ASUS ROG Zephyrus G16 (2024) GA605
Berita Perangkat Pintar

Hands On DJI Neo, Drone Untuk Pemula yang Bisa Dioperasikan Tanpa Remote Control

Hands On DJI Neo, Drone Untuk Pemula yang Bisa Dioperasikan Tanpa Remote Control

Gadgetren –  Erajaya Active Lifestyle sebagai distributor resmi DJI di Indonesia telah merilis drone terbarunya yang bernama DJI Neo. Saat ini, DJI Neo sudah dapat dibeli di Indonesia dengan harga Rp3.140.000 untuk varian Drone Only dan untuk varian Fly More Combo dilepas seharga Rp5.560.000.

Bedanya varian Drone Only dengan Fly More Combo ada pada dukungan aksesoris yang lebih lengkap. Pada varian Fly More Combo pengguna akan mendapatkan tak hanya perangkat DJI Neo dan satu baterai saja, tetapi juga hingga tiga baterai, Remote Controller, RC Cable USB Type C, dan Two Way Charging Hub.

Dengan memilih varian Fly More Combo pengguna dapat memiliki tambahan daya dengan baterai cadangan dan sekaligus dapat mengisi daya di mana saja dan kapan saja. Pembeli bisa mendapatkan salah satu varian drone ini secara daring di e-commerce Tokopedia, Shopee, Blibli, TikTok Shop, dan tentunya Eraspace.com.

Kemudian juga DJI Neo tersedia di gerai DJI Experience Store, erafone, iBox, Urban Republic dan mitra resmi. Pada acara offline di DJI Experience Store Central Park Jakarta Barat, tim Gadgetren pun berkesempatan menjajal drone DJI Neo ini.

Kesan pertama, saya merasa drone ini sangat ringan di atas permukaan tangan saya ketika dibuka. Drone ini menawarkan keunggulan yang dapat dioperasikan tanpa menggunakan controller resmi bawaan pada paket Fly More Combo dari DJI.

Saya hanya membuka telapak tangan dan menyalakan tombol power dekat tulisan DJI sebanyak dua kali dan pada ketukan kedua ditahan. Setelah itu kipas drone pun akan berputar untuk bersiap terbang ke atas menjauhi tangan saya.

DJI-Neo-hand-on

Drone DJI Neo setelah itu terbang setara dengan saya dan pada saat saya menjauhi diri bahkan berlari dari drone tersebut, DJI Neo menghampiri saya. Kemamuannya tersebut berkat sensor yang terletak di bawah bodinya.

Pengoperasian dengan sensor tanpa Controller ini juga tersemat pada bagian atas bodinya melalui ikon menu kecil di dekat kameranya di mana drone menawarkan enam pilihan menu terbang secara cerdas berupa di depan, berputar seperti lingkaran, mundur ke belakang, di atas, bumerang, dan spiral.

Di atas kertas, drone ini memiliki bobot hanya 135 gram dengan ketebalan 48,5mm yang pantas saja sangat ringan di atas telapak tangan saya. Meskipun bodinya mungil, di lapangan ketika saya mencobanya, drone ini terbilang cukup tangguh karena sering kali terlepas di tangan pengguna lain maupun jatuh.

Drone ini ketika saya coba cukup stabil terbang di ketinggian 200 meter dengan kondisi angin yang kencang. Di atas kertas sendiri, DJI mengklaim drone ini dapat terbang hingga 7km pada area yang lapang seperti lapangan, padang pasir, pantai atau tanpa sama sekali penghalang.

DJ-Neo-fly.

Durasi waktu terbangnya maksimal 18 menit dan maksimal ketahanan angin ketika diterbangkan hingga 8 meter per detik. Soal kameranya, drone ini menggunakan sensor gambar 1/2 inci. Hasil foto terbilang cerah dengan warna yang cukup detail.

Menariknya pengoperasian drone selain tanpa menggunakan controller juga dapat dioperasikan dengan aplikasi DJI Fly melalui handphone Android dan iOS. Namun untuk pengoperasian dengan handphone memiliki kontrol yang terbatas dibandingkan dengan remote controller dari DJI.

Lebih jauh pada lensanya mendukung luas pandang 117,6° yang mana memiliki format setara dengan lensa 14 mm dan memiliki aperture f/2.8. Dalam pengambilan video otomatis menyediakan rentang ISO 100-6400 dan manual 100-6400.

Kecepatan Rana video sebesar 1/8000-1/30 detik sedangkan foto  1/8000-1/10 detik. Ukuran gambar foto maksimal yang dihasilkan beresolusi 12MP dengan aspek rasio 4000×3000 atau  4000×2256 dan menggunakan format JPEG.

Hasil-Jepretan-Drone-DJI-Neo

Hasil Jepretan DJI Neo

Sementara video yang dihasilkan dapat stabil dan mulus berkat dukungan Electric Image Stabilization (EIS) yang diaktifkan dengan resolusi hingga 4K pada 30fps. Format video berupa MP4 dan perekaman video mendukung RockSteady, HorizonBalancing, dan pengguna juga dapat menonaktifkan stabilisasi.

Saat menggunakan aspek rasio 16:9 disebut hanya RockSteady atau HorizonBalancing yang dapat diaktifkan. Stabilisasi tidak tersedia dalam rasio aspek 4:3. Saat stabilisasi dinonaktifkan, rekaman yang diambil mendukung stabilisasi offline dengan Gyroflow.

Tinggalkan Komentar