Gadgetren – Setelah mengikuti tren membawa kamera 60 MP dengan Honor V30 dan V30 Pro untuk bersaing dengan produk-produk lain di MWC 2020, kabarnya Honor sedang menggarap perangkat ponsel lainnya yang tak kalah canggih.
Ponsel yang belum memiliki nama ini muncul secara online melalui database MIIT (Ministry of Industry and Information Technology) atau Kementrian Perindustrian dan Teknologi Informasi di Tiongkok dengan nomor model MOA-Al00. Dalam database tersebut menariknya menguak beberapa informasi penting seputar spesifikasi dan desain ponsel Honor terbaru.
Ponsel misterius ini akan menawarkan layar 6,3 inci yang memiliki poni di bagian depan seperti tetesan air. Nantinya ponsel ini juga memiliki dimensi dengan ukuran 159.07mm × 74.06mm × 9.04mm. Selain itu, smartphone ini akan didorong oleh kekuatan baterai sebesar 4.900mAh.
Tidak ada informasi secara terperinci dalam database tersebut tentang teknologi pengisian cepat untuk baterainya. Namun, desain kamera belakangnya menurut sumber berita Gizchina (17/01/2020) akan menyajikan kamera matriks dan memiliki dua kamera yang disertai dengan lampu kilat LED. Terlihat juga gambar brand logo Honor di bagian belakang.
Kekurangan ponsel ini diduga tidak memiliki sensor sidik jari di belakang maupun samping. Hal ini mungkin dikarenakan Honor menggunakan sensor sidik jari optik yang terpasang di bawah layar.
Disamping itu, informasi terbaru seputar peluncuran model ini pun telah terkonfirmasi langsung oleh pejabat Honor. Dikabarkan oleh Gizmochina (03/02/2020), Wakil Menteri Pemasaran Kehormatan Guan Haitao telah mengungkapkan dalam sebuah postingan Weibo bahwa konferensi pers produk tersebut akan diselenggarakan secara online.
Haitao tidak secara khusus mengungkapkan produk baru mana yang akan diluncurkan pada konferensi online tersebut. Sementara terkait informasi mengenai kapan konferensi pers akan diadakan, Honor belum dapat memastikan mengenai jadwalnya.
Kabar ini pun menuai gosip baru yang mengatakan bahwa konferensi pers akan diselenggarakan secara online akibat dari dampak menyebarnya virus corona yang kini mulai memengaruhi cara kerja bisnis perusahaan teknologi di Asia.
Tinggalkan Komentar