ASUS ROG Zephyrus G16 (2024) GA605
Berita Tekno

Agar Dimudahkan, PANDI Ajak Berbagai Pihak Lancarkan Pendaftaran Aksara Daerah ke IDN

PANDI-Ajak-Berbagai-Pihak-Lancarkan-Pendaftaran-Aksara-Daerah-ke-IDN

Gadgetren – Sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya Nusantara, Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI) berencana akan mendaftarkan aksara daerah ke Internationalized Domain Name (IDN).

Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Yudho Giri Sucahyo selaku Ketua Dewan Pengurus PANDI dalam acara webinar secara daring dengan tema ‘Manuskrip dan Digitalisasi Aksara Nusantara’ bersama Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) dan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa).

“Kenapa tertarik ke sini tahun lalu, kami selaku pengurus melakukan penjajakan IDN sebagai nama domain internet yang mengandung paling sedikit satu label dalam tiap tampilannya dalam aplikasi perangkat lunak. Biasanya dalam bahasa latin tapi kami ingin menggunakan aksara daerah. Misalnya .id dalam aksara latin tapi bisa menggunakan aksara Jawa,” ujarnya.

Yudho menjelaskan bahwa Negara tetangga seperti India dan Malaysia sudah lebih dulu mendaftarkan aksaranya dimana India secara resmi terdapat 22 aksara, sedangkan Malaysia telah resmi dengan aksara Arabic Jawi.

Untuk mewujudkan hal itu, PANDI pun telah meminta izin dan mendapat dukungan dari berbagai pihak khususnya pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Menkominfo Johnny G Plate, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X, asosiasi penyedia jasa internet dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN), pegiat aksara daerah Lontaraq di Universitas Hasanudin, DREAMSEA, Manassa, dan Universitas Udayana untuk aksara Bali.

Rencana ini pun kabarnya sudah mendapat respon positif dari ICANN. Namun demikian, Yudho menerangkan bahwa masih membutuhkan waktu yang cukup panjang karena berkaitan proses digitalisasi aksara daerah.

Diskusi-PANDI-DREAMSEA-MANASSA-Yayasan-Lontaraq.

Terdapat tujuh aksara yang sudah masuk ke dalam versi unicode termasuk aksara Jawa yang mengantongi ISO10646 dan sisanya sebanyak 23 masih membutuhkan penanganan khusus oleh para pegiat aksara.

“Ada aksara yang masih excluded scripts dan perlu tahapan lagi menjadi recommended. Kami dari PANDI bisa bantu sebagai lokomotif dengan menggandeng setiap pegiat untuk merajut ada aksara yang tidak dikenali, maka perlu berjalan bersama-sama supaya tidak terasa berat. Dengan bantuan teman-teman pegiat aksara daerah sama-sama diperjuangkan untuk mengurus IDN agar lebih mudah,” paparnya.

Tak seperti India ataupun Jepang yang terbilang mulus mendaftarkan ICANN karena telah menjadikan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari, Indonesia menurut Yudho memiliki tantangan tersendiri lantaran dalam perkembangannya lebih banyak memakai bahasa ibu yakni Indonesia.

Bagi Yudho dalam dunia digital menurutnya sangat sederhana jika aksara tidak ada bentuk digitalnya maka dianggap tidak ada. Sebaliknya bila ingin dianggap ada maka pihak yang peduli harus menghadirkannya secara digital.

DREAMSEA-Proses-Digitalisasi-Aksara-Pegon-di-Cirebon

Adapun aksara daerah yang ada di Indonesia meliputi aksara Jawa, Sunda, Bali, Rejang, Batak, Pegon, Kawi, dan Lontaraq. Aksara daerah biasa digunakan dalam tradisi tulis yang sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu.

Aksara daerah tersebut pun ditulis melalui media naskah atau prasasti. Media tulis prasasti biasanya terbuat dari batu, kayu, tanduk hewan, maupun lempengan logam tertentu.

Alat tulis yang digunakan beragam jenisnya mulai dari alat pahat untuk media prasasti, sedangkan naskah menggunakan alat tulis berupa pisau, pena, dan tinta di atas bahan daun lontar, daun nipah, janur, bilah bambu, kulit kayu, kertas, dan kain.

Untuk mengetahui rencana PANDI mendigitalisasikan aksara daerah, kamu yang tertarik bisa mengakses situs resminya di merajutindonesia.id dan akun media sosial Instagram @merajut_indonesia.

Tinggalkan Komentar