[Ilustrasi Oleh Pixabay]
Gadgetren – Mematikan handphone maupun perangkat seluler lainnya menjadi salah satu himbauan yang perlu ditaati ketika seseorang sedang berada dalam penerbangan, terutama saat take off maupun landing.
Para pramugari bahkan biasanya akan melakukan pengecekan untuk memastikan hal tersebut dan memperingatkan penumpang yang kedapatan masih menghidupkan handphone sebelum penerbangan dimulai.
Himbauan mematikan handphone dalam penerbangan sebenarnya berlaku secara internasional. Namun di Indonesia, ketentuannya secara khusus tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan pada pasal 54 butir (f).
Disebutkan dalam undang-undang tersebut bahwa “setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan dilarang melakukan: pengoperasian peralatan elektronika yang mengganggu navigasi penerbangan.”
Berbagai macam upaya ini tentunya mempunyai tujuan yang sangat sederhana, yakni untuk melindungi penerbangan. Namun buat kamu yang belum tahu, bisa menyimak alasannya secara lebih rinci.
Kenapa di Pesawat Tidak Boleh Menyalakan Handphone?
Pesawat pada umumnya mempunyai ratusan sistem berbasis elektronik bernama Avonic yang terdiri dari berbagai macam komponen untuk komunikasi, navigasi, manajemen dan penampil data, hingga fungsi tertentu secara lebih spesifik.
Pemakaian sejumlah perangkat elektronik diyakini dapat mengusik sistem tersebut. Gelombang radio yang dimanfaatkan untuk mengakses jaringan internet dan seluler berpotensi menciptakan gangguan sinyal untuk komponen-komponen sensitif.
Benda dengan frekuensi yang sama secara teori dapat saling mempengaruhi. Jika ini terjadi antara Avonic dan perangkat elektronik di luar sistem, maka bisa saja muncul gangguan pada radar, teknologi pencegah tabrakan, maupun komunikasi.
Apa yang terjadi jika beberapa sistem tersebut terganggu? Kamu tentu sudah bisa menebaknya bahwa dalam kemungkinan yang paling buruk pesawat bisa jatuh atau mengalami kecelakaan.
Risiko malfungsi sistem Avonic bisa semakin tinggi saat handphone atau perangkat seluler yang menyala ternyata mempunyai keausan akibat usia sehingga memancarkan gelombang radio melebihi standar.
Saya sendiri meyakini bahwa setiap penumpang tentu tak menginginkan risiko-risiko dari malfungsi Avonic terjadi. Oleh karena itu, mulai sekarang matikan berbagai macam perangkat elektronik seperti handphone, iPod, laptop, hingga konsol portable terutama saat take off maupun landing.
Namun perlu diketahui, beberapa maskapai tercatat membolehkan penumpang untuk memakai perangkat elektronik dalam mode pesawat dengan opsi Wi-Fi sebagai alternatif data setelah take off maupun landing.
Saran saya, komunikasikan beberapa hal ini dengan kru pesawat jika memerlukannya karena pelarangan pemakaian perangkat elektronik pun bisa terjadi secara penuh dengan alasan tertentu (misalnya sistem Avonic yang dipakai adalah teknologi lama).
Tinggalkan Komentar