ASUS ROG Zephyrus G16 (2024) GA605
Berita Tekno

IBM Beberkan Masa Depan Pemanfaatan AI, Bantu Rekrutmen Hingga Diagnosa Penyakit

IBM Beberkan Masa Depan Pemanfaatan AI, Bantu Rekrutmen Hingga Diagnosa Penyakit

Gadgetren – Dalam acara diskusi yang diinisiasi oleh IBM Indonesia mengungkapkan bahwa pemanfaatan atau adopsi penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai sektor industri ke depan akan semakin berkembang.

Hal ini dikatakan oleh Roy Kosasih selaku Presiden Direktur IBM Indonesia dalam acara offline bersama teman-teman media di kantor IBM Indonesia Plaza Tower Jakarta yang mengusung tajuk “Era Baru Persaingan AI: Meningkatkan Skala Untuk Memberikan Dampak Nyata”.

Pemanfaatan AI sendiri hingga sekarang ini telah diadopsi oleh IBM Indonesia. Salah satu implementasinya ialah dalam penggunaan untuk proses rekrutmen dan otomatisasi pada divisi HR maupun sistem perusahaan.

Melalui platform ALGOBASH, salah satu platform yang dikembangkan IBM mengusung konsep AI yang sedang dikembangkan pihaknya untuk membantu perusahaan mengatasi proses rekrutmen yang diotomatisasi.

Cara kerja platform tersebut, jika terdapat seorang kandidat yang tertarik pada posisi tertentu, sistem akan langsung mencocokkannya dengan kriteria yang telah ditetapkan seperti latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan performa selama masa kerja sebelumnya.

Jika kriteria kandidat sesuai, sistem akan menghubungkannya langsung melalui email atau media lain tanpa memerlukan intervensi manual. Sebaliknya jika tidak ada kandidat yang memenuhi kriteria, sistem akan secara otomatis membuat dan mendistribusikan lowongan kerja ke platform yang relevan.

AI-terpadu-untuk-manajemen

Hal ini mencerminkan bagaimana AI dapat meningkatkan efisiensi dalam proses rekrutmen, termasuk membantu dalam pencarian tenaga kerja untuk posisi-posisi eksekutif melalui eksekutif search.

Selain itu, IBM Indonesia juga mengembangkan pemanfaatan AI dalam dunia Kesehatan melalui DOCTORTOOL. Dalam dunia medis, AI dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi diagnosis melalui analisis data rekam medis pasien, termasuk informasi terbaru mengenai obat dan perawatan terkini.

Sebagai contoh penyakit seperti kanker mungkin memiliki pengobatan yang tidak tersedia 10 tahun lalu, tetapi saat ini sudah dapat diakses berkat perkembangan teknologi.

Dengan pemanfaatan AI, data pasien termasuk histori perawatan dapat diolah secara mendalam untuk memberikan solusi yang lebih tepat. Teknologi ini juga memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk mengintegrasikan data dari berbagai rumah sakit secara efisien.

AI-yang-strategis

Dengan demikian AI berpotensi memberikan rekomendasi diagnosis dan perawatan yang lebih akurat sesuai dengan kondisi terkini. Namun begitu menurut Roy, penerapan AI memerlukan kerangka regulasi yang jelas untuk memastikan kepercayaan dan transparansi.

Hal ini menjadi semakin penting untuk mencegah bias atau informasi palsu yang dapat membahayakan pengguna. Menurut Roy, pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, telah mulai memahami pentingnya AI Governance.

Kerangka regulasi ini mencakup aturan untuk mengatur otomatisasi proses dan menjaga agar AI tetap beroperasi dalam batas-batas etika. Regulasi yang baik akan mendukung pengembangan AI yang inovatif sekaligus melindungi masyarakat dari risiko yang tidak diinginkan.

Sebagai bagian dari ethical AI bahwa peraturan-peraturan yang diterapkan harus mampu mengakomodasi kebutuhan teknologi masa depan sekaligus memastikan tanggung jawab dalam penggunaannya.

 Faktor-utama-adopsi-AI.

Dengan cara ini, AI dapat menjadi alat yang memberdayakan masyarakat tanpa menyebabkan kerugian. Dalam diskusi ini, IBM Indonesia juga merilis laporan terbaru terkait update pemanfaatan AI di Asia-Pasifik yang menunjukkan pengembalian investasi (Return on Investment) sebagai fokus utama AI di tahun 2025.

Disebutkan bahwa pada tahun 2025, perusahaan di Asia-Pasifik akan bergerak melewati tahap eksperimen kecerdasan buatan menuju evaluasi mendalam terhadap pengembalian investasi (Return of Investment/ROI) pada proyek AI.

Ke depannya pemanfaatan AI juga disebut akan membuka jalan agentic AI, sebuah sistem yang mampu secara mandiri menjalankan tugas, mengambil keputusan, dan beradaptasi dengan lingkungan eksternal serta menciptakan keseimbangan baru antara manusia dan teknologi dalam berbagai organisasi.

Dari laporan tersebut juga dikatakan bahwa lebih dari setengah (54%) perusahaan kini mengharapkan AI memberikan manfaat jangka panjang bagi bisnis mereka, seperti dalam hal inovasi atau peningkatan pendapatan.

Agentic-AI

Perusahaan-perusahaan akan fokus pada pengembangan solusi AI yang hemat biaya, dengan fleksibilitas untuk menggunakan model open-source yang dibuat khusus serta integrasi yang lancar antara berbagai penyedia.

Dengan begitu pemanfaatan AI akan hadir pada kasus berisiko rendah dan non-inti, ke penerapan AI Generatif dalam fungsi inti bisnis untuk meraih keunggulan yang cepat dan meningkatkan ROI perusahaan.

Berdasarkan laporan Outlook yang disusun oleh Ecosystm untuk IBM, hampir 60% organisasi yang disurvei di wilayah Asia-Pasifik mengantisipasi bahwa manfaat dari investasi AI mereka akan terealisasi dalam dua hingga lima tahun.

Selain itu pada tahun 2025, fokus utama investasi AI bagi organisasi di Asia-Pasifik akan berpusat pada peningkatan pengalaman pelanggan (21%), otomasi proses bisnis di back-office (18%), serta otomasi penjualan dan pengelolaan siklus hidup pelanggan (16%).

Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi-organisasi harus menghadapi tantangan utama dari kompleksitas data (39%), tingginya biaya implementasi dan solusi (36%), serta terbatasnya jumlah use case yang teridentifikasi (35%).

Tentang penulis

Ageng Wuri

Reporter Gadgetren yang aktif menulis seputar berita terbaru di dunia smartphone, tablet, IoT, laptop, hingga peralatan elektronik rumahan.

Tinggalkan Komentar