ASUS ROG Zephyrus G16 (2024) GA605
Berita Tekno

Kejar Indonesia Emas 2045, Dicoding Ungkap Butuh 23 Juta Talenta IT

Dicoding Connect 2025

Gadgetren – Pada ajang Dicoding Connect 2025 yang berlangsung di Jakarta pada 20 Februari lalu, Dicoding sebagai perusahaan edukasi teknologi menyebutkan bahwa guna mengejar visi Indonesia Emas 2045, dibutuhkan 23 juta talenta informatika berkualitas.

Untuk mencapainya, Narenda Wicaksono yang mana adalah Chief Executive Officer Dicoding menekankan pentingnya akses pendidikan yang lebih luas dan masif, kapasitas pendidikan informatika yang memadai dan scalable, serta program pelatihan IT yang berkualitas.

Narenda juga menambahkan bahwa banyak talenta informatika menyadari perlunya pelatihan tambahan dan praktik langsung untuk menunjang kesuksesan mereka. Oleh karena itu kolaborasi antara pemerintah, industri, universitas, sekolah, dan lembaga pengembangan talenta seperti Dicoding menjadi kunci utama.

Dalam visi Indonesia Emas 2045, pemerintah menargetkan GDP sebesar $9,8 triliun—tujuh kali lipat dari tahun 2024 (BPS, 2025). Agar setara dengan negara maju, kontribusi sektor IT perlu ditingkatkan hingga 10% dari GDP pada 2045.

Melalui riset berjudul “Peta Jalan Talenta Informatika: Menuju Indonesia Emas 2045”, Dicoding menekankan perlunya perluasan landasan kebijakan dari pemerintah untuk mendorong pengembangan talenta informatika salah satunya melalui program seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Tak hanya pemerintah, sekolah dan universitas juga perlu didorong untuk mengakui aktivitas siswa dalam program pengembangan talenta informatika yang bereputasi serta menjalin kerja sama dengan industri.

Di sisi industri, investasi dalam pelatihan yang relevan dan pengakuan terhadap sertifikasi non-formal menjadi hal penting. Industri juga didorong untuk berkontribusi dalam membangun ekosistem pembelajaran yang inklusif sehingga lebih banyak masyarakat dapat mengakses program-program pendidikan.

Salah satu kisah sukses dari program pengembangan talenta informatika adalah Andi Wijaya, pemuda asal Serang yang mulai belajar membuat aplikasi Android melalui program Indonesia Android Kejar dari Google.

Program tersebut membawanya mengenal Dicoding melalui Learning Path Android. Kini ia bekerja sebagai Business Architecture Specialist di perusahaan ternama yakni Accenture.

ASUS ROG Zephyrus G16 (2024) GA605

Tentang penulis

Firman Nugraha

Editor-in-Chief Gadgetren yang sudah belasan tahun berpengalaman di dunia teknologi khususnya handphone. Awalnya ia pernah menjadi developer aplikasi Android di Nexian dan kini terjun ke dunia media.

Tinggalkan Komentar