Gadgetren – Saat komputer atau laptop Windows membutuhkan waktu lama dalam melakukan proses booting, rasa frustrasi bisa muncul dengan mudah terutama ketika pengguna sedang terburu-buru.
Kondisi tersebut soalnya dapat membuat berbagai aktivitas dengan komputer atau laptop menjadi terjeda. Pengguna perlu menghabiskan sebagian waktu mereka untuk menunggu hingga perangkat siap digunakan.
Mempercepat booting Windows pun menjadi salah satu langkah penting yang perlu dilakukan untuk menghindarinya. Apalagi dengan mengurangi waktu tunggu, produktivitas umumnya bisa semakin meningkat.
1. Mengaktifkan Fungsi Fast Startup
- Tekan tombol Start menu.
- Lakukan pencarian dengan mengetikkan Control Panel.
- Buka Control Panel dari hasil penelusuran.
- Ubah View by ke Small icons atau Large icons.
- Pilih pengaturan Power options.
- Atur setelan tombol sesuai kebutuhan.
- Klik Change settings that are currently unavailable jika diperlukan.
- Centang opsi Turn on fast startup (recommended).
- Klik Save changes untuk menyimpan pengaturan.
Untuk mempercepat booting perangkat Windows, pengguna salah satunya dapat memanfaatkan fitur bawaan yang disebut Fast Startup. Dukungan ini tersedia mulai dari Windows 8 hingga generasi terbaru.
Seperti namanya, Fast Startup dapat membuat proses booting secara lebih cepat. Dukungan ini soalnya akan melakukan pemuatan awal untuk komponen penting sistem operasi ketika perangkat dimatikan.
Fast Startup umumnya sudah aktif secara bawaan. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa pengguna masih perlu mengaktifkannya secara manual karena beberapa manufaktur sengaja menonaktifkannya.
Sayangnya meski dirancang agar perangkat lebih cepat menyala, Fast Startup kadang-kadang justru dapat menyebabkan berbagai masalah kompatibilitas hingga lainnya. Dukungan ini bahkan bisa memperlambat proses booting secara keseluruhan.
Jika menyebabkan masalah atau membuat proses booting melambat, pengguna tentu perlu menonaktifkannya. Mereka dalam hal ini bisa memakai langkah-langkah yang hampir mirip saat mengaktifkannya.
2. Menonaktifkan Program Startup
- Tekan bersamaan tombol Ctrl (Control), Shift, dan Esc (Escape) untuk membuka Task Manager.
- Setelah jendela Task Manager terbuka, masuk ke bagian Startup apps.
- Cari aplikasi yang ingin dinonaktifkan saat booting.
- Klik kanan pada aplikasi tersebut.
- Pilih menu Disable pada menu yang muncul.
Booting Windows yang terlalu lama juga bisa terjadi karena jumlah aplikasi yang perlu dimuat terlalu banyak. Beberapa di antaranya memang esensial untuk pengoperasian perangkat, tetapi sebagian yang lain mungkin tidak begitu diperlukan.
Pengguna pun dapat mempercepat proses booting dengan mengeliminasi pemuatan beberapa aplikasi yang tidak berpengaruh pada pengoperasian perangkat. Nonaktifkan aplikasi yang berdampak tinggi tetapi tidak benar-benar diperlukan.
Dalam hal ini, pengguna dapat menonaktifkan pemuatan berbagai aplikasi tersebut secara aman melalui Task Manager. Jangan lupa memeriksa kolom Startup impact untuk melihat aplikasi-aplikasi mana saja yang mempunyai pengaruh tinggi dalam proses booting.
3. Menghapus Aplikasi yang Sudah Tidak Relevan
- Buka Control Panel seperti ulasan sebelumnya.
- Pastikan View by diatur ke opsi Category.
- Pilih kategori pengaturan Programs.
- Klik menu Programs and Features.
- Cari aplikasi yang ingin dihapus.
- Klik kanan pada aplikasi tersebut.
- Pilih opsi Uninstall atau Uninstall/Change.
- Ikuti petunjuk pada jendela yang muncul.
Berkaitan dengan jumlah pemuatan yang terlalu banyak, pengguna sebaiknya juga melakukan penghapusan secara permanen apabila aplikasi memang sudah tidak digunakan. Langkah ini bisa sekaligus mengurangi penumpukan tugas latar belakang yang umumnya dapat mengganggu kinerja perangkat.
Menghapus aplikasi yang sudah tidak diperlukan di sisi lain juga bisa mengosongkan penyimpanan perangkat. Komputer atau laptop akan mempunyai ruang yang cukup untuk menyimpan maupun mengunduh berkas baru.
