Review Samsung Galaxy A55 5G
- Rating
Kesimpulan
Samsung Galaxy A55 5G ini merupakan perangkat 5G yang dapat digunakan untuk menunjang aktivitas sehari-hari berkat performanya yang bertenaga, kamera dengan kualitas bagus, daya tahan baterai lama, dan layar yang dapat menampilkan konten dengan jernih.
Yang Disukai
- Performa bertenaga
- Daya tahan lama
- Kamera bagus
- Layar AMOLED 120Hz yang nyaman
- Sertifikasi IP68
- Terdapat eSIM
Yang Tidak Disukai
- Absennya jack audio
- Tidak diberikan charger
Gadgetren – Bersaing pada segmen handphone 5G kelas menengah, Samsung Electronics Indonesia belum lama ini meluncurkan Galaxy A55 5G di Tanah Air.
Dengan harga mulai dari Rp5.999.000, Samsung Galaxy A55 5G ini sudah dibekali dengan chipset Exynos 1480 yang diklaim mengalami peningkatan performa dibandingkan handphone generasi sebelumnya.
Perangkat ini hadir dengan dukungan multi kamera yang terdiri dari tiga kamera belakan dan satu kamera depan untuk membantu pengguna mengabadikan momen. Tak ketinggalan, dukungan baterai berkapasitas besar dan fitur pengisian daya cepat pun sudah disematkan pada Galaxy A55 5G.
Desain
Bagian belakang dari Galaxy A55 5G sudah menggunakan bahasa desain Samsung masa kini yang terlihat sederhana didominasi satu warna dengan tiga lingkaran besar yang disusun secara vertikal. Tiga lingkaran besar ini sendiri digunakan untuk menyimpan kamera belakang dan tepat di sebelahnya terdapat satu lingkaran kecil untuk LED Flash.
Kebetulan, saya sendiri menggunakan Galaxy A55 5G varian Awesome Lilac yang menghadirkan warna kalem ketika dilihat secara kasat mata. Sementara jika terkena pantulan cahaya, bagian belakang handphone ini dapat menampilkan beragam warna spektrum.
Meskipun menggunakan lapisan kaca anti gores, namun justru Galaxy A55 5G ini tidak licin sehingga nyaman digenggam dengan satu tangan. Bahkan debu dan noda sidik jari pun tidak mudah menempel pada bagian belakangnya.
Untuk frame pinggir pada Galaxy A55 5G sudah menggunakan bahan logam yang membuatnya terasa kokoh ketika dipegang. Sementara dalam dus kemasannya tidak diberikan softcase tambahan sehingga jika kamu ingin memberikan perlindungan ekstra pada handphone ini sebaiknya membeli softcase dari pihak ketiga.
Pada bagian pinggir handphone ini terdapat tombol Volume dan Power yang disusun secara vertikal. Sementara pada sisi bawahnya terdapat port USB Type-C dan lubang speaker. Dengan hadirnya satu lagi speaker di bagian atas membuat handphone ini mampu menghasilkan suara stereo.
Pada bagian atasnya pun terdapat SIM Tray dengan slot Hybrid, dimana saya dapat menyematkan dua kartu SIM tanpa kartu microSD atau satu kartu SIM dikombinasikan dengan kartu microSD. Menariknya, Samsung Galaxy A55 5G ini menjadi handphone seri Galaxy A pertama yang mendukung eSIM dari operator di Indonesia.
Hadirnya sertifikasi IP67 membuktikan Samsung Galaxy A55 5G dapat bertahan dari debu dan air dengan kedalaman 1 meter dengan waktu maksimal 30 menit. Terdapat juga fitur NFC (Near Field Communication) yang memungkinkan saya dapat mengecek atau mengisi saldo kartu emoney dengan cepat.
Layar
Mengikuti tren saat ini, Samsung Galaxy A55 5G telah dilengkapi layar penuh dengan punch hole dan dengan area yang luas mampu menampilkan konten dengan area yang luas sehingga terasa leluasa ketika dilihat oleh mata saya.
