Review Motorola Edge 60 Pro
- Rating
Kesimpulan
Motorola Edge 60 Pro adalah handphone terbaik Motorola di Indonesia dengan desain elegan, performa kencang, baterai tahan lama, dan antarmuka minimalis yang segar. Meski begitu masih ada kekurangan seperti autofocus video yang kurang stabil dan efek bokeh yang kurang rapi.
Yang Disukai
- Desain sangat menarik
- Antarmukanya terasa segar
- Performa gegas
- Kamera mumpuni
- Baterai tahan lama
Yang Tidak Disukai
- Perekaman video kurang stabil
- Hasil foto portrait terlihat kurang rapi
Gadgetren – Kamu suka desain Motorola Edge 60 Fusion tapi merasa performanya masih kurang kenceng dan kameranya belum maksimal? Nah ada solusinya sekarang yakni Motorola Edge 60 Pro.
Handphone ini dibekali chipset MediaTek Dimensity 8350 Extreme yang lebih bertenaga plus setup kamera yang lebih canggih dengan kamera utama 50MP, ultrawide 50MP, dan kamera depan 50MP. Tidak hanya itu, ada juga kamera telefoto 10MP buat foto jarak jauh dengan hasil yang tetap tajam.
Menariknya, tampilan handphone ini masih mirip sekali dengan Edge 60 Fusion sehingga tetap memancarakan desain keren tapi dengan performa dan kamera yang jauh lebih mantap.
Desain
Motorola Edge 60 Pro kembali hadir dengan desain Premium Vegan Leather Finish. Sesuai namanya, bagian belakang handphone ini punya tekstur seperti kulit yang terasa mewah baik secara visual maupun saat disentuh.
Desain ini membuat Edge 60 Pro tampil beda dibanding kebanyakan handphone lain dan sekaligus menjadi lebih tahan noda sidik jari. Apalagi dengan pilihan warna yang berani dan standout seperti Dazzling Blue, Shadow, dan Sparkling Grape.
Satu hal lagi yang langsung kelihatan, desain layar dan bodi yang melengkung di tiap sisi. Selain menambah kesan premium, bentuk melengkung ini juga bikin handphone-nya terasa lebih nyaman digenggam.
Dari segi ketahanan, Edge 60 Pro juga tidak main-main. Handphone ini sudah lolos uji standar militer MIL-STD-810H dan punya sertifikasi IP68 serta IP69. Artinya handphone ini aman dipakai di lingkungan berdebu dan juga ketika terendam air.
Bagian bodinya dilengkapi dengan slot dual SIM, port USB Type-C, tombol volume, power, dan lubang speaker yang semua tertata dengan rapi.
Layar
Sama seperti pendahulunya, layar Motorola Edge 60 Pro melengkung di keempat sisinya baik kiri-kanan maupun atas-bawah. Yang paling menonjol tentu bagian kiri dan kanan yang membuat tampilannya terlihat lebih mewah.
Desain layar melengkung ini memang enak dipandang tapi punya efek samping juga. Karena lengkungannya, melindungi layar dengan tempered glass jadi agak sulit apalagi tidak ada screen protector bawaan yang sudah terpasang. Untungnya dalam boks penjualan sudah tersedia soft case tipis dan layarnya sendiri sudah dilindungi Corning Gorilla Glass 7i.
Satu hal lain yang terasa, pantulan cahaya di lengkungan layar kadang bisa mengganggu. Selain itu menyentuh elemen antarmuka aplikasi di pinggir layar juga bisa sedikit sulit karena bentuknya yang melengkung.
Tapi di luar itu, layar 6,7 inci milik Edge 60 Pro benar-benar memanjakan mata. Berkat teknologi pOLED, refresh rate 120Hz, kedalaman warna 10-bit, dan tingkat kecerahan yang tinggi dengan HBM 1.400 nit dan puncaknya bisa tembus 4.500 nit, tampilan layar terasa hidup dan tajam. Plus akurasi warnanya mencapai 100% DCI-P3.
