Review ASUS Vivobook S14 (S3407QA) – Bisa Kerja Seharian Tanpa Dicharge

Gadgetren – Salah satu keunggulan yang ditonjolkan oleh laptop dengan prosesor Snapdragon tentunya adalah baterai yang awet. Dan hal ini kembali dibuktikan sama ASUS lewat laptop AI Copilot+ PC terbaru mereka, Vivobook S14 (S3407QA).

Laptop ini dibekali baterai 70Wh yang besar dan dipadukan dengan prosesor Snapdragon X1-26-100. Jadi laptop ini tidak hanya kencang buat kerja sehari-hari tapi juga tetap hemat daya. Apalagi ada NPU sampai 45 TOPS yang siap bantu mempercepat proses AI.

Semua performa itu dibungkus dalam bodi yang tipis banget, cuma 1,59 cm dengan bobot 1,35 kg saja. Ringan, tipis, tapi tetap kokoh berkat desain dual metal chassis yang bikin tampilannya kece.

Dari segi tampilan, ASUS memberikan laptop ini desain yang minimalis banget. Di cover-nya hanya ada logo Vivobook, simpel tapi elegan. Ada dua pilihan warna yakni Cool Silver dan Matte Grey yang digunakan pada review ini.

Warna abu gelap ini kelihatan klasik, finishing-nya juga bikin laptop ini nggak gampang kotor. Karena mayoritas materialnya metal, laptop ini pun terasa solid dan premium. Bahkan ketahanannya sudah diuji pakai standar militer US MIL-STD 810H.

Pindah ke keyboard, ukurannya pas, tombolnya besar, dan nyaman dipakai ngetik. Rasanya mirip laptop ASUS terbaru di kelas harga yang sama.

Tombol Power ada di sebelah tombol Print Screen dan Delete, tapi ASUS memberikan mekanisme khusus agar tidak gampang kepencet. Perlu sedikit tekanan ekstra kalau mau memencet tombol ini. Plus, tiap tombol sudah ada backlit putih standar biar nyaman dipakai di kondisi gelap.

Touchpad laptop ini juga tidak kalah oke. Ukurannya luas dan permukaannya halus tapi tetap ada grip sehingga nyaman buat navigasi. Ada juga fitur unik Smart Gesture di mana misalnya kalau jari diusap di bagian pojok, bisa langsung atur volume atau brightness layar.

Untuk port yang tersedia pada laptop ini cukup lengkap. Di sisi kiri ada 2 USB 4 Type-C dengan dukungan fast charging, HDMI 2.1, USB 3.2 Type-A Gen 1, dan audio combo jack. Sedangkan di kanan ada satu lagi USB 3.2 Type-A Gen 1. Sementara konektivitas wireless sudah mendukung Wi-Fi 6E dan Bluetooth 5.3.

Sekarang kita bahas layarnya. Vivobook S14 pakai panel IPS-level 14″ dengan resolusi 2560 x 1600, rasio 16:10, dan sudah mendukung 100% sRGB. Dengan layar ini, kerja kantoran sampai ngedit dokumen atau desain ringan rasanya memuaskan. Sebenarnya ada juga varian lain dengan layar OLED walaupun resolusinya lebih rendah.

Untuk kecerahan layarnya ada di angka 400 nits yang mana lebih tinggi dibanding layar laptop pada umumnya. Ditambah lagi ada lapisan anti-glare yang bikin pantulan cahaya jadi lebih minim. Sayangnya refresh rate-nya masih 60Hz jadi animasi pada layar terasa kurang mulus.

Satu hal yang menarik, layarnya bisa ditekuk sampai 180° di mana sejajar dengan bodi laptop. Jadi laptop ini fleksibel banget kalau mau dipakai presentasi, sharing layar, atau sekadar cari posisi kerja yang lebih nyaman.

Buat multimedia, ASUS menyematkan speaker yang suaranya terdengar oke baik itu ketika mendengarkan musik atau nonton film.

Tidak ketinggalan, laptop ini juga punya webcam Full HD 1080p plus mikrofon yang jernih hasil rekamannya. Cocok banget buat meeting online atau video call. Privasi juga dijaga karena webcam-nya ada privacy shutter manual dan tersedia sensor infrared yang mendukung Windows Hello buat login lebih cepat.

Beralih ke dapur pacunya, Vivobook S14 ini ditenagai prosesor Snapdragon X1-26-100 dari Qualcomm yang berbasis arsitektur ARM. Jadi beda jalur nih dibanding prosesor mainstream kayak Intel atau AMD. Untungnya sekarang aplikasi yang sudah kompatibel dengan ARM makin banyak jadi tidak perlu terlalu khawatir.

Dalam pemakaian sehari-hari, aplikasi kerja yang biasa saya gunakan mulai dari browser, Google Drive, aplikasi printer HP Smart, sampai aplikasi keuangan, semua bisa jalan lancar tanpa kendala.