4. Membersihkan Penyimpanan
Penyimpanan yang mulai penuh juga dapat menjadi penyebab kenapa proses booting pada perangkat Windows melambat. Kemampuan baca-tulis baca pada komputer soalnya bisa menurun saat hal tersebut terjadi.
Saat melakukan booting, komputer Windows akan menjalankan operasi pemuatan maupun penulisan data. Prosesnya tentu bisa melambat apabila kemampuan baca-tulis media penyimpanan menurun karena terlalu penuh.
Selain menghapus aplikasi seperti ulasan sebelumnya, membersihkan penyimpanan pun diperlukan. Pengguna dapat memindahkan data yang masih penting ke media lain atau menghapus berkas yang tidak lagi diperlukan.
Membersihkan data sementara seperti berkas sampah atau cache juga dapat menjadi salah satu langkah yang bisa dikerjakan. Penyimpanan dapat terasa lebih lega apabila pengguna rutin melakukannya.
5. Beralih ke SSD
Kebanyakan laptop dan komputer di masa sekarang sudah menggunakan penyimpanan berjenis SSD (Solid State Drive). Namun apabila perangkat masih menggunakan HDD (Hard Disk Drive), melakukan penggantian secara mandiri sangat layak dipertimbangkan.
Bukan hanya akan membuat peluncuran aplikasi menjadi lebih cepat, beralih ke SSD juga dapat mempersingkat waktu booting. Langkah ini bahkan dapat menjadi solusi yang paling signifikan untuk dilakukan.
HDD memang dapat menyimpan berkas secara andal, tetapi SSD akan memberikan kemampuan baca-tulis data yang jauh lebih cepat. Proses booting Windows bahkan hanya memerlukan waktu kurang dari 30 detik saat perangkat memakainya.
6. Gunakan Fungsi Defragment jika Masih Memakai HDD
- Tekan tombol Start menu.
- Ketik Defragment and Optimize Drives untuk melakukan penelusuran.
- Klik Defragment and Optimize Drives dari hasil penelusuran.
- Setelah jendela terbuka, pilih partisi tempat menyimpan sistem misalnya C:.
- Klik tombol Analyze untuk memastikan apakah media penyimpanan memerlukan pengoptimalan atau tidak.
- Jika membutuhkan pengoptimalan, selanjutnya klik Optimize.
- Klik Change settings lalu ubah bagian Schedule optimization untuk pengoptimalan secara otomatis.
Khusus untuk komputer atau laptop yang masih menggunakan media berjenis HDD, pengguna dapat melakukan defragmentasi yang secara teknis berfungsi untuk mengoptimalkan kemampuan penyimpanan data.
Bagi kamu yang belum tahu, HDD umumnya akan menyimpan data dalam fragmen-fragmen. Sistem makanya bisa kesulitan dalam mengakses berkas apabila fragmen kemudian tersebar seiring pemakaian. Defragmentasi pun berguna untuk menyatukannya kembali.
7. Gunakan Fitur Sleep Mode
- Tekan tombol Start menu.
- Klik tombol Power (ikon IO) seperti untuk mematikan komputer seperti biasa.
- Pilih opsi Sleep.
Alih-alih mematikan komputer dengan fungsi Shutdown, menggunakan sleep mode atau mode tidur juga dapat menjadi solusi untuk mempercepat proses menyalakan perangkat berbasis Windows.
Berbeda dengan shutdown yang membuat perangkat benar-benar dalam kondisi mati, sleep mode nanti hanya mengatur setelan pemakaian daya ke sangat rendah. Komputer atau laptop secara teknis sebenarnya masih menyala.
Sleep mode akan menjaga aplikasi yang digunakan tetap terbuka dan menyimpan semua tugas yang sedang berjalan ke RAM. Jadi saat komputer atau laptop kembali dinyalakan, pengguna bisa langsung melanjutkan berbagai aktivitas yang sempat tertunda.
Mode ini sangat ideal buat pengguna yang ingin beristirahat sejenak dari aktivitas menggunakan laptop atau komputer. Dengan begitu, mereka bisa secara praktis melanjutkan apa yang sedang dikerjakan.
Menariknya selain sleep mode, beberapa perangkat Windows juga menyediakan opsi Hibernate atau hibernasi. Pengguna pun dapat memakainya untuk menyalakan komputer atau laptop secara lebih cepat.
Dukungan ini juga akan tetap membuat perangkat menyala tetapi dengan mode pemakaian daya yang sangat rendah. Konsumsinya bahkan lebih hemat jika dibandingkan dengan sleep mode.
Hibernate pun bisa menjadi pilihan yang lebih baik apabila pengguna ingin menjauh dari perangkat Windows dalam jangka waktu lebih lama. Dengan begitu, komputer atau laptop tidak akan cepat kehabisan daya.



Tinggalkan Komentar