Lebih lengkapnya, handphone ini mempunyai layar 6,6 inci dengan teknologi Super AMOLED, resolusi Full HD+ (2340 x 1080 piksel), HDR10+, dan tingkat kecerahan puncak 1.000nits yang mampu menghadirkan konten dengan terang serta jernih walaupun saya berada di bawah terik matahari sekalipun.
Dengan refresh rate hingga 120Hz, membuat layar handphone ini dapat menampilkan gerakan transisi maupun animasi game dengan halus. Namun jika ingin konsumsi energi pada handphone menjadi lebih hemat, maka dapat memilih opsi agar refresh rate dikunci ke 60Hz.
Perlu dicatat bahwa refresh rate 120Hz ini akan aktif ketika opsi Adaptive dipilih yang memungkinkan kecepatan refresh rate akan berganti secara otomatis tergantung dari konten yang sedang ditampilkan di layar.
Saya sendiri merasa bahwa sentuhan jari terhadap layar terasa responsif sehingga membuat nyaman ketika memilih menu atau menekan berbagai tombol virtual di Galaxy A55 5G. Dengan memiliki sertifikasi Widevine L1, membuat layar handphone ini dapat menampilkan video berkualitas Full HD (1080p) dari aplikasi streaming, seperti Netflix, YouTube, Amazon Prime Video, VIU, dan lainnya.
Handphone ini juga hadir dengan fitur biometrik seperti sensor fingerprint di bawah layar yang menurut saya mampu merespon sidik jari dengan baik sehingga membuat pembukaan kunci layar menjadi lebih cepat tanpa perlu memasukkan PIN atau Pattern terlebih dulu.
Software
Samsung Galaxy A55 5G sudah dilengkapi dengan OneUI 6.1 berbasiskan Android 14 yang memiliki tampilan antarmuka sederhana dengan ikon dan teks yang proporsional sehingga membuat saya nyaman ketika melakukan navigasi, memilih menu, maupun menjalankan aplikasi.
Terdapat fitur Secure Folder yang memungkinkan saya dapat menyembunyikan foto, video, maupun file lainnya. Sementara itu, Secure Folder juga dapat dimanfaatkan untuk mengamankan aktivitas yang dilakukan pada aplikasi sehingga privasi menjadi lebih terjaga.
Fitur Split Screen memudahkan saya untuk menjalankan dua aplikasi sekaligus dalam satu layar Galaxy A55 5G. Bahkan aplikasi Instagram yang biasanya tidak menggunakan fitur tersebut di handphone berbasis Android lainnya, dapat menggunakan fitur Split Screen juga di perangkat Samsung ini.
Saya sendiri merasa nyaman ketika mengaktifkan fitur Dark Mode pada handphone ini karena tampilan latar belakang sistem dan beberapa aplikasi menjadi hitam sehingga nyaman menikmati konten yang ditampilkan pada layar ketika dalam kondisi malam hari atau redup.
Terdapat juga gesture dengan telapak tangan (palm) pada layar untuk mengambil screenshot secara cepat. Selain itu, Samsung telah menghadirkan menu Screen Recording untuk perekaman layar.
Kamera
Samsung Galaxy A55 5G hadir dengan tiga kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 50 MP ditambah OIS (Optical Image Stabilization), ultrawide 12 MP, dan makro 5 MP. Sementara kamera depannya memiliki resolusi 32 MP.
Dengan resolusi yang besar, membuat kamera utamanya dapat menghasilkan foto berkualitas bagus dengan warna yang lebih meningkat sehingga menarik ketika dipandang oleh mata.
Kamera ultrawide pada handphone ini mampu menjangkau area yang luas ditambah memiliki kualitas yang bagus. Sementara kamera makronya dapat digunakan untuk membidik objek dari jarak yang dekat.
Pada saat saya memotret pada kondisi malam hari, Auto Mode pada kamera bawaan handphone ini secara otomatis akan mengaktifkan fitur Night Mode sehingga menghasilkan foto yang terang dan minim noise.
