Samsung Galaxy S20+
- Layar - 10/1010/10
- Performa - 9/109/10
- Kamera - 9/109/10
- Baterai - 8/108/10
- Software - 8/108/10
- Desain - 7/107/10
Kesimpulan
Galaxy S20+ memberikan pembaruan yang cukup signifikan dibandingkan generasi sebelumnya. Layar yang cerah serta dukungan 120hz, performa yang kencang, pengisian daya baterai yang cepat, dan kamera yang mumpuni adalah kekuatan utama dari ponsel ini.
Yang Disukai
- Layar memukau dan mendukung frame rate 120hz
- Pengisian daya baterai cepat
- Performa kencang
- Kamera mumpuni
Yang Tidak Disukai
- Tidak ada lagi jack audio
- Desain yang agak hambar
- Daya tahan baterai kurang memuaskan
Di tahun 2020 ini Samsung melakukan sesuatu yang berbeda dengan dirilisnya Galaxy S20+. Penamaan nomor serinya melompat jauh dari Galaxy S10+. Lalu apakah seperti angkanya Galaxy S20+ membawa pembaruan yang melompat jauh juga?
Ada 3 poin pembaruan yang signifikan di Galaxy S20+ yaitu layarnya yang lebih besar serta mendukung refresh rate 120hz, kamera yang lebih baik, dan baterai yang lebih besar serta lebih cepat diisi.
Seharusnya ada 1 lagi pembaruan yang menonjol di ponsel ini yaitu dukungan jaringan 5G. Namun khusus untuk Indonesia, varian Galaxy S20+ yang dirilis adalah varian yang tidak mendukung jaringan 5G
Desain
Sejujurnya, desain Galaxy S20+ tidak menarik bagi saya dan varian warna yang tersedia pun kurang menawan. Ditambah lagi desainnya agak mirip dengan ponsel Galaxy A51 dan Galaxy A71 yang lebih dulu dirilis.
Varian warna Galaxy S20+ yang tersedia di Indonesia saat ini ada tiga yaitu Cosmic Black yang mana adalah warna hitam tradisional, Cloud Blue warna biru muda cerah, dan Cosmic Gray warna abu-abu yang mana paling tidak menarik bagi saya.
Seperti layaknya varian + dari Galayx S, ukuran ponsel ini besar namun masih cukup nyaman di tangan. Ponselnya kini lebih memanjang ke atas dibandingkan Galaxy S10+. Bezel pada area layar juga lebih tipis dan bagian sisi layar lebih datar, tidak semelengkung pendahulunya.
Layarnya yang lebih datar berdampak pada pantulan cahaya di sisi layar ponsel lebih diminimalisir namun juga mengurangi keunikan ponselnya. Ini mungkin akan membuat sebagian orang kecewa dan sebagian lainnya senang.
Kamera depan diposisikan di bagian tengah atas layar ponsel dan hanya tersedia satu kamera. Posisi kamera ini membuat ukuran area notifikasi lebih ringkas dibanding generasi sebelumnya. Saya menyambut baik pembaruan ini karena sepengalaman saya menggunakan Galaxy S10+ posisi kameranya suka menganggu ketika menonton film atau bermain game.
Frame aluminium di bagian sisi ponsel juga kini lebih tipis. Tombol khusus Bixby telah ditiadakan dan semua tombol fisik diletakkan di bagian sisi kanan ponsel. Tidak ditemukan pula audio jack di Galaxy S20+ namun untungnya Samsung menyediakan earphone AKG dengan model USB-C.
Pada bagian belakang ponsel tidak ada yang spesial, agak membosankan malah. Kamera belakang diletakkan di ujung kiri atas ponsel dan area kameranya memiliki tonjolan yang tidak terlalu tebal. Ini mirip dengan implementasi kamera di Pixel 4 yang mana ponsel tersebut juga terinspirasi oleh iPhone 11.
