Review ZTE Blade A55
- Rating
Kesimpulan
Untuk handphone Rp 1 jutaan. ZTE Blade A55 mempunyai desain menarik, daya tahan baterai yang lama, dan dapat menjalankan aplikasi secara multitasking dengan lancar selama tidak menjalankan pemrosesan yang sangat berat.
Yang Disukai
- Desain menarik
- Daya tahan baterai lama
- Refresh rate 90Hz
- Sensor fingerprint
- Penyimpanan internal lega
- Ada FM Radio
Yang Tidak Disukai
- Hanya 10W Charging
- Foto selfie malam perlu peningkatan
- Masih menggunakan poni waterdrop
Gadgetren – Mencoba bersaing di pasar handphone segmen entry-level yang semakin sengit di Indonesia, ZTE telah meluncurkan ZTE Blade A55.
Dibanderol dengan harga Rp1.149.000, ZTE Blade A55 ini mempunyai desain yang tidak murahan. Bahkan ZTE pun menghadirkan tiga varian warna pada handphone ini yang terdiri dari Water Blue, Starry Black, dan Sunset Orange.
Perangkat ini juga sudah dilengkapi dengan baterai berkapasitas besar yang mencapai 5.000mAh. Dari bagian depannya, ZTE Blade A55 ini sudah menggunakan layar penuh yang mempunyai dukungan refresh rate mencapai 90Hz
Desain
Kebetulan saya menggunakan ZTE Blade A55 varian Water Blue yang didominasi oleh warna biru muda. Desainnya terlihat lebih cantik dengan hadirnya pola yang menyerupai gemerlap bintang yang semakin jelas ketika terkena pantulan cahaya.
Lebih menariknya, bagian permukaan belakang dari ZTE Blade A55 ini menggunakan bahan polikarbonat yang dibuat menyerupai kaca atau biasa disebut dengan Glasstic (Glass Plastic).
Masih pada bagian belakang handphone ini terdapat empat lingkaran bulat dengan matriks 2×2 di dalam kotak. Sementara untuk bagian frame menggunakan desain datar dengan bahan polikarbonat.
Pada bagian samping kanan terdapat tombol Volume, Power, dan sensor fingerprint. Sementara pada bagian kirinya terdapat SIM Tray yang terdiri dari dua slot kartu SIM dan satu slot kartu microSD.
Beralih ke bagian bawahnya terdapat port jack audio 3,5mm, mikrofon, port USB Type-C, dan lubang speaker. ZTE Blade A55 ini sudah dilengkapi dengan fitur FM Radio yang apabila disematkan earphone, maka dapat mencari channel FM Radio yang mengudara di Indonesia.
Layar
ZTE Blade A55 sudah menggunakan layar penuh dengan poni berbentuk waterdrop yang dapat menampilkan konten dengan luas. Lebih lengkapnya, handphone memiliki layar 6,75 inci dengan resolusi HD+ (1600 x 720 piksel) dan teknologi IPS.
Bisa dibilang penggunaan poni terasa kurang modern dibandingkan dengan punch hole. Bahkan handphone kompetitor di kisaran harga yang sama sudah mulai menggunakan punch hole.
Terdapat fitur Live Island Interactive yang mampu menghadirkan animasi kotak lengkung interaktif di sekitar poni yang dapat menampilkan informasi status baterai, countdown timer, perekaman suara, terkoneksi dengan earphone, panggilan telepon, flashlight, dan lagu yang diputar.
Dengan harga Rp1 jutaan, saya merasa bahwa layar handphone ini dapat menampilkan konten dengan baik. Sentuhan jari terhadap layar pun terasa cukup responsif. Hadirnya refresh rate 90Hz, mampu membuat gerakan transisi antar menu dapat berjalan halus.
Meskipun begitu, namun ada kalanya pada waktu tertentu gerakan perpindahan antar menu terasa agak patah. Sementara jika ingin lebih menghemat konsumsi daya baterai, ada baiknya mengatur refresh rate ke 60Hz atau Auto.
Kamera
Dari sektor fotografi, ZTE Blade A55 sudah menggunakan kamera utama 13 MP dan kamera depan 8 MP. Dengan harga cuma Rp1 jutaan, kamera utama ZTE Blade A55 ini dapat menghasilkan foto dengan kualitas yang baik. Meskipun tidak mempunyai fitur Night Mode, kamera handphone ini dapat menghasilkan foto malam hari dengan cukup jelas pada beberapa kondisi pencahayaan yang cukup.
Memang pada kondisi malam hari, pemrosesan pengambilan foto dari kamera utama perangkat ini akan sedikit lebih lama dibandingkan pada kondisi siang hari. Walaupun tidak mempunyai kamera ultrawide, namun terdapat fitur Panorama yang dapat digunakan untuk mengambil foto dengan area luas.
Kamera depan produk ini dapat menghasilkan foto selfie yang baik pada kondisi pencahayaan yang cukup. Namun pada saat kondisi malam hari, muncul beberapa noise pada hasil foto selfie. Menurut saya, sebaiknya pihak ZTE melakukan peningkatan kualitas foto selfie malam hari pada update software selanjutnya.
