ASUS ROG Zephyrus G16 (2024) GA605
Smartphone Tekno

Kenapa Sih Sensor Sidik Jari Dalam Layar Baru di Handphone Berpanel OLED?

Indisplay Fingerprint Handphone

Gadgetren – Banyak perusahaan teknologi telah menerapkan sensor In-display Fingerprint atau pemindai sidik jari di dalam layar sebuah handphone.

Secara kasat mata, sensornya tidak terlihat karena berada di dalam layar karena kamu hanya akan melihat indikator lokasi untuk pemindaian sidik jari dengan gambar atau animasi di bagian layar.

Selain terlihat canggih dan futuristik, keberadaan In-display Fingerprint di dalam layar dapat membuat desain handphone terlihat lebih estetik karena sensornya tidak terlihat secara langsung di bagian belakang, pinggir, maupun depan.

Bahkan rata-rata perusahaan teknologi masa kini sudah mampu menghadirkan In-display Fingerprint di dalam layar yang dapat mendeteksi sidik jari dengan responsif sehingga kunci layar handphone dapat terbuka dengan cepat.

Biasanya sistem In-display Fingerprint menggunakan sensor optik atau ultrasonik agar dapat mendeteksi sidik jari yang sedang ditempelkan di layar. Namun penggunaan sensor optik lebih murah dibandingkan ultrasonik sehingga biasanya hanya didukung oleh chipset flagship tertentu.

Pada saat kamu menempelkan jari pada area sidik jari di layar, maka sensor optik akan menangkap cahaya dari pola sidik jari yang dipantulkan melalui ruang antara piksel di layar. Selanjutnya, sidik jari akan diproses dan dicocokkan dengan data yang sudah disimpan di handphone.

Apabila sidik jari cocok dengan data yang tersedia, maka sistem di handphone akan memproses lebih lanjut untuk beberapa perintah seperti membuka kunci layar, membuka folder yang dikunci, dan lainnya.

Untuk bisa menghadirkan In-display Fingerprint secara baik, biasanya produsen handphone menggunakan layar berteknologi Super AMOLED, AMOLED, OLED, P OLED, Curved OLED, dan lain yang serupa.

Mengenal Layar AMOLED Atau OLED

Samsung Galaxy Note20 Layar Depan

OLED (Organic Light-Emitting Diode) merupakan jenis layar karbon organik yang mampu menghasilkan cahaya di setiap piksel atau sub piksel warna merah, hijau, atau biru ketika dialiri listrik. Cahaya di setiap piksel akan aktif saat voltase listrik berada di molekul besar yang kompleks atau dioda pemancar cahaya organik.

Alhasil OLED mampu menghasilkan warna yang cerah dan tajam karena warnanya sudah diatur dengan tepat sehingga memanjakan mata pengguna handphone atau perangkat elektronik lain. Sebagai pengembangan dari OLED, layar dengan jenis AMOLED (Active Matrix Organic Light-Emitting Diode) pun diciptakan.

AMOLED sendiri benar-benar terbentuk dari diode organik yang mampu menghasilkan cahaya lebih baik dibandingkan OLED agar konten tampil lebih jernih. Dengan rasio kontras yang lebih tinggi, AMOLED atau OLED lebih hemat konsumsi dayanya dibandingkan LCD karena tidak perlu melakukan pembaruan pada seluruh pixel ketika ada perubahan warna.

Ditambah lagi AMOLED atau OLED memiliki warna hitam yang benar-benar gelap karena memiliki RGB LED independen sehingga dapat mematikan piksel agar tidak ada cahaya ketika layar sedang menampilkan warna hitam.

Inilah mengapa banyak handphone dengan layar AMOLED atau OLED menghadirkan fitur Always on Display yang merupakan fitur yang menampilkan informasi, waktu, dan notifikasi ketika layar sedang istirahat lewat gambar minim dan banyak berwarna hitam karena akan benar-benar menghemat baterai.

Hal ini juga berarti menggunakan wallpaper yang banyak warna hitam pada layar berbasis OLED akan lebih hemat energi. Berbanding dengan hal tersebut, mengaktifkan wallpaper dengan warna putih atau cerah akan membuatnya menjadi lebih boros daya.

Sayangnya akibat sifatnya yang organik memungkinkan sebuah masalah efek burn-in yang menyebabkan suatu tampilan berbekas di layar. Namun efek burn in sudah jarang ditemukan pada handphone dengan layar AMOLED atau OLED masa kini karena produsen memiliki solusi untuk mengatasinya.

Namun tentu memiliki keunggulan di atas LCD membuat layar berbasis OLED memiliki harga lebih mahal sehingga lebih sering disematkan pada handphone kelas menengah atau atas karena untuk menyesuaikan harganya.

Kenapa Layar OLED Dibutuhkan Untuk In-display Fingerprint

Review vivo V21 - 5

Penggunaan teknologi layar OLED untuk In-display Fingerprint salah satunya disebabkan kemampuan setiap piksel dalam menghasilkan kecerahan yang cukup agar sensor optik dapat melihat pola sidik jari yang dipindai.

Sementara LCD menggunakan iluminator lampu belakang yang berada di antara panel layar dan sensor optik menyebabkan kemampuan deteksi sensor optik menjadi lebih terbatas saat menangkap sidik jari yang ditempelkan di layar.

Inilah salah satu faktor yang membuat sensor fingerprint jarang diterapkan pada handphone dengan layar LCD. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan nantinya ada handphone berlayar LCD yang bisa menggunakan sensor fingerprint di dalam layar.

Bahkan beberapa waktu lalu, 3M telah mengembangkan teknologi bernama 3M Near Infrared Transmission System (3M NITS) yang mampu mengizinkan sensor fingerprint disematkan di dalam layar LCD.

3M pun dikabarkan bekerja sama dengan Xiaomi untuk mewujudkan handphone Redmi dengan sensor fingerprint di dalam layar LCD. Namun hingga saat ini, kabar tersebut pun bak tenggelam dan tidak pernah terdengar lagi karena nyatanya Xiaomi kini lebih memilih menempatkan sensor fingerprint di bagian samping handphone.

Pastinya untuk saat ini layar berteknologi OLED masih menjadi salah satu solusi terbaik untuk menghadirkan In-display Fingerprint. Apalagi kini sudah banyak handphone kelas menengah dengan harga terjangkau yang menggunakan layar berteknologi ini.

Tentang penulis

Adhitya W. P.

Penulis pertama di Gadgetren yang biasa dikenal dengan Agan Adhit. Pengalaman belasan tahun menulis membuatnya hafal berbagai keunggulan dan kelemahan produk teknologi terutama handphone.

Tinggalkan Komentar