Gadgetren – Tanpa didukung oleh SoC yang mumpuni, pengalaman menggunakan sebuah perangkat seluler seperti tablet maupun handphone untuk mengarungi aktivitas sehari-hari akan terasa kurang maksimal.
Hal ini dikarenakan komponen tersebut merupakan bagian utama dalam sebuah sistem untuk menangani semua macam tugas komputasi seperti memproses sistem operasi hingga menjalankan aplikasi.
Saat menggunakan handphone yang memiliki SoC kelas rendah untuk bermain game, sebagian di antara kita misalnya bisa saja mengalami beberapa hal seperti kualitas grafis tidak maksimal, laju bingkai atau fps (frame per second) turun, hingga aplikasi sama sekali tak berjalan.
Peran SoC dalam handphone sayangnya masih belum begitu diperhatikan oleh masyarakat di Indonesia. Masih banyak pengguna di antara kita terjebak pada kapasitas RAM saat mencari perangkat baru.
Padahal faktanya, kedua komponen itu sebenarnya bekerja saling melengkapi saat perlu mengolah berbagai macam tugas. Jadi selain membutuhkan kapasitas RAM besar, kamu juga memerlukan SoC dengan kemampuan baik.
Agar tak terjebak saat akan membeli handphone, kamu perlu mengenal apa itu SoC dan berbagai macam jenisnya. Secara lebih lanjut, berikut informasi mengenai hal tersebut.
Apa Itu SoC di handphone?
Bagi kamu yang belum tahu, SoC sebenarnya hanya sekadar penyebutan. Istilah ini merupakan kependekan kata dari System on Chip atau sistem dalam keping jika di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Sesuai dengan kepanjangan katanya, SoC merupakan sebuah chip dengan sejumlah komponen yang membentuk satu kesatuan sistem komputasi untuk membuat perangkat dapat beroperasi menjalankan fungsinya.
SoC di sisi lain juga merujuk pada istilah prosesor, tetapi sedikit lebih kompleks karena juga membuat bagian seperti GPU (Graphics Processing Unit), modem, hingga ISP (Image Signal Processor) selain CPU (Central Processing Unit).
Secara sederhana, SoC tak hanya mengurus data-data komputasi dari sistem maupun aplikasi melainkan juga mengolah gambar yang akan ditampilkan, mengubah sinyal dari kamera menjadi foto, menyambungkan perangkat koneksi internet, hingga memberikan fitur tambahan.
Karenanya, kamu tentu saja perlu mempertimbangkan handphone dengan SoC yang tepat agar dapat menjalani aktivitas yang sesuai dengan pengalaman terbaik saat menggunakannya.
Adapun secara umum, handphone-handphone masa kini biasanya sudah membawa salah satu dari beberapa macam SoC populer seperti Snapdragon, MediaTek, Exynos, hingga Kirin.
Daftar Brand SoC di Handphone
Snapdragon
Snapdragon merupakan produk yang dikembangkan dan dipasarkan oleh Qualcomm Technologies Inc. Keluarga SoC ini meluncur pertama kali pada tahun 2007 melalui seri Snapdragon QSD8250.
Snapdragon sendiri menjadi salah satu SoC favorit banyak orang. Karena selain bertenaga, lini SoC ini biasanya juga memperkenalkan dukungan-dukungan baru yang akan membuat handphone menjadi semakin menarik.
SoC buatan Qualcomm ini menyasar dari lini bawah hingga flagship. Beberapa serinya bahkan sangat populer dan dipakai oleh perusahaan-perusahaan seperti Xiaomi, OPPO, vivo, realme, Nokia, hingga Samsung.
Dibandingkan beberapa pesaingnya, SoC Snapdragon biasanya sangat cocok untuk bermain game berkat inti kustom bernama Kryo dan GPU yang memiliki sebutan Adreno.
Berkat kombinasi mumpuni tersebut, handphone dengan Snapdragon sayangnya sering kali dibanderol dengan harga lebih mahal daripada chip lain di kelas yang setara. Jadi pada rentang harga yang sama, kamu biasanya hanya akan menjumpai seri yang lebih rendah.
