ASUS Zenbook S 14 OLED UX5406
Review Review Handphone

Review Galaxy A50 – Inikah Ponsel Kelas Menengah Terbaik Samsung?

Review Samsung Galaxy A50 header

Samsung Galaxy A50
  • Layar - 9/10
    9/10
  • Performa - 8/10
    8/10
  • Kamera - 8/10
    8/10
  • Baterai - 9/10
    9/10
  • Software - 8/10
    8/10
  • Desain - 8/10
    8/10
8.3/10

Kesimpulan

Galaxy A50 adalah ponsel kelas menengah terbaik Samsung saat ini. Daya tahan baterai mumpuni ditambah dengan fitur kamera yang melimpah dan harga yang terjangkau menjadikan ponsel ini layak untuk dilirik.

Yang Disukai

  • Tampilan layar memukau
  • Baterai tahan lama
  • Fitur kamera melimpah

Yang Tidak Disukai

  • Pemindai sidik jari kurang responsif
  • Kamera kurang ok di kondisi gelap

Gadgetren – Belum lama ini, Samsung telah merilis ponsel Galaxy A50 di Indonesia. Ini adalah ponsel keluarga Galaxy A pertama yang diluncurkan di tahun 2019 di Indonesia dan juga pertama yang menggunakan penamaan dengan 2 angka.

Senjata utama dari Galaxy A50 adalah 3 kamera belakangnya dan pemindai sidik jari yang disematkan di dalam layar yang mana dua hal tersebut nampaknya kini sedang menjadi tren di ponsel baru.

Selain itu juga, Galaxy A50 menawarkan baterai yang cukup besar yaitu 4.000 mAh yang dikombinasikan dengan fast charging agar penggunanya lebih bebas menggunakan ponselnya untuk waktu yang lama.

Dengan harga termurah 4,1 juta rupiah untuk varian RAM 4GB dan kapasitas penyimpanan internal 64 GB, apakah Galaxy A50 ponsel kelas menengah Samsung terbaik dengan harga terjangkau saat ini? Jawaban singkatnya adalah iya.

Samsung Galaxy A50 - Desain 2

Desain Galaxy A50 bisa dibilang desain standar ponsel jaman sekarang: layar penuh berbezel tipis dengan poni dewdrop dan warna ponsel yang mengkilap / gradasi. Jika merek Samsung ditutup di bagian belakang ponsel ini, orang-orang mungkin akan kesulitan membedakannya dengan ponsel lain dari merek yang berbeda.

Varian warna biru dari Galaxy A50 tampil menawan dengan model warna yang mengkilap walau material bodi belakangnya terbuat dari plastik. Entah kenapa belakangan ini ponsel berwarna biru sedang naik daun setelah sebelumnya warna merah dan emas yang ngetren.

Ponselnya ringan dan ramping dengan berat yang hanya 166 gram, namun ponsel ini cukup besar ukurannya. Ketika saya sandingkan dengan Galaxy Note 9, ukuran Galaxy A50 hanya sedikit berbeda dengan ponsel tersebut. Dengan ukuran yang besar ini, Galaxy A50 masih nyaman digenggam berkat lengkungan di sisi ponsel.

Untuk layarnya, Galaxy A50 menggunakan layar Super AMOLED model Infinity U Design dengan lebar 6,4 inci dan resolusi 2340 x 1080 piksel. Tampilan layarnya terlihat memukau berhubung teknologi layar yang digunakan mirip dengan yang ditemukan di seri Galaxy S generasi 2018 ke bawah.

Karena layarnya memiliki bezel yang tipis, tidak ada ada lampu LED notifikasi yang biasanya di temukan di atas layar. Jika ingin melihat notifikasi di ponsel secara sekilas, bisa menyiasatinya dengan memanfaatkan fitur Always on Display yang ada.

Tidak akan ditemukan pemindai sidik jari fisik di Galaxy A50 karena pemindainya diletakkan di dalam layar. Mungkin ini terlihat menarik dan canggih, namun kenyataan berkata lain. Sensor pemindai sidik jarinya sering kali tidak dapat mendeteksi jari saya padahal kondisi jari sedang normal.

Menurut saya akan lebih baik jika Galaxy A50 menggunakan pemindai sidik jari fisik yang lebih akurat daripada ingin terlihat canggih tapi malah jadi tidak digunakan karena tidak akurat. Saya sendiri akhirnya malah lebih sering membuka kunci ponsel menggunakan PIN daripada sidik jari.

Samsung Galaxy A50 - Desain

Di bagian sisi ponsel, terdapat tombol dan port standar termasuk di antaranya jack audio 3,5mm. Hanya tersedia 1 lubang speaker di bagian bawah ponsel.

Sayangnya, speaker di Galaxy A50 adalah speaker mono dan kualitasnya standar saja. Ketika bermain game, sering kali lubang speakernya tidak sengaja terhalang oleh tangan dan suara yang dihasilkan langsung mendem.

Tersedia 2 slot kartu SIM dan 1 slot microSD sehingga tidak perlu galau memilih untuk menggunakan 2 kartu SIM atau tidak. Jika menggunakan Galaxy A50 varian kapasitas penyimpanan internal 64 GB,  fitur ini bermanfaat karena kemungkinan besar akan perlu menggunakan microSD untuk menyimpan data di ponsel.

