Gadgetren – Rencana pemerintah menuju 5G di Indonesia sudah menjadi pembahasan sejak bulan Oktober 2019. Salah satu langkah awal pemerintah adalah mewujudkan fiberasi sebagai kesiapan operator seluler di Indonesia menuju jaringan 5G.
Operator seluler yang baru saja meluncurkan jaringan lebih cepat dan luas dengan 4,5G Pro, Tri Indonesia, telah memberikan tanda bahwa mereka siap menuju 5G untuk pengguna dan calon penggunanya di Indonesia.
Ada beberapa persiapan yang saat ini sedang dilakukan Tri Indonesia untuk berpartisipasi dalam meningkatkan jaringan mereka agar dapa menjangkau lebih banyak daerah pedalaman di Indonesia dan memajukan telekomunikasi menjadi lebih bermanfaat untuk anak muda dengan jaringan 5G di masa depan.
Peningkatan jaringan baru tersebut mereka klaim 8 kali lebih cepat berkat kehadiran 4,5G Pro. Danny Buldansyah selaku Wakil Direkrur Utama PT. Hutchison Tri Indonesia mengatakan akan mendukung pemerintah dalam mencanangkan fiberisasi kepada operator seluler terutamaTri Indonesia sebagai bentuk kesiapan operator seluler menuju 5G.
Bila kamu belum tahum Fiberasi merupakan upaya peningkatan jaringan dengan cara menghubungkan BTS melalui jalur fiber dan mengubah peranti sinyal gelombang mikro menjadi fiber.
Mekanisme ini dinilai bisa meningkatkan kapasitas jaringan hingga beberapa kali lipat. Tri sendiri telah melakukan pemindahan sumber daya listrik cadangan menggunakan teknologi pemindahan jalur yang disebut ASON pada jaringan fiber.
Salah satu yang menjadi strategi persiapan jaringan 5G bagi operator seluler adalah sistem infrastructure implementation sharing. Danny mengatakan bahwa industri telekomunikasi harus dibuat secara efisien.
“Untuk Tri Indonesia, infrastruktur sharing telah dilakukan dengan operator lain atau mitra bisnis yang telah membangun fiber secara bersama-sama. Infrastruktur sharing sudah dilakukan,” ujarnya kepada tim Gadgetren saat usai peluncuran peningkatan jaringan Tri Indonesia 4,5G Pro di Plaza Senayan Jakarta (12/02/2020).
Namun, Danny menerangkan bahwa Tri Indonesia belum menjanjikan apapun mengenai kepastian ke depannya soal kontribusi Tri menuju 5G karena ada beberapa aturan pemerintah yang membatasi infrasruktur sharing tersebut.
Salah satunya adalah soal kendala perizinan daerah terkait fiberasi BTS. Hal ini berhubungan dengan regulasi pemerintah daerah dan pusat yang masih memiliki kebijakannya masing-masing dalam pengaturan fiberasi BTS.
“Terutama infrastruktur sharing yang aktif, semua yang diperbolehkan pemerintah saat ini sudah kami lakukan, seperti broadmap, presentasi, dan teknologi yang mendukung 5G,” katanya.
Tri Indonesia berharap bahwa rencana menuju jaringan 5G di Indonesia, Tri Indonesia sudah mengambil langkah seefisien mungkin dengan meningkatkan jaringan menjadi 4,5G Pro Massive Mimo 32T32R.
“Kita inginkan yang baru yang lebih baik dengan dukungan pemerintah dengan melakukan infrastruktur sharing. Ada beberapa yang harus dilakukan untuk ini, apakah operator yang menawarkan, operator dengan pemerintah, operator dengan operator,” tambahnya.
Hingga kini Tri Indonesia dikatakan oleh Desmon Cheung selaku Chief Technical Tri Indonesia sudah membangun lebih dari 70.000 BTS yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu, persiapan menuju 5G sedang dilakukan dengan melakukan beberapa transformasi dan pembangunan BTS lebih banyak lagi. “Kita punya teknologinya yang akan memperkuat jaringan Tri Indonesia lebih cepat dan luas lagi untuk 5G,” katanya.
Tinggalkan Komentar