Tapi ada catatan penting kalau kamu mau pakai laptop ini buat gaming. Belum banyak game yang jalan native di ARM jadi performanya memang tidak bisa dibandingkan sama laptop dengan prosesor Intel atau AMD.

Bahkan Microsoft sampai sekarang juga belum kasih dukungan aplikasi Xbox di laptop ARM. Artinya kalau kamu langganan PC Game Pass, ya bisa dibilang jadi percuma.

Sebagai gambaran, waktu dites main Shadow of the Tomb Raider di resolusi 1920 x 1200 dengan setting Lowest, FPS rata-rata cuma sekitar 21. Sedangkan di Genshin Impact resolusi 2560 x 1600 dengan setting Lowest, rata-rata FPS bisa stabil di 30 FPS.

Kalau dipakai untuk aktivitas sehari-hari sih, performa laptop ini terasa cepat dan responsif. Selama saya pakai hampir tidak ada lag sama sekali. Suhu laptop juga relatif adem, walaupun bagian tengah ke atas bodinya terasa agak hangat setelah beberapa jam dipakai. Untungnya area tangan bersandar masih tetap dingin jadi tetap nyaman dipakai ngetik lama.

Performa laptop ini didukung RAM LPDDR5x 16GB dan penyimpanan M.2 NVMe PCIe 4.0 SSD 512GB. Untuk RAM-nya, sayangnya udah tersolder langsung ke motherboard jadi tidak bisa diupgrade. Tapi untuk SSD masih fleksibel karena kamu bisa ganti SSD bawaannya dengan kapasitas yang lebih besar kalau suatu saat butuh.

Pada pengetesan menggunakan Cinebench 2024, skornya ada di 96 poin untuk single-core dan 628 poin untuk multi-core. Angka ini mirip-mirip sama laptop lain di kelas harga yang sama dengan prosesor Intel atau AMD.

Walaupun performanya udah cukup oke, menurut saya justru yang paling menarik dari laptop ini ada di daya tahan baterainya. Dipakai kerja sehari-hari, laptop ini bisa tembus lebih dari 10 jam dan itu pun masih nyisa sekitar 20% baterai. Intinya kamu bisa kerja seharian penuh tanpa harus colok charger.

Saking awetnya, saya sendiri sampai merasa capek nungguin baterainya habis. Padahal laptop ini dipakai dengan resolusi layar 2560 x 1600, brightness sekitar 75%, dan backlit keyboard dalam keadaan mati. Kalau resolusi layar diturunin ke mode 1080p, jelas bakal lebih hemat lagi.

Awetnya baterai ini tidak lepas dari kombinasi prosesor Snapdragon yang efisien plus kapasitas baterai 70Wh yang cukup besar. Untuk pengisian dayanya juga tergolong cepat. Dari 10% ke 84% cuma butuh waktu sekitar 1 jam.

Sedangkan untuk pengisian baterai hingga penuh butuh total waktu agak lebih lama yaitu sekitar 3 jam 4 menit. Wajar sih, karena seperti laptop pada umumnya, makin dekat ke 100% maka proses charging jadi melambat.

Nah, salah satu yang bikin laptop ini beda adalah dukungan AI. Berkat NPU 45 TOPS dari prosesornya, Vivobook S14 bisa jalanin aplikasi AI khusus dari ASUS yang namanya StoryCube.
Dengan aplikasi ini, kita bisa ngatur foto dan video yang tersimpan di laptop dengan lebih mudah karena dibantu sama kecerdasan AI.

Selain itu karena pakai Windows 11, laptop ini juga sudah mendukung Copilot lengkap dengan fitur tambahannya seperti Recall dan Click to Do.

Yang paling menarik buat saya adalah fitur Cocreator di aplikasi Paint. Jadi kita bisa bikin gambar dengan kombinasi coretan tangan plus prompt teks lalu AI-nya akan bantu nyempurnain hasil gambarnya.

Buat kerja pun lebih praktis karena ASUS sudah langsung menyertakan Microsoft Office Home 2024 plus langganan Microsoft 365 Basic gratis selama setahun. Jadi setelah beli laptop ini, kamu bisa langsung produktif tanpa perlu mikirin beli software tambahan lagi.

Secara keseluruhan, Vivobook S14 S3407QA sebagai laptop AI Copilot+ PC terbaru dari ASUS berhasil bikin saya cukup terkesan. Baterainya awet banget dan performanya juga lebih dari cukup untuk kebutuhan kerja sehari-hari.

Memang prosesor Snapdragon berbasis ARM ini belum sepopuler Intel atau AMD. Tapi kabar baiknya, hampir semua aplikasi kerja yang saya pakai sudah kompatibel dan berjalan lancar tanpa kendala berarti. Hanya saja jangan berharap banyak untuk memainkan game di laptop ini kecuali game ringan.

Dengan harga di kisaran 11 jutaan, menurut saya laptop ini menawarkan value yang menarik. Apalagi ASUS juga kasih garansi internasional 3 tahun dan tambahan ASUS VIP Perfect Warranty untuk tahun pertama.