Gadgetren –  Tak lama lagi jaringan generasi kelima (5G) bakal menjadi pilar utama komunikasi menggantikan teknologi 4G yang menjadi andalan di berbagai macam negara sekarang ini.
Di Indonesia sendiri, ekspansi dari teknologi masa depan tersebut sebenarnya sudah dimulai dengan masuknya berbagai macam perangkat yang membawa dukungan jaringan 5G seperti Xiaomi Mi 10T Series, HUAWEI Nova 7, hingga POCO F2 Pro.
Meskipun di sisi lain pembuatan jaringan 5G masih dalam tahap perencanaan, hal ini tentu cukup menggembirakan bagi para pengguna perangkat seluler di Indonesia karena kecepatan akses tinggi bakal menjadi daya tawar utamanya.
Jaringan 5G secara umun bakal memberikan dukungan akses data yang lebih cepat dibandingkan teknologi generasi sebelumnya, tetapi kecepatannya berbeda-beda tergantung pada pita frekuensi yang menjadi medianya.
Yang mana dalam hal ini, ada dua jenis pita frekuensi yang biasanya dipakai oleh perusahaan teknologi dalam menggelar jaringan 5G meliputi Sub-6GHz dan milimeter Wave (mmWave).
Kedua tipe jaringan tersebut tentu membutuhkan perangkat yang sesuai agar bisa memanfaatkannya. Oleh karena itu supaya kamu dapat memilih perangkat yang tepat, mari berkenalan terlebih dahulu dengan apa itu jaringan 5G dan mempelajari beberapa tipenya.
Apa Itu Jaringan 5G?
Mulai dikembangkan sejak tahun 2019 silam, jaringan 5G merupakan teknologi seluler yang dirancang untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan yang belum bisa tercukupi oleh generasi sebelumnya.
Sama seperti 4G, jaringan 5G sebenarnya juga memanfaatkan distribusi berbasis area geografis berukuran kecil yang disebut dengan Cells dimana setiap perangkat di dalamnya bakal berkomunikasi melalui antena lokal semacam Base Transceiver Stations (BTS).
Hanya saja sebagai keunggulannya, teknologi baru tersebut menawarkan bandwidth yang lebih besar dan kecepatan transfer data lebih cepat. Berdasarkan keterangan How-To-Geek, kecepatannya bisa mencapai hingga 10 Gbps.
Dalam perhitungan kasar saya, para pengguna bakal bisa mengunduh berkas 100 kali lebih cepat dengan perangkat 5G jika dibandingkan kemampuan jaringan 4G yang hanya mampu bekerja hingga 100Mbps.
Di sisi lain, peningkatan bandwidth yang dibawa juga akan memperluas cakupan bidang operasionalnya. Teknologi 5G tentu tak hanya bisa dimanfaatkan di bidang komunikasi seluler, melainkan juga untuk Internet Service Provider (ISP), Internet of Things (IoT), kendaraan berkemudi otomatis, hingga industri Machine to Machine.
Namun tentu saja kemungkinan ini dapat terjadi sesuai dengan implementasi teknologi 5G itu sendiri karena kecepatannya berbeda-beda tergantung pada pita frekuensi yang digunakan.
Sebagaimana apa yang kami sampaikan sebelumnya, implementasi jaringan 5G dapat dilakukan pada berbagai macam pita frekuensi, termasuk Sub-6GHz maupun mmWave.
Sub-6GHz Vs mmWave
Ringkasnya, Sub-6GHz merupakan jaringan 5G yang dibangun pada pita frekuensi di bawah 6 GHz. Biasanya ini mencakup pita frekuensi mulai dari 2,5-4,2 GHz (mid-band) serta 600-900MHz (low-band).
Sementara itu, mmWave berada pada pita frekuensi yang jauh lebih tinggi. Tercatat dalam keterangan Android Central, implementasi 5G di mmWave bisa dilakukan pada pita frekuensi 25 GHz ke atas.
Dengan pita frekuensi yang lebih tinggi, jaringan 5G pada mmWave mampu memberikan kecepatan transfer data semakin mumpuni. Jika dibandingkan dengan Sub-6GHz yang hanya dapat bekerja sampai 200 Mbps, tentunya ini berkali-kali lipat karena secara teori bakal mampu menembus kecepatan maksimumnya.
Namun sayangnya, pemakaian pita frekuensi yang sangat tinggi untuk teknologi 5G membutuhkan sumber daya lebih besar terutama dalam membangun instalasi jaringan seperti antena pemancarnya.
Hal ini dikarenakan koneksi yang dihasilkan biasanya cukup lemah dan bahkan kebanyakan tak bisa menembus penutup (seperti pintu maupun pepohonan) serta jangkauannya hanya sekitar 100 meter.
Oleh karena itu implementasi jaringan 5G di mmWave sangat cocok di wilayah perkotaan terutama pada gedung-gedung olahraga, pusat perbelanjaan, bioskop, dan berbagai tempat padat lainnya.
Agar lebih mudah mempelajarinya, kamu bisa membaca tabel perbandingan berikut.
Tabel Perbandingan Jaringan 5G di Sub-6GHz Vs mmWave
Aspek | mmWave | Sub-6GHz |
Pita Frekuensi | Di Atas 25 GHz | Di Bawah 6 GHz |
Kecepatan Maksimal | 5 Gbps | 200 Mbps |
Jangkauan | Hingga 100 Meter | Lebih dari 100 Meter |
Distorsi | Mudah terhalang pepohonan, pintu, tembok, gedung, dan lainnya | Lebih kuat terpancar |
Implementasi | Sangat Mahal | Lebih Murah |
Meskipun memiliki perbedaan yang sangat signifikan, jaringan 5G di Sub-6GHz dan mmWave bisa saling melengkapi. Apalagi mulai banyak perangkat yang mendukung keduanya.
Bagaimana implementasinya di Indonesia? Untuk sekarang ini pemerintah sedang merencanakannya. Jadi tak usah khawatir jaringan super cepat tersebut tidak akan hadir di Tanah Air.
Jaringan 5G di Indonesia
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sudah tercatat menyiapkan tiga spektrum untuk menggelar jaringan 5G di Indonesia meliputi pita atas (di 26 GHz), tengah (di 2,6 GHz), dan rendah (di 700 MHz – 800 MHz).
Namun umumnya, implementasi jaringan 5G banyak dilakukan di pita frekuensi menengah (Sub-6GHz) di berbagai negara. Yang mana beberapa di antaranya termasuk seperti Korea Selatan, Tiongkok, serta Jepang.
Sayangnya, pemerintah sendiri belum mengumumkan kapan implementasi jaringan 5G di Indonesia akan dilaksanakan. Namun karenanya, kita bisa mempunyai waktu mengumpulkan dana untuk meminang handphone dengan dukungan tersebut.
Antara yang dideskripsikan dengan keterangan yang pada tabel terjadi ketidaksesuaian informasi. Ini membuat reader jadi bingung, informasi manakah yang dianggap benar ?
oh iya terima kasih atas pemberitahuannya, untuk nama jaringannya terbalik