Layar
Ini adalah bagian di mana Galaxy S20+ bersinar: layarnya. Galaxy S20+ kini mendukung refresh rate 120hz yang mana berarti layarnya dapat menampilkan animasi secara lebih halus dibandingkan layar 60hz standar yang umumnya ditemukan.
Ketika saya mencoba mode 120hz, peningkatan kualitas animasi sangat ketara. Agak sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata, paling mudah untuk melihat perbedaannya adalah dengan langsung mencobanya.
Layar Galaxy S20+ berukuran 6,7″ dan lebih memanjang secara vertikal. Untuk saat ini masih ada aplikasi yang belum kompatibel sepenuhnya dengan layar Galaxy S20+ contohnya adalah game Arena of Valor yang mana pada tampilan antarmukanya terlihat bagian yang kosong di sisi kiri dan kanan.
Ada 3 pilihan resolusi layar pada Galaxy S20+ yaitu HD+ (1600 x 720 piksel), FHD+ (2400 x 1800 piksel), dan WQHD+ (3200 x 1440 piksel). Secara bawaan ponselnya disetel ke resolusi FHD+ dan refresh rate 60hz. Jika mode 120hz diaktifkan, Galaxy S20+ hanya bisa menggunakan resolusi layar hingga FHD+ yang sepertinya agar menghemat baterai.
Kualitas tampilan layar Galaxy S20+ sudah tidak perlu diragukan lagi, layarnya cerah dan dapat menampilkan warna dengan baik. Saya biasanya dapat dengan mudah menggunakan ponsel ini di bawah terik matahari.
Performa dan Baterai
Dengan chipset Exynos 990 terbaru dari Samsung dan RAM 8GB, Galaxy S20+ kencang performanya dalam melakukan berbagai hal mulai dari pengoperasian standar ponsel hingga bermain game. Saya tidak menemukan kekurangan yang berarti dari sisi performa untuk Galaxy S20+.
Ketika diuji coba menggunakan aplikasi AnTuTu, Galaxy S20+ mendapatkan skor 512.812. Pada aplikasi Geekbench ponselnya meraih skor 895 untuk Single Core dan 2.719 untuk Multi Core.
Galaxy S20+ menggunakan baterai yang cukup besar berukuran 4.500mAh untuk menunjang performa dan layarnya. Dengan baterai sebesar itu seharusnya Galaxy S20+ mampu menyajikan daya tahan baterai yang memuaskan namun realitanya tidak sesuai dengan yang saya harapkan.
Daya tahan baterai di Galaxy S20+ kurang tangguh apalagi dibandingkan Galaxy S10+. Selama saya menggunakan Galaxy S20+, rata-rata saya mendapatkan Screen on Time sekitar 3,5 jam dari level baterai 100% ke 15%. Ini dengan mode layar disetel ke FHD+ dan 60hz. Daya tahan baterai akan menjadi lebih buruk jika mode 120hz diaktifkan.
Ketika saya uji coba baterainya menggunakan aplikasi PC Mark Work 2.0 dengan tingkat kecerahan layar disetel ke 50%, layar FHD+, dan refresh rate 60hz, Galaxy S20+ mendapatkan skor 9 jam 15 menit. Jika mode 120hz diaktifkan, skor yang dihasilkan hanya 7 jam 45 menit. Ini artinya ada penurunan daya tahan baterai sekitar 14% jika menggunakan mode 120hz.
Ini mungkin akan membuat sebagian pengguna Galaxy S20+ menghadapi dilema, apakah lebih memilih layar dengan animasi yang lebih halus namun baterai lebih cepat habis atau layar standar tapi baterai lebih tahan lama.
Apapun keputasannya baik itu menggunakan mode 120hz atau tidak, untungnya Galaxy S20+ dilengkapi dengan pengisian daya baterai cepat 25W. Saya dapat mengisi baterai Galaxy S20+ dari level 15% ke 100% hanya dalam waktu 1 jam 3 menit.