Layarnya juga punya resolusi tinggi yaitu 1.220 x 2.712 piksel yang bikin pengalaman nonton, browsing, atau main game jadi makin asyik. Ditambah lagi speaker stereo bawaannya punya kualitas suara yang solid, cocok untuk mendengarkan musik atau nonton video langsung dari handphone.
Performa
Salah satu kekurangan utama Motorola Edge 60 Fusion yang saya soroti di review sebelumnya adalah performa yang terasa kurang gegas terutama saat digunakan untuk merekam video 4K.
Nah di Motorola Edge 60 Pro, masalah itu berhasil diatasi berkat penggunaan chipset MediaTek Dimensity 8350 Extreme yang secara kasar punya performa dua kali lipat lebih kencang dibanding versi Fusion.
Di pengujian menggunakan AnTuTu, Edge 60 Pro meraih skor tinggi yaitu 1.256.651 poin. Sementara itu di Geekbench, handphone ini mencatat skor 1.322 untuk single-core dan 4.351 untuk multi-core.
Pada saat diuji kestabilan performanya menggunakan 3DMark Time Spy Extreme, handphone ini menunjukkan stabilitas 42,6% dengan skor tertinggi mencapai 2.949. Ini menunjukkan bahwa performanya cukup bisa diandalkan untuk beban berat sekalipun.
Performa tinggi ini tidak hanya karena chipset-nya aja, tapi juga didukung oleh RAM LPDDR5X dengan pilihan 8GB atau 12GB serta penyimpanan internal UFS 4.0 sebesar 256GB yang sangat cepat.
Selama saya pakai sehari-hari, performa Edge 60 Pro terasa mulus sekali mulai dari multitasking aplikasi produktivitas, foto-foto, sampai rekam video 4K, semuanya berjalan lancar.
Untuk gaming, handphone ini juga cukup mengesankan. Di game Honor of Kings, Edge 60 Pro bisa jalan mulus di grafis level 4, FPS High, dan resolusi Ultra. Sementara saat dipakai main Genshin Impact di setelan grafis tertinggi dan 60 FPS, hasilnya tetap smooth tanpa kendala berarti.
Kamera
Satu upgrade besar lagi di Motorola Edge 60 Pro terletak di sektor kamera. Handphone ini dibekali kamera utama 50MP dengan sensor Sony LYTIA 700C lengkap dengan OIS, kamera ultrawide 50MP, kamera telefoto 10MP dengan 3x optical zoom, dan kamera depan 50MP.
Dengan konfigurasi ini, Motorola Edge 60 Pro jadi menyenangkan buat foto-foto di berbagai kondisi. Mau ambil pemandangan luas? Tinggal pakai kamera ultrawide. Mau foto objek dari kejauhan? Langsung berganti ke kamera telefoto.
Semua kameranya mampu menghasilkan foto yang tajam, detail, dan memuaskan. Dan yang paling terasa berkat chipset yang lebih ngebut, proses pengambilan dan pemrosesan foto juga jadi jauh lebih cepat.
Untuk foto portrait, hasilnya sebenarnya cukup baik tapi efek bokeh-nya masih kurang rapi. Terkadang batas antara objek dan latar belakang terlihat kurang natural.
Soal perekaman video, semua kamera di Motorola Edge 60 Pro sudah mendukung resolusi 4K 30FPS. Sayangnya kalau ingin merekam di 60FPS, hanya bisa dilakukan di resolusi FHD saja.
Sementara itu hasil rekaman videonya secara keseluruhan cukup bagus baik dari segi warna maupun detail. Tapi ada satu catatan penting, autofocus-nya kadang suka error atau hunting saat merekam sambil bergerak sehingga fokus jadi sering berpindah-pindah dan bikin video terlihat kurang stabil.
Fitur
Di balik kecanggihan kameranya, sayangnya Edge 60 Pro tidak dibekali aplikasi galeri khusus. Motorola memilih menggunakan Google Photos sebagai aplikasi bawaan untuk mengelola foto.
