Gadgetren – Sebagai aplikasi yang membantu pembangunan kota dengan cara melaporkan permasalahan di sekitar pengguna, Qlue telah menginjak usia di angka lima tahun sejak diluncurkan pada tahun 2016 silam.
Selain menyediakan aplikasi, Qlue juga menawarkan teknologi Artificial Intelligence (Al) dan Internet of Things (IoT) yang kini telah banyak digunakan oleh berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Rama Raditya selaku Founder & CEO of Qlue mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengembangkan teknologi yang sudah hadir pada Qlue.
Teknologi Artificial Intelligence (Al) dan Internet of Things (IoT) sendiri terdiri dari Qlue Dashboard, Qlue Sense, Qlue Thermal, Qlue Work, dan Qlue Vision. “Meskipun namanya banyak, tapi mekanisme produk Qlue jadi satu kesatuan. Bisa dibilang produk kami telah memberikan dampak positif,” ujarnya kepada tim Gadgetren.
Salah satu fitur yang kini sangat membantu masyarakat ialah fitur laporan yang berkaitan dengan fasilitas publik seperti adanya titik banjir, pungutan liar, pelanggaran, jalan rusak, dan masih banyak lagi. Rama menuturkan bahwa laporan-laporan masyarakat pada aplikasi Qlue akan direspon petugas terkait kurang lebih 2-3 jam.
“Ada laporan notifikasi ke pengguna. Benar-benar mengubah transformasi digital pelanggan. Begitu ditindak lanjut ada laporan juga ke notifikasi pengguna. Ini transparansi untuk publik, seluruh kota. Harapannya bisa membentuk Indonesia yang lebih aman,” terangnya.
Beralih ke Qlue Thermal, fitur ini telah banyak membantu pemerintah dan gedung-gedung perkantoran umum guna menekan penyebaran COVID-19 dengan melakukan tes PCR secara langsung kepada pengunjung di tempat.
Dalam kesempatan yang sama, Andre Hutagalung selaku Co-Founder dan CTO of Qlue juga turut mengungkapkan bahwa teknologi yang sudah diterapkan oleh Qlue di tahun 2020 antara lain face recognition, people counting, LPR, dan VCC & Illegal Parking.
Untuk ke depannya, Qlue dikabarkan akan mengeluarkan teknologi terbaru bernama Smart Mobility yang masuk ke dalam Qlue Sense dimana lampu lalu lintas akan disesuaikan dengan jumlah mobil. “Kalau sekarang berdasarkan jadwal, kendaraan sedikit timer lampu hijau sebentar, sehingga bisa menguras kemacetan,” tutur Andre.
Terdapat pula, Smart Environment yang akan memperbaiki kualitas udara di sekitar perkantoran atau tempat umum yang juga menggunakan teknologi. Penerapan Smart Mobility sendiri sudah diuji coba di daerah Alam Sutera yang diklaim tengah mengurai titik kemacetan hingga 25%,
“Nggak cuma lampu lalu lintas, tapi penyeberangan jalan, orang yang nyebrang kita atur di pedestrian dengan AI. Tahun ini kami bekerja sama dengan Dishub. Kita bisa memanfaatkan ini, secara dinamis bisa mengubah kondisi yang ada di lapangan, sangat membantu mengurangi kemacetan di Indonesia,” tutup Rama.
Tinggalkan Komentar