Review Samsung Galaxy A17 5G
- Rating
Kesimpulan
Sebagai handphone di kelas harga 3 jutaan, Samsung Galaxy A17 5G menawarkan desain yang menarik meski layar depannya masih terlihat jadul. Performa cukup lancar, layar tajam dan cerah, serta dukungan software jangka panjang jadi nilai lebih.
Yang Disukai
- Desain terlihat premium
- Dukungan software jangka panjang
- Layar AMOLED tajam dan cerah
Yang Tidak Disukai
- Layar masih menggunakan poni
- Bezel bawah lebih tebal
Gadgetren – Lagi-lagi Samsung merilis handphone kelas menengah terbarunya di Indonesia dan kali ini bernama Galaxy A17 5G.
Dijual seharga Rp3.699.000, handphone ini tampil premium berkat desain belakangnya yang menyerupai model Samsung kelas atas.
Balutan warna hitam matte di seluruh bodi semakin menambah kesan mewah. Material yang digunakan merupakan kombinasi rangka polikarbonat dengan bagian belakang yang tampaknya terbuat dari fiberglass.
Di tangan, Galaxy A17 5G tidak terasa murahan. Walau framenya datar, ada sedikit lengkungan di tiap sudut untuk menambah kenyamanan saat digenggam. Ukurannya memang besar namun bobotnya hanya 192 gram sehingga tetap nyaman digunakan dalam waktu lama tanpa membuat tangan pegal.
Di sisi kanan terdapat tonjolan kecil berisi tombol volume dan power, sementara slot kartu SIM hybrid/microSD ada di sisi kiri. Bagian bawahnya memuat port USB Type-C berdampingan dengan speaker mono. Sayangnya suara yang dihasilkan hanya mono meski volumenya cukup lantang.
Kesan premium langsung sedikit berkurang ketika layar dinyalakan. Galaxy A17 5G masih memakai poni tetesan air serta bezel bawah yang lebih tebal dibanding sisi lainnya.
Meski begitu kualitas layarnya tetap menarik dengan panel AMOLED datar berukuran 6,7 inci beresolusi 1080 x 2340. Refresh rate-nya mendukung hingga 90Hz. Memang tidak semulus 120Hz tapi jelas terasa peningkatan dibanding 60Hz.
Kecerahan layar juga cukup baik untuk berbagai situasi ditambah proteksi Gorilla Glass Victus yang membuatnya lebih tahan gores.
Beralih ke performa, Galaxy A17 5G ditenagai chipset Exynos 1330 dengan RAM 8GB. Untuk aktivitas harian, kinerjanya memadai meski sesekali terasa lag ketika multitasking. Penyimpanan internal 256GB tergolong lega dan masih bisa diekspansi lewat microSD.
Dipakai bermain Honor of Kings dengan setelan grafis level 4, FPS High, dan Resolution Standar, gameplay terasa lancar meski tampilan grafis kurang tajam.
Hasil pengujian AnTuTu mencatat skor 611.431, sementara Geekbench memberi skor 980 untuk single-core dan 2.220 untuk multi-core. Dalam stress test 3DMark, performanya stabil dengan tingkat kestabilan 98,9% di mana skor tertinggi adalah 369 dan terendah 365.
Daya tahan baterai 5.000mAh memberi screen-on time sekitar 4 jam 9 menit dari penuh hingga tersisa 10%, angka yang standar untuk aktivitas harian saya. Hasil uji PCMark dengan kecerahan 50% mencatat 12 jam 1 menit di refresh rate 90Hz dan 13 jam 32 menit pada 60Hz.
Galaxy A17 5G mendukung pengisian daya 25W. Walau unit penjualannya tidak menyertakan charger, Samsung biasanya membundling dengan kepala charger 25W. Dari 10% hingga penuh, pengisian butuh 1 jam 36 menit.
Handphone ini mendukung pengisian daya 25W dan walau di dalam boks penjualannya tidak ada kepala charger, Samsung membundling penjualan handphone ink dengan kepala charger 25W. Pengisian daya handphone ini dari level 10% hingga penuh memerlukan waktu 1 jam 36 menit.
Untuk fotografi, Galaxy A17 5G hadir dengan kamera utama 50MP ber-OIS, kamera ultrawide 5MP, dan kamera makro 2MP. Kamera depan menggunakan sensor 13MP.
Hasil jepretan kamera utamanya sudah ok untuk sehari-hari di kelas harganya. Hasil foto portraitnya sebetulnya sudah bagus tapi bagi yang menggunakan kacamata seperti saya terkadang kacamata yang digunakan ikut terblur.
Kamera lainnya yakni ultrawide dan makro tentunya tidak saya taruh harapan besar melihat resolusi kameranya yang kecil. Dan benar saja, untuk hasil foto ultrawide sebetulnya masih cukup ok tapi untuk kamera makro seringkali buram fotonya.
Bagi yang gemar selfie, kamera depan Galaxy A17 5G ini bisa diandalkan di mana hasil jepretan wajah saya terlihat detail dan tajam.
Perekaman video kamera utama cukup stabil berkat OIS meski tidak ada tambahan mode stabilisasi software. Resolusi perekaman maksimal hanya di FHD 30FPS.
Dari sisi software, Galaxy A17 5G menjalankan One UI 7.0 berbasis Android 15. Samsung menjanjikan hingga 6 kali pembaruan sistem dan 6 tahun pembaruan keamanan sehingga masa pakai perangkat jadi lebih panjang.
Fitur AI yang tersedia antara lain akses cepat Gemini lewat tombol power dan Circle to Search. Namun untuk edit foto, hanya tersedia fitur standar tanpa dukungan AI khusus.
Sebagai handphone di kelas harga 3 jutaan, Samsung Galaxy A17 5G menawarkan desain yang menarik meski layar depannya masih terlihat jadul. Performa cukup lancar, layar tajam dan cerah, serta dukungan software jangka panjang jadi nilai lebih.
Daya tahan baterainya tergolong standar namun menariknya Samsung kerap menyertakan kepala charger dalam paket penjualannya.
Tinggalkan Komentar