Saya pribadi memang pengguna Google Photos terutama untuk backup otomatis, tapi menurut saya aplikasi ini kurang ideal untuk manajemen foto di handphone. Semua foto termasuk backup lama tercampur jadi satu. Fitur penghapus objek pun hasilnya kurang rapi dibanding fitur serupa dari brand lain.
Itu saja sebenarnya bagian software yang menurut saya cukup disayangkan dari Edge 60 Pro. Selebihnya saya sangat mengapresiasi pendekatan Motorola yang mengusung tampilan Android nyaris stock lewat Hello UI.
Antarmukanya terlihat simpel, bersih, dan menyegarkan. Sejalan dengan desain fisik handphone-nya yang juga tampil beda dibanding handphone lain yang sering terlalu banyak modifikasi UI.
Motorola juga menyisipkan beberapa fitur ekstra berbasis kecerdasan buatan lewat Moto AI yang bisa diakses dengan menekan dan menahan tombol power. Kita bisa menanyakan berbagai hal mulai dari info terbaru, cuaca, sampai hal-hal yang lebih spesifik.
Sayangnya saat ini Moto AI belum sepenuhnya mendukung bahasa Indonesia meskipun kita masih bisa bertanya dalam bahasa Indonesia dan akan tetap dipahami.
Moto AI juga punya fitur menarik seperti menyimpan informasi penting yang bisa diingat lagi nanti, membuat wallpaper AI, hingga merekam suara dan langsung membuat transkripnya.
Kalau kamu lebih nyaman pakai asisten lain seperti Gemini, tenang aja karena kamu masih bisa menggantinya sebagai default assistant saat menekan tombol power.
Untuk urusan update, Motorola menjanjikan 3 kali pembaruan Android dan 4 tahun update keamanan. Memang bukan yang paling lama di industri, tapi sudah cukup oke dan yang penting Motorola terbuka soal komitmennya.
Baterai
Beralih ke sektor baterai, Motorola Edge 60 Pro dibekali baterai jumbo 6.000mAh. Dengan kapasitas tersebut, saya bisa menggunakan handphone ini seharian tanpa perlu mengisi daya.
Dalam pemakaian harian, Screen on Time yang saya dapatkan mencapai sekitar 6 jam dari baterai penuh hingga tersisa 10%. Angka ini berada di atas rata-rata SOT 4 jam pada handphone lain yang saya uji.
Sebenarnya saya sudah menguji handphone ini menggunakan tes baterai PCMark standar yang biasa dilakukan oleh Gadgetren. Namun hasilnya tergolong anomal. Entah mengapa ini terjadi meski sudah dites beberapa kali. Karena itu saya tidak menampilkannya di review ini.
Untuk pengisian daya, Edge 60 Pro mendukung fast charging 90W dan charger bawaannya yang mendukung teknologi ini juga sudah tersedia di dalam boks. Hasilnya cukup cepat, hanya butuh 58 menit untuk mengisi baterai dari 10% hingga penuh.
Selain itu handphone ini juga mendukung pengisian daya nirkabel 15W jadi kamu punya opsi lebih fleksibel kalau ingin mengisi baterai tanpa kabel.
Kesimpulan
Motorola Edge 60 Pro sejauh ini bisa dibilang sebagai handphone terbaik Motorola di Indonesia saat ini dengan harga Rp7.699.000. Desainnya benar-benar menawan, performanya kencang, baterai tahan lama, dan dukungan kameranya cukup lengkap untuk berbagai kebutuhan.
Tampilan antarmukanya juga terasa segar dan clean, sampai-sampai saya yang sudah sering mereview banyak handphone pun merasa terkesima dengan pendekatan minimalis khas Motorola.
Desain layar lengkung memang bikin tampilannya makin elegan dan nyaman digenggam, tapi efek sampingnya adalah pantulan cahaya di sisi layar bisa mengganggu dan memasang pelindung layar jadi lebih sulit.
Selain itu efek bokeh di mode portrait masih terasa kurang rapi dan saat merekam video sambil bergerak autofocus-nya kadang kurang stabil.
Tinggalkan Komentar