau program sejenis dalam sebuah perangkat pun membutuhkan pembaruan untuk memperbaiki masalah maupun menambahkan fitur.
Namun di Indonesia sendiri, apalagi di dunia handphone, ROM sering dikenal sebagai sebutan pengganti untuk media penyimpanan seperti SSD (Solid-State Drive), kartu memori (Memory Card), memori internal, hingga USB Flash Drive.
Walaupun memang tidak 100% akurat, namun Flash Memory seperti UFS maupun eMMC sendiri misalnya memungkinkan handphone Android memuat firmware sekaligus sebagai media penyimpanan dalam satu komponen.
Jadi tidak heran jika media penyimpanan internal di dalam handphone Android pun bahkan sering disebut sebagai ROM karena berada di dalam memori bertipe non-volatile ini.
Tinggalkan Komentar