Gadgetren – Konten TikTok yang bertemakan pendidikan dengan hashtag Sama-Sama Belajar tanpa diduga menempati peringkat kedua saat pandemi COVID-19 menyusul posisi pertama yang diisi oleh konten humor.
Sejalan dengan hal tersebut, berbagai akun guru-guru secara global maupun di Indonesia pun turut meramaikan konten Sama-Sama Belajar di TikTok. Mereka mulai berani mengunggah konten yang sedikit berbeda dibanding konten hiburan di TikTok lainnya.
Di Indonesia sendiri sebut saja ada akun bernama @mayatoomuch, seorang dosen UPJ Bintaro yang mengemas sebuah video pendek di TikTok menjadi informatif dan edukatif lantaran berisi materi seputar cara mengatasi rasa gugup saat public speaking.
Ada pula akun @diligenceenglish yang mengajarkan tata bahasa Inggris dengan cara lebih sederhana. Sementara untuk belajar matematika dengan mudah dan cepat, akun @titiknuri pun mempunyai tips dan trik yang patut untuk disimak lebih jauh.
Untuk merespon baik dari antusiasme guru-guru di tengah pandemi dalam memberikan konten pelajaran yang berbeda, TikTok bersama dengan IGI dan JSDI berinisiatif untuk mengadakan webinar di 10 kota yang tersebar di Indonesia termasuk Aceh, Makassar, hingga Maluku.
Angga Anugrah Putra selaku Head of User and Content Operations TikTok Indonesia menuturkan bahwa webinar tersebut akan memberikan pengenalan tentang TikTok, kreasi konten, keamanan digital, dan pemanfaatan platform untuk mendukung kegiatan belajar mengajar para guru.
Diselenggarakan mulai bulan Desember 2020, webinar ini diharapkan dapat menjangkau lebih dari 1.000 guru di Indonesia.
“Kami tidak mencoba menggantikan kegiatan belajar mengajar formal tapi dengan adanya para guru mulai membuat konten di TikTok, kami sadar bahwa ini menjadi suplemen buat para guru dan murid yang mengaksesnya selain belajar lewat online secara formal,” ujarnya kepada tim Gadgetren.
Menanggapi hal tersebut, Muhammad Ramli Rahim selaku Ketua Umum, Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI) mengungkapkan bahwa semua guru baik yang tergabung dalam IGI maupun yang tidak, dapat mengikuti webinar ini.
“Kota yang dipilih kami serahkan kepada TikTok, sementara guru siapa pun boleh bergabung dan mereka tentunya ingin memaksimalkan potensi belajar mengajar. Ini akan kita upayakan supaya bisa memperkenalkan dengan baik bahwa TikTok bisa menjadi cara lain menyampaikan metodologi pembelajaran lebih kreatif,” tutupnya.
Ia menambahkan bahwa meskipun saat ini perubahan sangat cepat dimana semua guru dituntut harus bisa menguasai teknologi, pihaknya juga akan terus memberikan pemahaman kepada guru agar dapat perlahan-lahan mengikuti perkembangan zaman terutama melalui platform TikTok yang kini semakin digemari oleh generasi Z dan Y di Indonesia.
Tinggalkan Komentar