Gadgetren – Sistem kamera yang digunakan di ponsel kini semakin mutakhir. Selain menawarkan susunan lensa yang lebih lengkap, sebagian perangkat bahkan mengusung sensor beresolusi sangat tinggi.
Dengan hadirnya sensor kamera beresolusi sangat tinggi, tentu ada beberapa keuntungan yang bisa kita peroleh. Termasuk di antaranya hasil foto akan mempunyai detail yang baik sehingga tidak mudah pecah ketika dilakukan zoom atau dicetak ke dalam ukuran besar.
Hanya saja, apakah kamu tahu bahwa peningkatan resolusi kamera tersebut sebenarnya harus mengorbankan ukuran sensor? Kalau tidak soalnya tonjolan lensa di bodi ponsel bisa menjadi sangat besar.
Ukuran sensor yang lebih kecil tentu akan membuat sensitivitas cahaya milik kamera menurun sehingga kurang baik untuk menangani pengambilan gambar di kondisi redup. Beruntung kebanyakan manufaktur memanfaatkan teknologi yang disebut dengan pixel-binning.
Adanya teknologi Pixel-binning memungkinkan manufaktur mengembangkan sensor kamera beresolusi tinggi yang tetap bisa menangani pengambilan gambar di kondisi kurang caranya. Bahkan tak jarang justru bisa mendorong kemampuannya sehingga menghasilkan foto yang lebih baik.
Apa Itu Pixel-Binning?
Pixel-binning adalah sebuah proses menggabungkan data dari beberapa pixel berdekatan dalam sebuah sensor kamera sehingga nanti bisa berlaku selayaknya pixel tunggal berukuran lebih besar yang mana umumnya disebut sebagai superpixel.
Setelah berubah menjadi superpixel, kemampuan menangkap cahaya pun akan meningkat. Kita bisa membayangkannya seperti beberapa tempat ember kecil yang kemudian digantikan menjadi tong besar di mana tentu bisa dipakai mengumpulkan lebih banyak air hujan.
Peningkatan kemampuan menangkap cahaya pada sebuah sensor akan membuat pengambilan gambar menjadi semakin baik. Kamera pun bisa menghasilkan noise yang lebih sedikit saat dilakukan pada malam hari atau kondisi lebih gelap.
Awalnya, pixel-binning identik dengan menggabungkan empat pixel berdekatan menjadi satu atau biasa disebut 4-in-1 (quad binning). Namun seiring berjalannya waktu, teknologinya semakin berkembang dengan teknik penggabungan yang semakin meningkat.
Sekarang ini, kita bahkan bisa menjumpai 9-in-1 pixel-binning (nona binning) yang akan menggabung sembilan pixel menjadi satu. Salah satunya digunakan pada Sensor Samsung ISOCELL Bright HM1 108MP yang dipakai Samsung Galaxy S20 Ultra.
Kita juga bisa menemukan 16-in-1 pixel-binning (tetra binning). Teknologi menggabungkan enam belas pixel berdekatan ini salah satu di antaranya bisa kita jumpai pada Samsung ISOCELL HP2 200MP yang sudah tersedia di Samsung Galaxy S23 Ultra.
Yang cukup menarik, ada juga sensor yang tak hanya menggunakan satu teknik pixel-binning saja melainkan beberapa. ISOCELL HP2 contohnya juga mengadopsi quad binning untuk mengakomodasi lebih banyak kondisi cahaya.
Proses pixel-binning baik itu quad, nona, maupun tetra binning sayangnya akan membuat jumlah pixel seolah-olah menjadi semakin sedikit. Oleh karena itu, resolusi gambar yang diambil oleh kamera ponsel pun akan menurun sebagai konsekuensinya.
Sebagai contoh, kamera 48MP yang menggunakan quad binning hanya akan menghasilkan resolusi 12MP. Kamera 200MP seperti di Galaxy S23 Ultra akan berubah menjadi 12,5MP dengan teknik tetra binning saat kondisi cahaya benar-benar redup.
Namun perlu diingat bahwa setelan kamera di setiap ponsel pun bisa berbeda-beda. Mode sensor beresolusi tinggi atau pixel-binning kadang-kadang perlu diatur secara manual sebelum digunakan. Hasilnya juga akan bergantung pada kemampuan ISP chipset, peranti lunak, maupun sistem kecerdasan buatan perangkat.
Tinggalkan Komentar