Beralih ke kamera depannya, handphone ini dapat menghasilkan foto selfie dengan tekstur wajah subjek yang terlihat detail. Sementara pada kondisi malam hari pun, hasil foto selfie masih terlihat baik.
Kamera belakang dan depannya telah didukung fitur Portrait sehingga memungkinkan hasil fotonya dapat memperlihatkan subjek yang fokus, namun latar belakangnya memiliki efek bokeh yang dramatis.
Kamera utama pada handphone ini dapat merekam video dengan resolusi 4K 30fps atau Full HD (1080p) 60fps. Hasil video dari kedua resolusi ini pun terasa jelas dan berkualitas baik, bahkan perekaman video pada saat bergerak pun terasa cukup stabil.
Sementara terdapat juga Super Steady yang mampu membuat perekaman video dalam kondisi bergerak terasa sangat stabil. Namun fitur ini hanya bisa aktif pada video beresolusi Full HD (1080p) 60fps dan membutuhkan cahaya yang lebih banyak dibandingkan dengan perekaman video normal.
Kamera depan dari handphone ini dapat merekam video dengan resolusi 4K 30 fps atau Full HD (1080p) 60fps. Saya sendiri merasa bahwa hasil video Full HD 60fps lebih minim guncangan dibandingkan dengan 4K 30fps ketika melakukan perekaman dengan kondisi bergerak.
Sayangnya kamera depan pada handphone ini tidak dilengkapi dengan fitur Super Steady. Dengan begitu, kamu hanya bisa mengandalkan perekaman video normal menggunakan kamera depan.
Performa
Dapur pacu perangkat ini dipercayakan pada chipset Exynos 1480 (4nm) Octa-Core 2,75 GHz yang diklaim Samsung memiliki performa bertenaga. Kebetulan, saya sendiri menggunakan Galaxy A55 5G dengan varian RAM 8 GB dan penyimpanan internal 256 GB.
Untuk lebih mendukung kinerja multitasking, handphone ini juga mempunyai fitur RAM Plus yang dapat meminjam kapasitas kosong dari penyimpanan internal menjadi RAM Virtual dengan pilihan 2 GB, 4 GB, 6 GB, dan 8 GB.
Di atas kertas, seharusnya kombinasi hardware dan fitur tersebut mampu membuat Galaxy A55 5G menjalankan aplikasi dan game dengan lancar. Untuk itulah, saya langsung menjalankan beragam aplikasi seperti media sosial, chat, telepon, SMS, music streaming, editor dokumen, dan email.
Hasilnya, Galaxy A55 5G masih terasa lancar ketika menjalankan aplikasi – aplikasi tersebut secara multitasking. Sementara saya juga turut melakukan benchmark pada handphone dengan menggunakan aplikasi AnTuTu Benchmark V10.2.3 dan Geekbench 6.2.2.
Samsung Galaxy A55 5G berhasil mendapatkan skor AnTuTu Benchmark V10.2.3 mencapai 652.028 poin. Sedangkan pada Geekbench 6.2.2, perangkat ini memiliki skor 883 poin untuk Single-Core dan 2.946 poin untuk Multi-Core.
Untuk pengujian tingkat lanjut, saya juga turut menjalankan beberapa game populer di Galaxy A55 5G yang terdiri dari Genshin Impact, Call of Duty Mobile, Mobile Legends, dan Arena of Valor.
Dengan setelah grafis Highest dan frame rate 60fps, game Genshin Impact dapat dijalankan dengan lancar pada Galaxy A55 5G. Namun penggunaan sumber daya yang tinggi ini, membuat handphone menjadi cepat hangat.
Untuk itulah, saya lebih sering menggunakan grafis Medium atau Lowest dan frame rate 30fps agar dapat menjalankan game Genshin Impact yang lancar. Namun tidak membuat perangkat cepat hangat.