MediaTek
Sebagai alternatif untuk hal tersebut, MediaTek pun meluncurkan SoC yang biasanya mempunyai harga lebih rendah ketimbang Snapdragon sehingga membuat banderol handphone menjadi sangat terjangkau.
Setelah terjun ke industri pengembangan SoC sejak tahun 2003, MediaTek sekarang ini bahkan sudah mempunyai beberapa seri yang menyasar berbagai macam kelas seperti Dimensity, Helio A, P, dan G.
Namun berbeda dengan Snapdragon yang sudah membawa arsitektur kustom buatan sendiri, sebagian seri SoC buatan MediaTek umumnya masih mengandalkan arsitektur ARM seperti Cortex sebagai inti dan Mali untuk GPU-nya. Walaupun dalam hal ini, kamu juga bisa menjumpai PowerVR sebagai alternatif grafis tersebut.
Yang menarik, berbagai macam peningkatan dalam proses pengembangan yang ditempuh oleh perusahaan itu kini juga mengubah jargon “SoC MediaTek gampang panas” menjadi rumor belaka.
Umumnya, kamu dapat mempertimbangkan handphone dengan SoC MediaTek di kelas menengah maupun bawah. Lini Helio yang mereka punya biasanya menawarkan dukungan di atas rata-rata.
Exynos
Seolah tak mau kalah, manufaktur perangkat keras Samsung yang mempunyai teknologi pemrosesan sangat mumpuni pun juga mengembangkan SoC khusus untuk mempersenjatai handphone-handphone miliknya.
Bernama Exynos, kamu bakal menjumpai SoC tersebut secara umum hanya pada handphone-handphone buatan Samsung yang menyasar kelas atas, menengah, hingga bawah.
SoC penerus lini Hummingbird ini meluncur dan memperkenalkan diri sebagai seri chip berbasis arsitektur ARM pertama kali pada tahun 2011 bersama handphone Samsung Galaxy S II.
Pada beberapa seri, Exynos pun mempunyai konfigurasi yang mirip dengan SoC MediaTek karena juga memanfaatkan dukungan GPU dari Mali maupun PowerVR dalam memanjakan mata pengguna.
Meskipun secara khusus dirancang untuk handphone-handphone buatan Samsung, Exynos sendiri tak menutup diri dari merek lain. Karena untuk beberapa seri, kamu pun akan menjumpainya di perangkat lain seperti Exynos 8890 pada Meizu Pro 6 Plus.
Kirin
Agar dapat bersaing dengan produk dari perusahaan lain, Huawei pun turut mengembangkan SoC sendiri yang diberi nama Kirin. Kamu bisa menikmatinya melalui handphone-handphone buatan Huawei maupun Honor dari kelas menengah hingga atas.
Dikembangkan oleh anak perusahaan Huawei yang bernama HiSilicon, Kirin biasanya menawarkan kemampuan sangat mumpuni karena mengemas arsitektur ARM (inti Cortex dan GPU Mali) termutakhir.
Apalagi selain konfigurasi mumpuni tersebut, Huawei pun umumnya menyematkan teknologi tambahan yang sangat berguna seperti sistem kecerdasan buatan untuk mendongkrak kemampuannya.
Apple Sillicon
Selanjutnya, pengguna perangkat iPhone maupun iPad tentu tak akan menjumpai SoC dari perusahaan lain (termasuk beberapa merek di atas) karena Apple sudah mengembangkannya secara mandiri.
Di bawah naungan Apple Sillicon, SoC eksklusif tersebut uniknya secara umum masih dirancang menggunakan arsitektur kustom dari inti ARM maupun GPU buatan Imagine PowerVR.
Ada beberapa jenis SoC (maupun System in Package) yang muncul melalui Apple Sillicon. Namun untuk iPhone, iPad, atau iPod biasanya akan menggunakan lini Apple A yang mulai lahir sejak tahun 2010.
Yang penting untuk diperhatikan, kamu tak bisa menyebutkan mana SoC yang paling baik dari bermacam SoC di atas tanpa membandingkannya secara lebih rinci. Hal ini dikarenakan masing-masing seri di dalamnya dikembangkan dengan teknologi, inti, GPU, hingga modem yang berbeda.
Tinggalkan Komentar