Samsung Galaxy A50 - Layar

Galaxy A50 sudah dilengkapi dengan chipset Exynos 9610 yang bertenaga dan pilihan RAM 4GB atau 6GB yang seharusnya sudah cukup untuk penggunaan jaman sekarang. Untuk ulasan ini, varian RAM yang digunakan adalah yang 4GB

Walau dilengkapi dengan spesifikasi yang mumpuni, saya beberapa kali menemukan animasi di antarmuka ponsel tidak halus atau terdapat jeda seperti ketika memunculkan keyboard virtual dan memasukkan aplikasi ke dalam sebuah folder.

Hal tersebut mungkin dikarenakan oleh antarmuka One UI-nya Samsung yang agak memakan sumber daya ponsel. Jika ingin performa ponsel semakin lancar ketika menavigasikan antarmukanya, salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan launcher ringan lain seperti Nova Launcher.

Galaxy A50 telah menggunakan Android versi terbaru yaitu Android 9 yang dikombinasikan dengan One UI versi 1.1. Melihat Samsung adalah salah satu produsen smartphone yang konsisten memberikan update sistem operasi, kemungkinan besar Galaxy A50 akan mendapatkan 1-2 pembaruan besar Android berikutnya.

Samsung Galaxy A50 UI

Untuk bermain game, Galaxy A50 sudah mampu bermain game PUBG dengan setelan grafis HDR dan frame rate Ultra. Walau sering muncul lag, lag-nya belum sampai level mengganggu. Namun jika fitur anti aliasing di PUBG diaktifkan, lag yang dihasilkan akan semakin mengganggu.

Di game MOBA seperti Mobile Legends, setelan grafis dapat disetel ke High namun tidak ada opsi untuk mengaktifkan High Frame Rate. Berbeda dengan di AOV, setelan grafis bisa disetel ke maksimum dan dapat mengaktifkan mode High Frame Rate.

Ketika dites menggunakan AnTuTu, Galaxy A50 mendapatkan skor 142.231 sedangkan di Geekbench mendapatkan skor 1.724 untuk Single-Core dan 5,646 untuk Multi-Core. Skor yang sudah cukup untuk sebuah ponsel kelas menengah.

Baterai yang disematkan dalam Galaxy A50 cukup besar yaitu 4.000 mAh yang dapat digunakan untuk beraktifitas seharian tanpa perlu mengecas baterai. Daya tahan baterainya di aplikasi pengetesan PC Mark menghasilkan skor 11 jam 8 menit. Untuk pengisian daya baterainya dari 15% ke 100% membutuhkan waktu 2 jam 15 menit.

Samsung Galaxy A50 - Kamera

Dari sisi kamera, Galaxy A50 menggunakan kombinasi kamera utama 25MP, kamera ultra-wide 8MP, dan kamera Depth 5MP. Untuk kamera depannya, Galaxy A50 menggunakan kamera 25MP.

Kamera ultra wide di Galaxy A50 digunakan untuk mengambil foto dengan sudut yang lebih lebar dibanding kamera biasa sedangkan kamera Depth digunakan untuk membuat efek bokeh.

Kamera utamanya kabarnya dapat menangkap gambar dengan lebih jernih ketika malam hari. Namun selama percobaan, saya kurang puas dengan hasil kamera Galaxy A50 di malam hari apalagi jika minim pencahayaan. Untuk di suasana terang, hasil kameranya sudah ok.

Samsung Galaxy A50 - Kamera - Indoor 2

Samsung Galaxy A50 - Kamera - Indoor 1

Samsung Galaxy A50 - Kamera - Indoor 3

Samsung Galaxy A50 - Kamera - Outdoor 2

Samsung Galaxy A50 - Kamera Outdoor NormalKamera mode normal

Samsung Galaxy A50 - Kamera Outdoor Wide AngleKamera mode wide-angle

Samsung Galaxy A50 - Kamera Outdoor

Samsung Galaxy A50 - Kamera - Outdoor Live Focus

Samsung Galaxy A50 - Kamera Outdoor Malam

Samsung Galaxy A50 - Kamera Outdoor Malam

Samsung Galaxy A50 - Kamera Outdoor Malam

Samsung Galaxy A50 - Kamera - Selfie

Samsung Galaxy A50 - Bawah

Secara keseluruhan, Samsung Galaxy A50 adalah ponsel yang bagus dengan layar memukau dan performa yang cukup memuaskan ketika bermain game. Hanya saja pemindai sidik jarinya agak menyebalkan dan hasil kamera di kondisi gelap kurang memuaskan.

Dengan harganya yang hanya 4,1 juta rupiah untuk varian 4 GB/ 64 GB, Galaxy A50 bisa dibilang untuk saat ini adalah ponsel kelas menengah terbaik Samsung dengan harga yang terjangkau dan mampu bersaing dengan ponsel merek lain di rentang harga yang sama.

Tentang penulis

Firman Nugraha

Editor-in-Chief Gadgetren yang sudah belasan tahun berpengalaman di dunia teknologi khususnya handphone. Awalnya ia pernah menjadi developer aplikasi Android di Nexian dan kini terjun ke dunia media.

Tinggalkan Komentar

2 Komentar