Gadgetren – Tokopedia bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menghadirkan Modul Literasi Keuangan khusus untuk para pelaku UMKM.
Adapun latar belakang adanya modul literasi keuangan ini adalah masih kurangnya literasi keuangan di Indonesia khususnya yang dimiliki oleh pelaku UMKM maupun masyarakat umum yang baru memulai bisnis rintisannya.
Astri Wahyuni selaku Direktur Kebijakan Publik dan hubungan Pemerintah Tokopedia menjelaskan bahwa tingkat literasi keuangan sekarang lebih rendah daripada inklusi keuangan itu sendiri. Data dari Tokopedia menyebutkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat sebesar 38,03 persen sedangkan inklusi keuangan sekitar 76,19 persen.
Selain rendahnya pengetahuan literasi keuangan, 97 persen pelaku UMKM ditemukan sangat terbantu dengan adanya pelatihan digitalisasi dan sebanyak 60,1 persen pelaku UMKM peserta digitalisasi menginginkan materi terkait pengelolaan keuangan.
Hal itulah yang mendorong dirilisnya modul literasi keuangan yang dikhususkan untuk 12 juta penjual di Tokopedia yang hampir 100 persen pebisnis lokal dan pengguna Tokopedia secara umum maupun siapapun yang tertarik mengenai pengetahuan literasi keuangan.
Modul ini bisa diakses langsung melalui aplikasi Tokopedia di handphone berbasis Android maupun iOS. Selain itu juga bisa dilihat melalui web browser di perangkat laptop maupun komputer dekstop pengguna.
Pada halaman utama atau beranda Tokopedia paling bawah, pengguna hanya perlu mengklik Pusat Edukasi Seller. Di kolom pencarian paling atas kemudian ketik Modul Literasi Keuangan dan halaman akan beralih ke deretan empat modul yang bisa dipilih.
Di sana pengguna akan mendapatkan empat modul literasi keuangan yang bisa dibaca. Modul pertama mengangkat tema Perencanaan, Pengelolaan Keuangan, dan Akutansi Sederhana bagi UMKM. Modul kedua berjudul Cara Memperoleh dan Mengelola Modal Usaha.
Modul ketiga ialah Metode Pembayaran, Transaksi Digital, dan Pentingnya Pajak bagi UMKM. Terakhir modul keempat berjudul Memulai Investasi Aman dan Menguntungkan. Keempat modul tersebut bisa diunduh secara gratis oleh setiap pengguna dengan format PDF.
Dalam kesempatan yang sama, Elsya MS Chani selaku Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen mengatakan bahwa pihaknya sangat optimis modul literasi keuangan ini akan sangat bermanfaat untuk UMKM.
Namun ia mengingatkan bahwa modul ini bukan satu-satunya alat untuk membantu pelaku UMKM atau masyarakat meningkatkan pengetahuan literasi keuangan sehingga diperlukan adanya dukungan lainnya seperti pelatihan, workshop, dan sosialisasi yang terus menerus mengenai literasi keuangan dari berbagai pihak terkait.
“Modul ini menjadi penting karena akan berperan menciptakan pelaku UMKM melek keuangan, karakteristik dan produk keuangan. Supaya lebih bersemangat melihat kira-kira apa sih yang dibutuhkan untuk berkembang,” ujarnya.
Elsya juga menambahkan bahwa meskipun literasi keuangan masih kurang potensi digitalisasi di Indonesia relatif sangat tinggi karena sebanyak 73,7 persen masyarakat terhubung dengan internet dengan penggunaan harian mengakses internet 5 jam per hari lewat handphone.
Selain modul ini, masyarakat juga bisa mengikuti program on boarding UMKM yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM menuju era digital. Untuk mengikuti program ini, UMKM harus memiliki beberapa syarat khusus dan proses tahapan pengajuan, namun beragam jenis UMKM bisa mengikuti program ini.
Salah satu syarat utama adalah memiliki media sosial dan telah mempunyai omset 60 juta per tahun serta yang paling penting pelaku UMKM belum maksimal untuk mendigitalisasikan bisnisnya. Setelah melalui tahapan kurasi, peserta akan mengikuti edukasi online, pendampingan, dan monitoring.
Tujuan akhir dari program on boarding UMKM ini, pelaku UMKM akan bisa masuk ke e-commerce, pembayaran dengan QRIS, media sosial bisnis, perluasan akses pasar, dan peningkatan penjualan.
Tinggalkan Komentar