ASUS ROG Zephyrus G16 (2024) GA605
Mading

[OPINI] Tak Melulu Soal Brutalitas, Konten Netflix Menyajikan Imajinasi dan Humanitas

Netflix Macbook Header

Gadgetren – Bila IndoXXI diblokir oleh Kemkominfo pada 1 Januari 2020 karena alasan hak cipta, lalu mengapa Netflix diblokir oleh Telkom Indonesia sehingga pengguna IndiHome tidak bisa mengaksesnya hingga kini?

Pemblokiran Netflix ini pun menimbulkan pro dan kontra antara beberapa pihak seperti masyarakat umum, Telkom Indonesia, Kemkominfo, hingga Kemendikbud yang baru-baru ini menggandeng Netflix untuk meningkatkan kualitas perfilman di Indonesia dengan mengambil ilmu creative writing dan produksi film.

Sejak masuk Indonesia tahun 2016 lalu, Netflix memang sudah menimbulkan polemik yang panjang dari sisi kontennya yang diklaim oleh Telkom melanggar norma sosial sampai dengan tak bayar pajak.

Kemudian, isu pemblokiran Netflix kembali muncul setelah penutupan situs film streaming bajakan sejuta umat, IndoXXI pada 1 Januari 2020. Walau bagaimanapun juga tetap ada lho penggemar Netflix lainnya yang mengakses IndoXXI sebagai alternatif dari pemblokiran tersebut.

Sebagai penggemar Netflix, saya ingin memberikan sudut pandang lain bahwa konten Netflix tak selalu menyajikan konten yang brutal, pornografi, dan kekerasan tapi juga menyajikan imajinasi, ilmu pengetahuan, teknologi, masalah kriminal, dan sosial yang terjadi di barat atau bahkan di sekitar kita.

Bisa dibilang konten original Netflix tidak bisa saya ditemukan di bioskop, apalagi televisi Indonesia. Mengingat konten film yang masuk bioskop harus melewati lembaga sensor terlebih dulu sebelum akan ditayangkan serentak, maka tidak menutup kemungkinan konten yang memiliki cerita sensitif tidak sepenuhnya bisa ditayangkan apalagi ditonton oleh anak-anak.

Netflix Punya Banyak Konten Dengan Tema Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Hingga Humaniora

Namun ada juga lho konten-konten Netflix yang menyajikan informasi mengenai ilmu pengetahuan hingga teknologi untuk kamu nikmati pada pilihan genre fiksi ilmiah dan fantasi, serial dokumenter serta Sains dan Alam. Melalui menu pilihan genre tersebut, kamu bisa menjadi lebih selektif dalam menonton serial Netflix yang tak sekadar konten asusila semata.

Genre fiksi ilmiah dan fantasi yang paling populer misalnya serial berjudul Stranger Things yang akan masuk ke season 4 tahun ini. Jika kamu belum tahu, serial bergenre cosmic horror ini tak hanya sebuah cerita horor belaka, tapi juga dibungkus dengan kisah remaja 1980-an melawan monster antar dimensi yang penuh warna serta sentuhan humor.

Adapula konten Netflix yang membahas perkembangan teknologi dari sisi yang mengerikan, yakni serial Black Mirror yang akan masuk ke season 6 tahun ini. Serial ini bertemakan distopia yang menggambarkan kondisi dan situasi masyarakat di masa depan dalam keadaan kacau dimana skenario terburuk antara manusia dengan teknologi bisa terjadi.

Dalam serial dokumenter pun pilihannya sangat beragam antara lain dokumenter olahraga, dokumenter kriminal, dokumenter berlatar belakang sejarah, dokumenter biografi, dokumenter sosial budaya, dokumenter musik dan masih banyak lagi.

Serial Dokumenter Netflix on Smartphone

Tak hanya itu saja, serial Netflix juga ada yang bertemakan masalah sosial tentang penindasan atau bullying beserta dampaknya bagi masyarakat. Suguhan cerita seperti ini bisa kamu tonton dalam serial 13 Reason Why yang ide ceritanya sendiri berasal dari sebuah novel berjudul sama karya Jay Asher (2007) sebelum rilis di Netflix tanggal 31 Maret 2017.

Bisa dibilang 13 Reason Why yang sudah memasuki season 6 ini tak hanya menyajikan kehidupan anak SMA yang dekat dengan penindasan tetapi juga menegur sisi humanitas kita atau rasa empati terhadap sesama manusia atas dampak bullying, salah satunya adalah bunuh diri.

Memahami Parental Control Dalam Platform Netflix

Disamping punya konten-konten yang bisa membuka pikiran, Netflix juga telah memberikan fitur parental control agar pengguna dapat menyaring konten yang bisa ditampilkan.

Netflix Parental Control for Kids

Parental control dapat dimanfaatkan oleh orang tua untuk membatasi film apa saja yang boleh ditonton anak-anak. Fitur ini perlu kamu ketahui bisa dengan mudah diakses ketika membuka aplikasi Netflix saat memilih akun mana yang akan dipilih untuk menonton. Contohnya pada langganan Netflix yang saya akses melalui smartphone terdapat tiga akun terpisah antara lain suami, anak dan saya sendiri.

Parental control akan aktif ketika memilih akun khusus anak. Saat masuk ke dalam akun anak, maka akan langsung disajikan pilihan genre anak dari yang populer hingga yang dengan tema-tema spesifik akan muncul. Antara lain kartun-kartun populer seperti Boss Back in Business, SpongeBob Squrepants, We Bare Bears, Peppa Pig, Paw Patrol, Gumbal, Larva Island, Frozen, dan masih banyak lagi.

Kamu pun bisa menampilkan pilihan tontonan anak dengan berbagai tema lebih spesifik, misalnya kartun anak dengan tema hewan yang bisa bicara seperti adventure time, pororo, ratatouille dan lainnya. Bisa juga tema kartun fiksi ilmiah seperti power ranger ninja steel, ben ten, captain underpants dan lain-lain.

Semua jenis tontonan untuk anak bisa kamu dapatkan di sana, namun perlu diperhatikan bahwa anak tetap harus dalam pengawasan orang tua untuk mengakses Netflix meski sudah masuk dalam parental control agar penggunaan teknologi dapat lebih bermanfaat dengan baik dan benar.

Menyinggung perbedaan pendapat dari berbagai pihak seputar pro dan kontra Netflix di Indonesia adalah hal yang wajar karena setiap orang memiliki sudut pandang masing-masing.

Bila Kemkominfo masih menimbang-nimbang untuk memblokir Netflix dengan memperketat keamanan pengguna dan menyarankan perbanyak produk lokal, di sisi lain Telkom juga memiliki Iflix dan HOOQ yang jelas menunjukkan bahwa ada persaingan bisnis antara kedua anak Telkom dan Netflix.

Lalu, bagaimana dengan pendapat kamu? Apakah blokir Netflix memang masih diperlukan atau perlu ada perubahan lain?

Tinggalkan Komentar