Pada aplikasi kamera bawaan ZTE Blade A55 terdapat fitur Portrait untuk kamera depan dan belakangnya sehingga dapat menghasilkan foto dengan subjek yang fokus, namun latar belakangnya berefek bokeh.
Kamera utama dari handphone ini dapat merekam video maksimal Full HD (1080p) 30fps. Sementara kamera depannya dapat merekam video maksimal dengan resolusi HD (720p) 30fps.
Performa
ZTE Blade A55 ini diotaki chipset Unisoc SC9863A (28nm) Octa-Core 1,6 GHz yang dikombinasikan dengan RAM 4 GB dan penyimpanan internal 128 GB. Terdapat fitur Dynamic RAM yang dapat menghadirkan RAM Virtual dengan pilihan dari 1 GB hingga 8 GB.
Meskipun menggunakan prosesor yang lawas, namun handphone ini masih bisa menjalankan aplikasi secara multitasking sekitar 4 hingga 5 aplikasi untuk aktivitas sehari-hari dengan lancar. Namun ada kalanya handphone ini sedikit lag ketika menjalankan pemrosesan yang berat.
Selain itu, saya juga turut menjalankan beberapa aplikasi populer di handphone ini seperti Mobile Legends, Honor of Kings, dan PUBG Mobile. Dengan grafis Ultra dan frame rate High, awalnya Mobile Legends mampu berjalan secara lancar. Namun pada saat dimainkan lebih dari 30 menit, terkadang muncul lag pada animasi Hero yang dimainkan.
Untuk itulah, saya biasanya menggunakan grafis Medium dan frame rate High ketika ingin memainkan game Mobile Legends dengan lancar. Dengan pengaturan grafis Standard dan frame rate High, game Honor of Kings masih dapat dijalankan dengan lancar walaupun terkadang ada momen frame rate turun.
Secara bawaan, sistem pada ZTE Blade A55 akan mengatur PUBG Mobile ke setelan grafis Balanced dan frame rate Medium. Dengan pengaturan ini, game masih dapat dijalankan dengan lancar walaupun pada saat bertemu banyak musuh terkadang terjadi lag. Untuk membuat game berjalan lebih lancar, saya pun mengaturnya ke grafis Smooth dan frame rate Medium.
Saya sendiri tidak dapat melakukan benchmark karena terjadi kendala pada pemrosesan handphone ketika pengujian sedang berlangsung sehingga tidak dapat mengeluarkan skor. Namun menurut saya, handphone ini masih dapat menjalankan beberapa aplikasi secara lancar selama tidak terlalu tinggi pemrosesan yang dilakukan.
Baterai
ZTE Blade A55 ini hadir dengan baterai berkapasitas besar mencapai 5.000mAh. Untuk mengetahui daya tahan baterai nyatanya, saya pun langsung melakukan pengujian dengan aplikasi PCMark for Android.
Dalam benchmark ini pun ditambahkan parameter Work 3.0 Battery Life Mode, layar dengan tingkat kecerahan di 50%, dan kondisi baterai yang dimulai dari 100%. Hasilnya, ZTE Blade A55 ini mendapatkan skor PCMark for Android mencapai 8 jam 35 menit pada layar dengan refresh rate 90Hz.
Sementara pada layar dengan refresh rate 60Hz, handphone ini berhasil mendapatkan skor PCMark for Android yang mencapai 10 jam 22 menit. Pada penggunaan sehari-hari, ZTE Blade A55 memiliki Screen on time 5 jam 59 menit dari kondisi 100% ke 10% untuk refresh rate 90Hz.
Sedangkan pada refresh rate 60Hz, produk ini mempunyai Screen on time 7 jam 10 menit dari kondisi 100% ke 10%. Terlihat bahwa memang refresh rate yang lebih tinggi akan lebih banyak mengonsumsi daya baterai.
Dalam boks penjualan ZTE Blade A55 sudah terdapat adaptor charger 10W bawaan. Berdasarkan pengecasan yang dilakukan secara nyata, daya baterai perangkat ini dapat terisi dari 10% ke 100% hanya 2 jam 31 menit.
Kesimpulan
Untuk menjalankan beberapa aplikasi antara 4 hingga 5 aplikasi, bisa dibilang ZTE Blade A55 ini masih berjalan lancar. Sementara daya tahan baterai yang dihadirkan oleh handphone ini pun bisa dibilang lama. Namun produk ini hanya mempunyai fitur 10W Charging saja.
Terdapat sensor fingerprint untuk membuka Lock Screen dengan cepat. Meskipun chipset pada handphone ini dapat menjalankan beberapa aplikasi dengan lancar, namun tidak dapat dipaksakan melakukan pemrosesan berat, seperti memainkan game yang diatur dengan grafis dan frame rate sangat tinggi.
Desain yang ditawarkan oleh ZTE Blade A55 ini terasa menarik untuk ukuran handphone entry-level. Sementara konten dapat ditampilkan dengan baik berkat perangkat ini yang menggunakan layar penuh dengan refresh rate 90Hz.
Menurut saya, ZTE Blade A55 ini cocok bagi pengguna yang ingin berpindah dari feature phone ke handphone 4G-LTE dengan beragam fitur, namun memiliki harga murah hanya Rp1.149.000.
Tinggalkan Komentar