[Ilustrasi Oleh Pixabay]
Gadgetren – Kemampuan sebuah perangkat dalam mentransmisikan suara ke headphone, earphone, atau headset secara nirkabel akan sangat dipengaruhi oleh jenis codec yang digunakan oleh keduanya.
Bagi kamu yang belum pernah mendengarnya, codec sendiri merujuk pada peranti lunak dalam suatu perangkat yang berfungsi mengubah format sinyal atau data melalui proses enkode dan dekode supaya bisa lebih memungkinkan untuk dialirkan maupun disimpan.
Untuk komunikasi antara perangkat sumber dengan headphone, earphone, atau headset Bluetooth, Codec secara khusus akan menentukan bagaimana sinyal audio akan ditransmisikan sehingga kemudian bisa didengarkan.
Dalam hal ini, codec akan bertugas melakukan sebuah enkode untuk mengubah sinyal suara ke format khusus sebelum dikirim sekaligus mengembalikannya ke semula (dekode) setelah berhasil diterima oleh perangkat audio.
Biasanya, proses-proses tersebut akan diikuti dengan kompresi dan dekompresi data dari sinyal audio untuk mengurangi tingkat kebutuhan bandwidth maupun ruang penyimpanan di mana masing-masing codec akan mempunyai kemampuan berbeda.
Oleh karena itu memerlukan komponen pengirim dan penerima dengan dukungan yang sama supaya bisa bekerja. Untungnya, setiap perangkat masa kini umumnya membawa lebih dari satu codec dengan opsi pengaturan sambungan otomatis.
Adapun secara umum beberapa jenis codec audio Bluetooth audio yang sering dipakai dalam perangkat-perangkat elektronik di masa sekarang termasuk di antaranya meliputi SBC, aptX, AAC, serta LDAC.
Mengenal Jenis Codec Audio Bluetooth
Low-Complexity Sub-Band Codec (SBC)
Codec audio Bluetooth yang satu ini merupakan jenis yang paling standar dalam pengiriman data suara digital. Hampir semua perangkat mendukungnya karena menjadi standar minimal untuk A2DP (Advanced Audio Distribution Profile).
A2DP sendiri merupakan profil koneksi Bluetooth yang akan menentukan bagaimana data audio digital dapat ditransmisikan dari perangkat satu ke yang lain di mana juga biasa disebut dengan istilah Bluetooth Audio Streaming.
Hadir sebagai jenis codec yang paling standar, SBC menawarkan tingkat kerumitan transmisi data yang sederhana untuk mendapatkan suara dengan kualitas lumayan dalam bit rate sedang (mulai dari 192 kbps hingga 320 kbps).
Dengan transfer rate yang bisa dikelola, codec ini memungkinkan koneksi yang lebih stabil meskipun harus mengorbankan resolusi dan kualitas suara guna mengakomodasi keterbatasan bandwidth Bluetooth dan kemampuan setiap perangkat.
Qualcomm aptX
Dalam mendukung berbagai macam SoC yang dimilikinya, Qualcomm juga mengembangkan codec audio Bluetooth yang diberi nama aptX. Di dalamnya terdapat beberapa tip meliputi aptX, aptX Low Latency (LL), aptX HD, dan aptX Adaptive (pengganti aptX LL).
Kita bisa menemukan codec audio Bluetooth ini pada berbagai macam perangkat dengan sistem operasi Android, terutama yang menggunakan SoC dari keluarga Qualcomm Snapdragon.
Secara khusus, codec audio Bluetooth dalam keluarga aptX mampu menghadirkan tingkat latensi (jeda waktu yang dibutuhkan dalam transmisi data hingga suara terdengar) lebih rendah yang mana bahkan sampai kurang dari 40ms untuk aptX LL.
Serangkai codec audio Bluetooth ini umumnya juga mampu menangani bit rate yang cukup tinggi. Adapun supaya lebih mudah dalam memahami hal tersebut, berikut tabel perbandingannya.
Codec | Data Audio | Bit Rate |
aptX | 48kHz/16-bit | 352 – 358kbps |
aptX HD | 48kHz/24-bit | 576kbps |
aptX LL | 44,1kHz/16-bit | 384kbps |
aptX Adaptive | 48kHz/24-bit | 279 – 470kbps |
Advanced Audio Coding (AAC)
AAC merupakan codec audio Bluetooth dasar dengan polesan yang sedikit lebih kompleks di mana dirancang untuk menghadirkan transmisi data audio digital berkualitas tinggi pada bit rate cukup rendah.
Pemakaian bit rate yang cukup rendah tersebut diharapkan mampu memberikan kestabilan lebih baik dalam proses transmisi data sembari menghadirkan audio berkualitas tinggi yang mana lebih unggul jika dibandingkan dengan codec SBC.
Meskipun didukung juga oleh perangkat Android, AAC sayangnya tidak dapat bekerja secara konsisten. Codec ini sangat rakus terhadap sumber daya sementara sistem buatan Google itu belum menyediakan cara universal untuk menanganinya.
Namun berbeda untuk produk-produk buatan Apple, kita yang memakai salah satu perangkatnya dapat memanfaatkan dukungan dari codec ini. Bahkan sistem iOS secara khusus mampu mengelolanya untuk menghadirkan pemutaran audio setara MP3 kualitas menengah pada bit rate 250kbps.
Sony LDAC
Sebagai salah satu perusahaan yang aktif bergelut dalam pengembangan perangkat dan teknologi audio, Sony juga ikut mengembangkan codec audio Bluetooth miliknya sendiri yang disebut dengan LDAC.
LDAC secara khusus dirancang untuk menangani transmisi data audio berkualitas tinggi (Hi-Res Audio). Codec ini di atas kertas bahkan diklaim mampu mentransfer hingga 990kbps yang notabene membuatnya paling mendekati bit rate CD.
Hanya saja dengan bit rate yang mencapai 990kbps, ada kemungkinan kita akan mendapatkan latensi yang cukup terasa maupun koneksi yang kurang stabil saat memakai codec audio Bluetooth ini.
Untungnya, terdapat tiga mode transmisi yang ditawarkan oleh LDAC. Selain high bit rate pada 990kbps, codec audio Bluetooth ini juga menawarkan mode normal pada 660kbps dan mode connection priority 330kbps untuk menghadirkan koneksi yang lebih stabil.
Selain beberapa code audio Bluetooth di atas, sebenarnya masih ada yang lain seperti LHDC (Low-latency High-Definition audio Codec) maupun Samsung Scalable Codec (SSC). Hanya saja pemakaiannya masih sangat terbatas.
Tinggalkan Komentar