Speaker di Galaxy S20+ sudah cukup baik dan dapat mengeluarkan audio secara stereo. Namun lubang speaker fisik hanya terlihat ada satu yaitu di bagian bawah ponsel. Untuk menghasilkan suara stereo, Galaxy S20+ nampaknya menggunakan metode getaran audio dari dalam ponsel.
Galaxy S20+ juga kembali menggunakan sensor pemindai sidik jari di dalam layar dengan menggunakan teknologi ultrasonik. Sejauh ini saya tidak ada masalah dengan pemindai sidik jarinya, hanya saja proses pemindaiannya sedikit agak lambat dibandingkan teknologi pemindai sidik jari lainnya.
Kamera
Terdapat total 5 kamera pada Galaxy S20+ yaitu kamera Ultra Wide 12MP, kamera Wide-angle 12MP, kamera Telephoto 64MP, kamera DepthVision, dan kamera depan 10MP. Memang kameranya tidak secanggih Galaxy S20 Ultra di atas kertas namun ponsel ini tetap dapat menghasilkan foto-foto yang memuaku.
Foto-foto yang dihasilkan oleh kamera utamanya mampu menangkap detail dan warna dengan baik. Fokus kamera dapat dilakukan dengan cepat dan pemrosesan foto pun dilakukan secara hampir instan.
Di malam hari, Galaxy S20+ mampu menghasilkan foto yang tetap tajam. Jika diinginkan, tersedia Night Mode yang dapat mengahasilkan foto malam yang lebih cerah namun membutuhkan proses pengolahan foto yang sedikit lebih lama dibanding foto biasa.
Kamera Ultra Wide-nya walaupun tidak dapat menghasilkan detail secanggih kamera utama namun tetap dapat menghasilkan foto yang bagus dengan warna yang baik.
Untuk pembesaran foto, Galaxy S20+ mampu melakukan Hybrid Zoom 3x yang mana bukan murni pembesaran optik dan zoom digital hingga 30x. Hasil pembesaran foto hingga 3x tampil dengan baik namun di atas itu mulai terlihat penurunan kualitas foto secara signifikan apalagi di level pembesaran 30x.
Mulai level pembesaran 20x, akan muncul viewfinder mini di aplikasi kameranya untuk menunjukkan di mana fokus kamera saat ini. Fitur ini cukup bermanfaat karena di pembesaran tinggi saya seringkali kebingungan kameranya sedang fokus ke area mana.
Di malam hari, kamera Ultra Wide dan pemebsaran masih bekerja dengan baik walau tidak sebagus di siang hari. Pembesaran 30x dari yang tadinya buruk, menjadi sangat buruk di malam hari di mana detail objek foto hilang sehingga menjadi tidak jelas.
Kamera depan Galaxy S20+ secara bawaan akan melakukan penghalusan wajah agar foto selfie tampil lebih menarik. Jika menginginkan foto selfie yang lebih natural untungnya bisa dilakukan dengan menonaktifkan fitur Beauty. Mode Live Focus ketika selfie hasilnya cukup presisi dalam memproses ujung rambut saya dengan latar foto.
Kesimpulan
Sejauh ini Galaxy S20+ memberikan pembaruan yang cukup signifikan dibandingkan generasi sebelumnya. Layar yang cerah serta dukungan 120hz, performa yang kencang, pengisian daya baterai yang cepat, dan kamera yang mumpuni adalah kekuatan utama dari ponsel ini.
Yang agak mengecewakan dari Galaxy S20+ adalah daya tahan baterainya yang kurang memuaskan. Ada kemungkinan ini akan diperbaiki oleh Samsung melalui pembaruan firmware nantinya. Selain itu juga tidak ada lagi jack audio yang akan membuat repot jika ingin mendengarkan music dengan earphone kabel.
Lebih Baik Galaxy S9+ Menurut Opini Saya Pribadi.