Untuk game Call of Duty Mobile, Galaxy A55 bisa menggunakan pengaturan grafis ke Very High dan frame rate ke Max. Tampilan grafisnya terlihat baik dengan animasi karakter dan efek visual yang halus.
Sementara untuk game Mobile Legends dapat dimainkan dengan setelan grafis dan frame rate Ultra yang tentunya dapat memanjakan mata saya karena grafis dan animasi yang ditampilkan terlihat menarik.
Sentuhan jari saya terhadap tombol virtual arah, skill, dan menu pun dapat direspon dengan baik sehingga bermain Mobile Legends terasa nyaman. Bahkan pada saat terjadi pertarungan dengan 10 hero dalam satu area pun, game ini masih bisa berjalan lancar.
Namun perlu diperhatikan bahwa akses internet pun berpengaruh karena saya menggunakan jaringan WiFi yang cepat dan stabil. Sedangkan game Arena of Valor juga dapat dimainkan dengan lancar menggunakan grafis dan frame rate tinggi.
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan aplikasi sehari-hari, aplikasi benchmark, dan game, terlihat bahwa Samsung Galaxy A55 5G ini mempunyai performa yang bertenaga untuk bersaing dengan handphone 5G kelas menengah lainnya di Indonesia.
Baterai
Dengan Baterai berkapasitas 5.000mAh, Galaxy A55 5G diklaim dapat bertahan lama untuk pemakaian sehari-hari. Untuk mengetahui daya tahan nyatanya, saya pun langsung melakukan pengujian dengan PCMark for Android.
Pengujian ini juga menggunakan beberapa parameter penting, seperti Work 3.0 Battery Life, tingkat kecerahan layar mencapai 50%, dan kondisi baterai yang dimulai dari tingkat 100%.
Samsung Galaxy A55 5G mendapatkan skor PCMark for Android yang mencapai 15 jam 11 menit ketika layar menggunakan refresh rate 120Hz. Sedangkan pada layar memakai refresh rate 60Hz, skor PCMark for Android yang didapatkan mencapai 17 jam 15 menit.
Sementara pada saat penggunaan sehari-hari, handphone ini mendapatkan Screen on Time mencapai 6 jam 23 menit dari kondisi 100% ke 10% ketika layar menggunakan refresh rate 120Hz. Untuk refresh rate 60Hz, Galaxy A55 5G mempunyai Screen on Time 7 jam 11 menit dari kondisi 100% ke 10%.
Meskipun mempunyai fitur 25W Fast Charging, namun saya tidak dapat melakukan pengujian kecepatan pengecasannya karena handphone ini tidak dilengkapi dengan adaptor charger pada dus penjualannya.
Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman beberapa minggu, saya merasa bahwa Samsung Galaxy A55 5G ini dapat menjadi handphone penunjang aktivitas sehari-hari karena mempunyai performa yang bertenaga, kamera yang berkualitas bagus, dan daya tahan baterai lama.
Layar penuh Super AMOLED 120Hz pada handphone ini mampu menampilkan konten yang nyaman di mata saya. Sementara fitur NFC terasa membantu saya untuk mengisi atau mengecek saldo kartu emoney.
Namun perlu dicatat bahwa Samsung Galaxy A55 5G ini tidak mempunyai port jack audio 3,5mm. Dalam dus penjualannya pun tidak tersedia adaptor charger sehingga harus membelinya secara terpisah. Selain itu, SIM Tray yang dimilikinya pun bersifat Hybrid.
Apabila dilihat dari kelebihan dan kekurangan yang dipaparkan pada artikel review ini, terlihat bahwa Samsung Galaxy A55 5G ini masih bisa menjadi salah satu handphone 5G pilihan di kelas menengah.
Hadir dengan tiga varian, Galaxy A55 5G ini terdiri dari RAM 8 GB + penyimpanan 128 GB seharga Rp5.999.000, RAM 8 GB + penyimpanan 256 GB senilai Rp6.499.000, dan RAM 12 GB + penyimpanan 256 GB seharga Rp6.899.000.
Tinggalkan Komentar